Pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan produktivitas. Di Indonesia, konsumsi protein masih cenderung rendah, terutama bagi masyarakat dengan akses terbatas terhadap sumber protein hewani. Kedelai menjadi salah satu komoditas pangan yang sangat potensial karena kaya protein nabati, mudah diperoleh, dan harganya terjangkau. Salah satu bentuk inovasi pengolahan kedelai yang banyak diminati adalah susu kedelai. Selain bebas laktosa dan rendah lemak jenuh, susu kedelai juga mengandung zat gizi penting seperti isoflavon, serat larut, dan vitamin. Menggunakan kedelai lokal dalam produksinya dapat memberikan manfaat ganda: memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendorong pemberdayaan petani. Dengan demikian, produksi susu kedelai berbasis kedelai lokal menjadi langkah strategis dalam upaya peningkatan gizi masyarakat.
2. Potensi Kedelai Lokal
Kedelai lokal Indonesia memiliki kualitas yang kompetitif, kandungan protein yang tinggi, dan cita rasa yang baik. Meskipun produksinya belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan nasional, potensinya sangat besar untuk dikembangkan. Beberapa keunggulan kedelai lokal antara lain: Kandungan gizi tinggi, terutama protein, lemak sehat, vitamin B, dan mineral. Kesegaran lebih terjamin karena tidak melalui perjalanan impor yang panjang. Lebih ramah lingkungan, mendukung pertanian lokal dan mengurangi jejak karbon. Nilai ekonomis tinggi, baik bagi petani maupun pelaku UMKM. Dengan optimalisasi pengolahan, kedelai lokal dapat menjadi bahan baku utama industri susu nabati di Indonesia.
3. Proses Produksi Susu Kedelai
a. Seleksi dan Perendaman
Kedelai dipilih berdasarkan kualitas yang baik yaitu warna seragam, tidak berjamur, dan tidak rusak. Setelah dibersihkan, kedelai direndam selama 6–12 jam untuk melunakkan biji dan mempermudah pengupasan kulit.
b. Penggilingan
Kedelai yang telah direndam digiling dengan menambahkan air. Proses ini bertujuan mengekstraksi sari kedelai sebanyak mungkin sehingga menghasilkan cairan yang kaya gizi.
c. Penyaringan
Hasil gilingan disaring untuk memisahkan sari kedelai dari ampasnya (okara). Sari kedelai inilah yang menjadi bahan dasar susu, sementara okara dapat dimanfaatkan kembali.
d. Pemanasan dan Penambahan Bahan Tambahan
Sari kedelai dipanaskan hingga mendidih untuk menghilangkan bau langu dan menonaktifkan enzim yang dapat mengganggu pencernaan. Pada tahap ini dapat ditambahkan gula, perisa vanila, cokelat, atau bahan lain sesuai kebutuhan.
e. Pengemasan
Susu kedelai yang telah matang kemudian didinginkan dan dikemas dalam botol atau wadah sterilisasi agar aman dan tahan lama. Produk siap didistribusikan kepada konsumen.
4. Kandungan Gizi Susu Kedelai
Susu kedelai memiliki profil gizi yang menguntungkan, antara lain:
• Protein nabati yang baik untuk pembentukan jaringan tubuh.
• Asam lemak tak jenuh, mendukung kesehatan jantung.
• Isoflavon, antioksidan yang membantu mengurangi risiko penyakit degeneratif.
• Serat larut, baik untuk pencernaan.
• Rendah kolesterol dan lemak jenuh, cocok untuk diet sehat.
• Bebas laktosa, aman bagi penderita intoleransi laktosa.
Dengan kandungan tersebut, susu kedelai dapat menjadi pilihan minuman bergizi bagi berbagai kelompok usia.
