Latar Belakang: Inovasi ini dikembangkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rintis, sebuah desa pedesaan yang menghadapi tantangan degradasi lahan dan ketergantungan pada pertanian tradisional. Fokusnya adalah penanaman pohon produktif seperti durian, mangga, dan sengon, yang dapat menghasilkan buah, kayu, dan produk bernilai ekonomi.
Ide Inovasi Utama:
Sistem agroforestry terintegrasi untuk tumpang sari pohon dengan tanaman pangan.
Teknologi sederhana seperti hidroponik untuk bibit dan sensor IoT untuk pemantauan.
Penggunaan drone dan aplikasi mobile untuk survei lahan.
Langkah Implementasi: Mulai dari survei tanah, pelatihan warga, eksekusi penanaman, hingga monitoring jangka panjang.
Manfaat Utama: Meningkatkan produktivitas lahan, keberlanjutan lingkungan, dan pendapatan masyarakat, sambil mengatasi perubahan iklim.
Dampak Terhadap Masyarakat dalam Bentuk Narasi Berita
Desa Rintis Berubah: Inovasi Penanaman Pohon Produktif Bawa Harapan Baru bagi Warga
Desa Rintis, sebuah kampung kecil di pedalaman yang dulu dikenal dengan lahan tandus dan hasil panen yang minim, kini menjadi sorotan berkat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa yang memperkenalkan inovasi penanaman pohon produktif. Dengan pendekatan modern yang menggabungkan teknologi sederhana dan kearifan lokal, inisiatif ini tidak hanya menghijaukan desa tetapi juga mengubah nasib ekonomi warganya.
Sejak dimulainya program enam bulan lalu, warga Desa Rintis telah menanam ratusan pohon durian, mangga, dan sengon di lahan komunal. Inovasi utamanya adalah sistem agroforestry, di mana pohon produktif ditanam bersamaan dengan tanaman sayuran, menciptakan ekosistem yang saling mendukung. “Dulu, tanah kami kurang subur karena erosi, tapi sekarang pohon-pohon ini membantu menahan air dan nutrisi,” kata Bapak Sumarno, seorang petani setempat yang ikut terlibat.
Dampaknya terhadap masyarakat terasa nyata. Pendapatan keluarga meningkat drastis; beberapa warga melaporkan penjualan buah durian yang mencapai jutaan rupiah per musim, menggantikan ketergantungan pada pertanian jagung yang tidak stabil. Anak-anak muda desa, yang sebelumnya migrasi ke kota, kini kembali dan belajar keterampilan baru seperti menggunakan aplikasi mobile untuk memantau pertumbuhan pohon. “Ini bukan hanya tentang pohon, tapi masa depan anak cucu kami,” ujar Ibu Rina, ibu rumah tangga yang mengelola kebun kecil di rumahnya.
Namun, inovasi ini juga membawa tantangan. Beberapa warga awalnya ragu dengan teknologi seperti sensor kelembaban tanah, tapi pelatihan KKN membantu mereka beradaptasi. Secara keseluruhan, Desa Rintis kini menjadi contoh sukses bagaimana inovasi sederhana dapat membangun ketahanan masyarakat pedesaan, mengurangi kemiskinan, dan melestarikan lingkungan. Pemerintah daerah pun mulai mengadopsi model ini untuk desa-desa tetangga, menjanjikan gelombang perubahan positif yang lebih luas.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































