Belajar sambil mendengarkan musik, bekerja ditemani playlist lo-fi, hingga berolahraga dengan iringan beat cepat—musik seolah hadir di setiap aspek kehidupan modern. Banyak orang merasa lebih produktif, semangat, bahkan rileks ketika ada musik yang mengalun. Namun, muncul pertanyaan: apakah kebiasaan menyalakan musik untuk segala aktivitas benar-benar bermanfaat, atau justru tanda bahwa kita sulit menghadapi keheningan?
Musik Sebagai Sumber Energi dan Mood Booster
Tidak dapat dipungkiri, musik memiliki kekuatan emosional yang besar. Irama cepat bisa memacu adrenalin, sementara melodi lembut mampu menenangkan pikiran. Tak heran, musik sering dijadikan teman setia untuk belajar, bekerja, hingga sekadar menemani perjalanan.
Bagi sebagian orang, musik bahkan membantu meningkatkan fokus. Suara latar mampu menutupi distraksi lain, sehingga otak lebih mudah berkonsentrasi pada pekerjaan utama.
Ketergantungan pada “Latar Suara”
Namun, terlalu terbiasa dengan musik dalam segala aktivitas juga bisa menimbulkan ketergantungan. Banyak orang yang merasa gelisah atau tidak nyaman ketika harus bekerja dalam diam. Keheningan dianggap asing, bahkan menakutkan.
Kondisi ini mencerminkan bagaimana generasi digital terbiasa dengan stimulasi konstan. Musik, alih-alih sekadar hiburan, berubah menjadi “perisai” agar kita tidak merasa sendiri dalam keheningan.
Risiko Hilangnya Keheningan Berkualitas
Padahal, sepi memiliki manfaat tersendiri. Keheningan memberi ruang bagi otak untuk beristirahat, merenung, dan menemukan ide baru. Jika setiap ruang selalu dipenuhi musik, kita bisa kehilangan kesempatan untuk benar-benar mendengar diri sendiri.
Selain itu, musik yang tidak tepat justru bisa mengganggu fokus. Alih-alih produktif, kita malah terdistraksi oleh lirik atau melodi yang terlalu mendominasi.
Menemukan Keseimbangan
Kebiasaan mendengarkan musik tidaklah salah. Musik bisa menjadi energi tambahan, sumber inspirasi, bahkan bentuk terapi. Namun, penting untuk sesekali membiarkan keheningan hadir. Tidak semua aktivitas butuh iringan suara—kadang yang kita butuhkan hanyalah hening untuk benar-benar terhubung dengan diri sendiri.
Kesimpulan
Musik di setiap aktivitas bisa menjadi sahabat yang menyemangati, tetapi juga berpotensi membuat kita sulit berdamai dengan keheningan.
Kuncinya adalah keseimbangan: gunakan musik untuk meningkatkan suasana hati atau fokus, namun jangan lupakan nilai dari sepi. Karena di balik diam, sering kali lahir refleksi dan kreativitas yang tak kalah berharga.
Penulis: Enjelin Amanda Dewi
Sumber gambar: canva.com
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”