Antioksidan merupakan salah satu komponen penting dalam dunia pangan yang sering kali tidak disadari keberadaannya oleh masyarakat luas. Padahal, senyawa ini memiliki peran besar dalam menjaga kualitas makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Secara sederhana, antioksidan adalah zat yang mampu melindungi makanan dari kerusakan akibat proses oksidasi. Oksidasi merupakan reaksi kimia yang terjadi ketika komponen dalam pangan, seperti lemak atau pigmen warna, bereaksi dengan oksigen. Proses ini dapat menyebabkan perubahan rasa, aroma, tekstur, hingga nilai gizi. Oleh karena itu, antioksidan layak disebut sebagai “Pahlawan Tak Terlihat” yang bekerja di balik layar untuk mempertahankan mutu makanan. Tanpa bantuan antioksidan, berbagai produk pangan yang biasa kita temukan di pasaran akan jauh lebih cepat rusak dan tidak layak konsumsi. Antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif yang dapat menyebabkan penuaan dini, penyakit kronis, dan kerusakan sel. Beberapa cara untuk mendapatkan antioksidan secara alami adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
– Jenis Antioksidan dalam Produk Pangan
a. Antioksidan Alami
Berasal dari bahan pangan seperti buah dan sayuran. Contohnya:
- Vitamin C (asam askorbat) – banyak dalam jeruk, stroberi, dan paprika.
- Vitamin E (tokoferol) – terdapat dalam kacang-kacangan dan minyak biji.
- Karotenoid dan flavonoid – ditemukan pada wortel, bayam, teh, dan rempah.
Antioksidan alami tidak hanya menjaga makanan, tetapi juga mendukung kesehatan karena sifatnya sebagai penangkal radikal bebas.
b. Antioksidan Sintetis
Digunakan terutama pada produk kemasan karena stabil terhadap panas dan penyimpanan panjang. Contohnya:
- BHA (Butylated Hydroxyanisole)
- BHT (Butylated Hydroxytoluene)
- TBHQ (Tertiary Butylhydroquinone)
Senyawa ini efektif mencegah ketengikan pada minyak, margarin, makanan ringan, dan produk berlemak lainnya.
– Fungsi Antioksidan dalam Industri Pangan
Antioksidan berperan penting menjaga mutu produk selama proses produksi, distribusi, dan penyimpanan. Fungsinya yaitu menghambat proses ketengikan oksidatif pada produk berlemak, mencegah perubahan warna pada buah olahan dan minuman, menjaga cita rasa tetap stabil selama penyimpanan, memperpanjang umur simpan produk sehingga mengurangi kerusakan dan pemborosan pangan, tanpa antioksidan, banyak produk pangan modern tidak bisa bertahan lama dalam kondisi baik, terutama makanan siap saji dan makanan ringan.
– Mispersepsi dan Keamanan Penggunaan
Sebagian masyarakat menganggap antioksidan sintetis berbahaya, padahal lembaga pengawas seperti BPOM dan FDA telah menetapkan batas aman penggunaannya. Justru yang lebih penting adalah memahami bahwa sumber antioksidan terbaik untuk tubuh adalah dari bahan pangan alami, bukan dari suplemen dalam jumlah besar. Sementara dalam produk industri, antioksidan sintetis digunakan secara terkontrol untuk menjaga keamanan dan kualitas pangan.
– Sumber Antioksidan
Antioksidan dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti:
1. Buah-buahan seperti blueberry, strawberry, dan jeruk
2. Sayuran seperti brokoli, bayam, dan wortel
3. Kacang-kacangan seperti almond dan kenari
4. Biji-bijian seperti biji labu dan biji bunga matahari
5. Teh hijau dan kopi
6. Cokelat hitam dan minyak zaitun
– Cara Meningkatkan Konsumsi Antioksidan
Untuk meningkatkan konsumsi antioksidan, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya akan antioksidan
2. Mengonsumsi suplemen antioksidan jika diperlukan
3. Menghindari paparan radikal bebas dengan menggunakan tabir surya dan mengurangi paparan polusi udara
4. Mengelola stres dan meningkatkan kualitas tidur
– Kesimpulan
Antioksidan adalah komponen penting yang memastikan pangan tetap aman, stabil, dan berkualitas. Baik antioksidan alami maupun sintetis memiliki peran masing-masing dalam menjaga mutu makanan. Dengan memahami fungsinya, masyarakat dapat lebih bijak memilih makanan serta tidak terjebak dalam kesalahpahaman tentang keamanan antioksidan. Senyawa ini memang tidak terlihat, namun perannya sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk kesehatan maupun kualitas pangan yang kita konsumsi.
Oleh : Yiesa Yumala
Penulis adalah Mahasiswi jurusan Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Sumber:
1. Halliwell, B., & Gutteridge, J. (2015). Free Radicals in Biology and Medicine. Oxford University Press.
2. Shahidi, F., & Zhong, Y. (2015). “Measurement of antioxidant activity.” Journal of Functional Foods.
3. Pokorný, J. (2007). “Antioxidants in food preservation.” Handbook of Food Preservation.
4. Silvia, D., Katharina, K., Hartono, S. A., Anastasia, V., & Susanto, Y. (2016). Pengumpulan data base sumber antioksidan alami alternatif berbasis pangan lokal di Indonesia. Surya Octagon Interdisciplinary journal of technology, 1(2), 181-198.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































