Data terbaru menunjukkan bahwa sektor UMKM adalah raksasa ekonomi yang menopang hampir seluruh struktur lapangan kerja nasional. Saat ini, dengan estimasi lebih dari 65 juta unit usaha, UMKM menyumbang lebih dari 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, nilai yang setara dengan sekitar Rp9.600 triliun, dan secara luar biasa menyerap hingga 97% dari total angkatan kerja. Angka-angka ini adalah potret nyata ketahanan ekonomi Indonesia .
Namun, di balik kegagahan statistik penyerapan tenaga kerja, tersembunyi sebuah tantangan paling mendesak yakni kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih berada di kisaran 15,7%. Kesenjangan ini adalah anomali yang harus segera diatasi, karena di sinilah letak kunci keberhasilan kita di panggung global. Keberhasilan ini bukan hanya soal skala, tetapi tentang membangun ekosistem yang memungkinkan UMKM mengadopsi teknologi, mengakses keuangan, dan menembus pasar yang lebih luas. Tanpa transformasi ini, Indonesia berisiko tertinggal dalam persaingan global, sementara negara seperti Vietnam dan India telah berhasil mengangkat UMKM mereka menjadi kekuatan ekspor.
Tiga bulan terakhir pasca transisi pemerintahan menunjukkan momentum baru yang signifikan. Pada Agustus 2024, Presiden terpilih Prabowo Subianto mengumumkan komitmen kuat melalui program akses kredit murah dan digitalisasi pasar. Komitmen ini diperkuat pada September 2024, di mana Kementerian Koperasi dan UKM berencana mengalokasikan stimulus hingga Rp10 triliun untuk modal dan pelatihan kewirausahaan. Langkah ini sangat krusial, apalagi setelah data Bank Indonesia (Juli 2024) menunjukkan kontribusi ekspor UMKM baru mencapai 14%, di tengah ganjalan inflasi bahan baku global. Komitmen tegas ini terlihat dari penegasan di forum internasional seperti APEC (Oktober 2025) hingga kebijakan nyata awal tahun 2025 berupa penghapusan utang macet pelaku usaha mikro. Jika eksekusi kebijakan ini tepat sasaran, target kontribusi ekspor UMKM menuju $500 miliar pada 2045 dalam visi Indonesia Emas menjadi realistis.
egemilangan bangsa pada akhirnya adalah hasil kolaborasi antara pemerintah, korporasi, dan elemen masyarakat. Pengusaha pribumi dan UMKM adalah agen perubahan yang menginspirasi inovasi dari akar rumput. Untuk mewujudkan hal ini, pemimpin di daerah perlu memfasilitasi inisiatif lokal, seperti festival wirausaha dan kemitraan strategis dengan universitas untuk akselerasi transfer pengetahuan.
Dengan dukungan pemerintah yang terarah, kita dapat mengubah ketidakstabilan ekonomi global menjadi peluang. Mari kita wujudkan Indonesia Emas 2045, di mana pengusaha pribumi bukan lagi pemain pinggiran, melainkan pilar utama kegemilangan bangsa (CF).
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”










































































