Persaingan Coffee Shop Bukan Lagi Hanya Tentang Rasa, Tapi Juga Implementasi Teknologi Diberbagai Bidang
Dalam era digital yang terus berkembang, bisnis kecil dan menengah di Indonesia mulai merasakan dampak positif dari teknologi, terutama dalam pengelolaan keuangan. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Kota Pangkalpinang mengungkap bagaimana akses layanan keuangan digital dan inklusi keuangan berperan penting dalam meningkatkan kinerja keuangan coffee shop di wilayah tersebut.
Penelitian tersebut melibatkan 50 responden karyawan coffee shop yang mayoritas berusia muda dan bekerja di berbagai posisi mulai dari barista hingga staf operasional. Studi ini fokus pada dua aspek utama: akses ke layanan keuangan digital seperti QRIS, e-wallet, dan mobile banking, serta inklusi keuangan yang menggambarkan sejauh mana para pelaku usaha mendapatkan akses ke produk dan jasa keuangan formal seperti tabungan dan pinjaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut secara signifikan positif mempengaruhi kinerja keuangan coffee shop. Dengan kata lain, coffee shop yang lebih aktif menggunakan layanan keuangan digital dan memiliki akses lebih luas ke inklusi keuangan mampu meningkatkan efisiensi transaksi, memperbaiki pencatatan keuangan, dan mengoptimalkan profitabilitas usaha mereka.
Digitalisasi transaksi menggunakan teknologi pembayaran non-tunai terbukti memudahkan proses administrasi dan mengurangi risiko kehilangan uang tunai. Aktivitas pembayaran yang menggunakan QRIS dan e-wallet memungkinkan transaksi berlangsung lebih cepat sehingga pelayanan pelanggan menjadi lebih efektif. Hal ini tentu saja memberikan nilai tambah bagi coffee shop dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat, khususnya di kalangan usaha mikro dan kecil yang berusaha memberikan pengalaman layanan prima.
Selain itu, inklusi keuangan juga berperan dalam memperkuat daya tahan coffee shop terhadap tantangan finansial. Pelaku usaha yang memiliki akses mudah ke layanan keuangan formal dapat mengelola arus kas lebih baik dan memperoleh modal kerja yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha. Kondisi ini sangat penting mengingat keterbatasan modal sering menjadi kendala utama bagi UMKM dalam melakukan ekspansi usaha maupun menghadapi fluktuasi pasar.
Penelitian tersebut juga menegaskan pentingnya literasi keuangan digital sebagai faktor pendukung keberhasilan adopsi teknologi layanan keuangan. Meskipun akses sudah tersedia, tanpa pemahaman dan pengetahuan yang memadai, pemanfaatan teknologi tersebut tidak akan optimal. Pelatihan dan edukasi keuangan digital bagi para pelaku usaha coffee shop perlu diperkuat agar mereka dapat menggunakan layanan keuangan secara efektif dan mengelola keuangan usahanya dengan baik.
Tak hanya di Pangkalpinang, berbagai studi di Indonesia juga menunjukkan tren serupa. Misalnya, di Kota Karawang dan Magelang, penerapan financial technology (fintech) telah terbukti meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan UMKM coffee shop. Fintech menyediakan solusi pembayaran digital yang aman dan cepat serta memperluas akses kepada modal usaha berbasis teknologi. Hal ini memberikan kemudahan dan daya saing lebih bagi pelaku usaha dalam menghadapi perubahan gaya hidup konsumen yang semakin melek teknologi.
Namun, tantangan masih ada. Beberapa kendala yang muncul seperti ketimpangan infrastruktur digital dan tingkat literasi finansial yang belum merata masih menjadi hambatan bagi penetrasi layanan keuangan digital di kalangan UMKM. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan penyedia layanan fintech sangat dibutuhkan untuk menghadirkan program-program pelatihan, pendampingan, serta pengembangan produk keuangan yang inklusif dan mudah diakses.
Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah berkomitmen meningkatkan inklusi keuangan digital melalui berbagai kebijakan dan program literasi keuangan nasional yang terus diperkuat. Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan pemberdayaan UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Bagi para pelaku coffee shop di Pangkalpinang, memanfaatkan layanan keuangan digital bukan sekadar tren teknologi, melainkan strategi untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha di tengah persaingan pasar yang semakin dinamis. Dengan digitalisasi keuangan, mereka dapat memantau keuangan secara real time, mempercepat pengambilan keputusan bisnis, serta memperluas basis pelanggan melalui kemudahan pembayaran dan layanan yang lebih modern.
Kesimpulannya, digitalisasi keuangan dan inklusi keuangan merupakan dua pilar utama yang dapat memperkuat kinerja dan daya saing coffee shop serta UMKM lainnya di Indonesia. Penelitian ini memberikan gambaran empiris yang mendukung pentingnya pengembangan teknologi keuangan dan literasi finansial sebagai strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di era digital.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”










































