5. Manfaat Susu Kedelai bagi Kesehatan Masyarakat
Produksi dan konsumsi susu kedelai memberikan banyak manfaat, seperti: Memenuhi kebutuhan protein harian masyarakat secara ekonomis. Mendukung gaya hidup sehat rendah kalori. Membantu mencegah penyakit kardiovaskular. Menjadi alternatif susu untuk penderita alergi susu sapi.Berpotensi menjadi makanan fungsional jika difortifikasi. Susu kedelai juga mudah diterima oleh masyarakat karena rasanya yang netral dan
6. Dampak Ekonomi dan Sosial
Pengembangan produksi susu kedelai berbasis kedelai lokal tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi nasional. Beberapa dampaknya antara lain: Meningkatkan nilai jual kedelai lokal melalui pengolahan bernilai tambah. Membuka peluang bisnis UMKM, terutama industri minuman sehat. Memberdayakan petani melalui kemitraan berkelanjutan. Meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama di daerah produsen kedelai. Mendukung ketahanan pangan, karena memanfaatkan sumber daya lokal. Dengan pendekatan ini, produksi susu kedelai tidak hanya bermanfaat dari sisi gizi, tetapi juga menjadi instrumen pembangunan sosial-ekonomi.
7. Konsep Zero Waste dalam Produksi Susu Kedelai
Produksi susu kedelai dapat dirancang dengan prinsip zero waste, yaitu memanfaatkan seluruh bagian kedelai tanpa limbah berarti. Ampas kedelai (okara), yang biasanya dibuang, dapat diolah menjadi: Tempe gembus Nugget atau bakso nabati Cookies atau roti tinggi serat Bahan pakan ternak Bahan dasar kompos Pendekatan ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menghasilkan produk tambahan bernilai ekonomi.
8. Tantangan dan Solusi
Beberapa tantangan dalam produksi susu kedelai berbasis kedelai lokal antara lain: Ketersediaan kedelai lokal tidak merata, sehingga perlu kerja sama dengan petani. Kesadaran masyarakat masih rendah, sehingga perlu edukasi mengenai manfaatnya. Daya tahan susu kedelai terbatas, sehingga perlu teknologi pengemasan dan pasteurisasi yang baik. Persaingan dengan produk impor, diatasi dengan diferensiasi rasa, kualitas, dan branding lokal. Dengan inovasi dan manajemen yang tepat, tantangan tersebut dapat diatasi secara efektif.
Produksi susu kedelai berbasis kedelai lokal merupakan solusi gizi yang terjangkau, bergizi, dan ramah lingkungan. Selain membantu meningkatkan asupan protein masyarakat, produk ini juga membuka peluang ekonomi yang luas, terutama bagi petani dan pelaku UMKM. Dengan memadukan inovasi teknologi, edukasi masyarakat, dan pemanfaatan sumber daya lokal, susu kedelai dapat menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas gizi dan ketahanan pangan Indonesia.
Daftar Pustaka
Arianty, N., dan Masyhura, M. 2019, October. Strategi Pemasaran Susu Kedelai Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga. In Prosiding Seminar Nasional Kewirausahaan (Vol. 1, No. 1, pp. 257-264).
Hartanti, D. Y., dan Sutrawati, M. 2021. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui produksi dan pemasaran susu kedelai. Tribute: Journal of Community Services. Vol 2(2):71-77.
Picauly, P., Talahatu, J., dan Mailoa, M. 2015. Pengaruh penambahan air pada pengolahan susu kedelai. Agritekno: Jurnal Teknologi Pertanian. Vol 4(1): 8-13.
Mufarida, N. A., Ariyani, S., Yanuar, S. F., Gunasti, A., dan Abidin, A. 2023. Inovasi penerapan teknologi tepat guna pengolahan susu kedelai sebagai alternatif pengganti ASI pada ibu post partum. ABDIMASTEK. Vol 2(2) : 76-84.
Susanti, R., dan Hidayat, E. 2016. Profil protein susu dan produk olahannya. Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences. Vol 39(2): 98-106.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































