Putus cinta sering sekali dianggap sebagai fase “normal” dan sering sekali disebut sebagai pengalaman emosional yang sulit, terutama bagi remaja yang sedang berada dalam masa perkembangan identitas dan pematangan emosi. Pengalaman putus cinta dapat mengguncang perasaan dan membawa dampak bagi perasaan remaja seperti, perubahan sikap, mood naik turun hingga prilaku tidak biasa. Hal ini bisa terjadi karena ada interaksi antara emosi,afek dan cara kita mengelolanya.
Pada masa remaja, regulasi emosi masih berkembang, sehingga setiap pengalaman emosional yang intens termasuk patah hati memberikan dampak yang cukup besar pada keseharian mereka. Melihat fenomena ini melalui perspektif emosi-afek membantu kita memahami mengapa putus cinta menimbulkan perubahan yang signifikan.
Emosi dan Afek dalam Menghadapi Putus Cinta
Dalam psikologi, afek merujuk pada reaksi emosional yang muncul secara spontan sebagai respon seorang individu terhadap suatu kejadian. Ketika remaja mengalami putus cinta, afek negatif akan muncul seperti perasaan sedih, kecewa, atau sakit hati yang datang secara cepat dan intens. Seiring berjalannya waktu, afek akan berkembang menjadi emosi yang lebih kompleks, seperti perasaan marah, cemas, kehilangan harapan, atau merasa tidak cukup menjadi individu yang baik. Karena remaja masih belajar dalam mengelola dan memberikan makna pada emosi mereka, pengalaman putus cinta dapat terasa lebih berat dan mempengaruhi bagaimana mereka menilai diri sendiri dan orang lain.
Dampak yang Terjadi Menurut Peneliti Ketika Putus Cinta
Penelitian menunjukan bahwa putus cinta tidak hanya dapat mempengaruhi emosi sesaat, tetapi juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis secara keseluruhan. Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Regulasi Emosi dan Subjective Well-Being pada Individu Dewasa Awal yang Mengalami Putus Cinta”, menemukan bahwa pengelolaan emosi seseorang memiliki peran yang penting dalam melihat apakah individu tersebut mampu bangkit atau justru terpuruk ketidak sedang mengalami putus cinta. Individu yang memiliki kemampuan mengelola emosi dengan baik akan cenderung cepat pulih secara psikologis.
Dalam mengatasi putus cinta, Perempuan dan laki laki memiliki kecenderungan yang berbeda dalam mengelola emosi setelah mengalami putus cinta. Biasanya laki-laki cenderung melakukan strategi pengalihan diri atau penekanan emosi, sedangkan Perempuan cenderung lebih sering melakukan refleksi pada diri sendiri dan mencari dukungan sosial. Dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa respon emosional masing- masing individu dalam mengatasi putus cinta berbeda-beda. Namun terdapat kesamaan yang terletak pada besarnya pengaruh regulasi emosi terhadap perilaku dan keseharian tiap individu.
Kenapa Putus Cinta Dapat Mengubah Sikap dan Prilaku Pada Remaja
Perubahan sikap dan prilaku pada remaja pasca putus cinta dapat muncul karena adanya kombinasi dari berbagai faktor psikologis. Seperti unculnya afek negatif pada seseorang secara intens dapat mempengaruhi mood sehari-hari dan cara individu dalam memandang dirinya sendiri maupun lingkungannya. Ketika rasa kecewa, sedih, dan sakit hati muncul secara terus-menerus, remaja bisa menjadi lebih mudah marah, lebih sensitif, bahkan lebih menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Perubahan tersebut juga bisa disebabkan karena remaja cenderung belum bisa mengontrol emosi atau belum bisa mengelola emosi secara matang, mereka cenderung bereaksi implusif. Ada sebagian dari mereka yang melampiaskan emosinya secara berlebihan dan ada yang memilih untuk menutup diri mereka. Ketidakstabilan inilah yang dapat membuat perubahan pada sikap serta perilaku yang tampak mencolok pada remaja.
Putus cinta juga sering memicu seseorang untuk melakukan refleksi mendalam mengenai identitas diri mereka. Pada remaja, mereka bisa saja mulai mempertanyakan harga diri mereka, dan merasa tidak cukup baik, atau memikirkan kembali hubungannya dengan lingkungan sosial. Proses terssebut memunculkan sikap yang mengharuskan mereka untuk berhati-hati,lebih difensif, atau bahkan lebih tidak peduli pada hubungan romantis yang dia alami setelah merasakan patah hati.
Remaja terkadang menggunakan coping yang kurang adaptif. Mereka biasanya mengalihkan diri dengan melakukan aktivitas yang berlebihan dan melampiaskan emosi atau rasa sakit mereka dengan cara yang tidak sehat. Proses ini membentuk perubahan pada sikap dan prilaku mereka.
Cara Agar Dapat Mengelola Emosi Setelah Putus Cinta Secara Sehat
Untuk menghadapi putus cinta secara sehat, perlu belajar untuk mengenali dan menerima semua emosi yang muncul, bukan menekan atau bahkan mengabaikannya. Strategi dalam mengelola emosi dengan baik seperti berbagi cerita kepada orang yang dipercaya, menulis cerita di platform menulis, melakukan aktifitas fisik seperti berlari, atau mencari bantuan profesional dapat membantu mempercepat proses pemulihan. Selain itu menjaga pola pikir yang sehat dan menghindari menyalahkan diri sendiri secara berlebihan adalah langkah penting agar identitas diri tidak terganggu. Dukungan sosial juga penting untuk memberikan rasa aman dan membantu remaja agar tidak merasa sendirian.
Putus cinta memang menyakitkan, tetapi dari sudut pandang emosi-afek, pengalaman ini penting untuk remaja, karena jika dikelola dengan baik patah hati tidak hanya sebagai luka tetapi juga sebagai cara untuk mengenal diri dan membentuk sikap yang lebih dewasa di masa depan.
Daftar Pustaka
Anggraita, A. D., & Witarso, L. S. (2023). Hubungan Regulasi Emosi dan Subjective Well-Being pada Individu Dewasa Awal yang Mengalami Putus Cinta. Jurnal Psikogenesis.
Christie, S. A., & Khoirunnisa, R. N. (2025). Regulasi Emosi pada Dewasa Awal Pasca Putus Cinta: Studi Komparatif Berdasarkan Gender. Liberosis: Jurnal Psikologi dan Bimbingan Konseling.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































