Kalian pasti tau, bahwa bubur instan dapat dibuat hanya dengan menambahkan air panas. Tapi kalian suka bertanya- tanya, kenapa ya bubur instan dapat siap dalam waktu cepat?. Ternyata terdapat berbagai fenomena yang terlibat. Produk ini merupakan salah satu hasil dari proses teknologi pangan yang memanfaatkan fenomena gelatinisasi, dehidrasi, dan rehidrasi pati.
Saat kita memasak beras, butiran pati pada beras akan membengkak dan pecah. Pada saat itulah beras berubah menjadi nasi yang lembut. Nah, peristiwa ini disebut dengan gelatinisasi pati.
Lalu apa perbedaan antara bubur biasa dengan bubur instan?
Bubur biasa dibuat dengan cara memasak beras menggunakan air yang cukup banyak, sehingga hasil nasi yang dihasilkan cenderung sangat lembek, sedangkan bubur instan adalah produk yang sudah melewati proses gelatinisasi pati.
Proses pembuatan bubur instan adalah dengan memask beras menjadi nasi pada umumnya (proses gelatinisasi). Setalah itu, dilakukanlah pengurangan kadar air dengan menggunakan proses pengeringan atau dehidrasi pati menggunakan alat khusus, seperti drum dryer, spray dryer, atau extruder. Menurut sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Amerta Nutrition (2024), mengungkapkan bahwa pengurangan kadar air dapat membuat umur simpan produk lebih lama. Selain itu, proses pengeringan dapat menjaga kandungan nutrisi pada produk yang disebabkan oleh oksidasi dan degradasi.
Nasi yang sudah dikeringkan akan digiling, sehingga menghasilkan bentuk yang halus. Semakin halus penggilingannya, maka semakin banyak air yang diserap oleh nasi yang sudah kering tersebut, sehingga proses pembuatan bubur akan semakin cepat. Proses penyerapan air ini disebut dengan rehidrasi. Jika ingin mengubah bubur kering menjadi bubur pada umumnya, tinggal ditambahkan air panas. Air panas digunakan karena pati tidak larut dalam air dingin, sehingga proses penyerapannya kurang optimal.
Jadi, sekarang kalian sudah tau kan, bahwa bubur instan bukan hanya bubur kering biasa melainkan salah satu hasil dari proses teknologi pangan yang memanfaatkan fenomena gelatinisasi, dehidrasi, dan rehidrasi pati. Oleh karena itu, sekarang teman- teman dapat menikmati bubur secara praktis.
Referensi:
Hanifa, Z. N., dan Emilia, E. 2024. Optimalisasi Kandungan Gizi dan Aktivitas Antioksidan Bubur Instan berbasis Beras Pratanak dan Tepung Mocaf yang Difortifikasi Bayam Merah. Jurnal Amerta Nutrition. Vol. 8(3SP): 295- 304.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”








































































