Trauma tidak selalu terlihat. Namun, bagaimana jika luka batin yang selama ini terpendam itu menjelma sebagai sosok yang terasa begitu nyata?
Novel As Long as the Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh menggambarkan Salama Kassab sebagai lebih dari sekadar karakter utama yang menghadapi kerasnya perang Suriah. Novel ini mengeksplorasi tentang bagaimana otak manusia menyerap, memproses, dan merespons tekanan psikologis yang ekstrem. Salama adalah seorang mahasiswa farmasi yang bercita-cita menjadi apoteker. Namun, karena meletusnya perang di Suriah, ia terpaksa harus berhenti kuliah dan terjun sebagai tenaga medis di garis depan yang membuatnya terus menyaksikan luka, kematian, dan kehancuran. Melalui pengalaman Salama, novel ini menunjukkan bahwa trauma tidak hanya tentang penderitaan psikologis, tetapi juga kekuatan yang mampu mengubah cara berpikir, memori, dan persepsi seseorang.
Kerentanan psikologis Salama berasal dari trauma jangka panjang. Ia kehilangan kedua orang tua beserta saudara laki-lakinya dan hampir setiap hari menyaksikan penderitaan orang lain. Secara klinis, kondisi ini disebut sebagai trauma kompleks. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalamai trauma berat dan berulang sering menunjukkan gejala PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), mulai dari memori yang terus muncul kembali, kewaspadaan berlebihan, hingga disosiasi. Menurut Steel (2015), memori traumatik pada PTSD sering gagal melalui proses integrasi kontekstual, yaitu proses di mana otak menempatkan memori di masa lalu sehingga membedakannya dengan pengalaman saat ini. Ketika proses ini gagal, kepingan memori traumatik dapat muncul sebagai intrusi yang terasa seolah-olah terjadi di masa kini, bukan di masa lalu. Kerangka teori ini dapat membantu menjelaskan pengalaman halusinasi yang dialami oleh Salama melalui sosok Khawf.
Khawf, yang dalam bahasa Arab berarti “takut,” adalah perwujudan paling nyata dari trauma Salama. Ia bukan sekadar suara kecil yang muncul di kepala, tetapi hadir sebagai sosok yang dapat Salama lihat dan ajak berinteraksi. Steel menjelaskan bahwa halusinasi pada korban trauma sering muncul dari memori traumatik yang sangat kuat secara emosional hingga terasa seperti pengalaman nyata. Halusinasi ini tidak muncul secara acak, tetapi muncul ketika seseorang merasakan ketakutan yang luar biasa, tidak berdaya, atau berada di bawah tekanan ekstrem. Kemunculan Khawf mengikuti pola ini, ia muncul ketika Salama mengalami stres berat, menjadi bentuk nyata dari ketakutan, rasa bersalah, dan tekanan internal Salama untuk tetap waspada.
Selain Khawf, Salama juga mengalami halusinasi tentang Layla, sahabat dan sosok penting dalam hidupnya yang tewas karena serangan bom. Namun, karena mengalami syok berat, Salama secara tidak sadar menekan memori tersebut sehingga tidak mengingat kematian Layla dengan benar. Halusinasi ini memperlihatkan cara otak Salama mencoba menghadirkan keyamanan dan rasa aman di tengah kekacauan sekaligus memunculkan rasa kehilangan dan kesedihan yang mendalam. Halusinasi terkait Layla juga menunjukkan bagaimana trauma dapat mengaburkan batas antara memori dengan persepsi saat ini, otak menghadirkan orang yang seolah ada sebagai bentuk interaksi sensorik nyata meskipun mereka sebenarnya tidak ada.
Aspek penting lain dari kondisi Salama adalah disosiasi yang sangat terkait dengan halusinasi akibat trauma. McCarthy-Jones dan Longden (2015) menyebutkan bahwa tingkat disosiasi yang tinggi, seperti perasaan terlepas dari diri sendiri atau dunia sekitar dapat memicu halusinasi. Disosiasi mengganggu batas antara pikiran dan realitas sehingga memori yang mengganggu bisa salah ditafsirkan sebagai suara atau sosok nyata dari luar. Salama sering kehilangan koneksi dengan lingkungan sekitarnya, kehilangan kesadaran waktu, dan mengalami mati rasa emosional. Dalam kondisi seperti inilah ia merasakan kehadiran Khawf dan Layla seolah mereka benar-benar nyata.
Selain trauma psikologis, Salama juga mengalami cedera kepala, meski tidak dijelaskan secara detail lokasinya. Cedera kepala dapat mengganggu korteks prefrontal yang mengatur logika dan pengambilan keputusan serta sistem limbik yang mengatur emosi dan memori. Ketika area ini terganggu, seseorang akan kesulitan membedakan pikiran internal dan stimulus eksternal. Penelitian mengenai halusinasi pada PTSD menunjukkan adanya kemiripan dengan halusinasi pada gangguan psikotik. Keduanya melibatkan gangguan pemrosesan sensorik dan intrusi memori. Hal ini sejalan dengan penggambaran Khawf dan Layla sebagai respons terhadap trauma, bukan sekadar simbol atau imajinasi.
Khawf dan Layla juga berfungsi sebagai mekanisme pertahanan psikologis. Khawf memperingatkan, menekan, dan membimbing Salama, sementara Layla memberi rasa kehadiran yang menenangkan sekaligus mengingatkan akan kehilangan. Beberapa teori menjelaskan bahwa pikiran dapat menciptakan figur internal sebagai cara bertahan ketika dunia luar terlalu berbahaya. Dalam kasus Salama, Khawf mewakili naluri bertahan hidup, sedangkan Layla adalah manifestasi dari kebutuhan emosional dan rasa aman yang hilang.
Melalui Salama, novel ini memperluas gambaran bahwa perang tidak hanya meninggalkan kehancuran fisik, tetapi juga dampak neurologis dan psikologis. Trauma tidak selalu terlihat, tetapi dapat muncul sebagai memori yang terfragmentasi, disosiasi, halusinasi dan ketidakstabilan emosi. Pengalaman Salama memperlihatkan bahwa dampak perang tidak hanya kesedihan atau kecemasan. Sebaliknya, novel ini menunjukkan gangguan neuropsikologis yang mendalam akibat kekerasan berkepanjangan.
Pada intinya, As Long as the Lemon Trees Grow menampilkan Salama sebagai tokoh yang hidup dalam kondisi psikologis yang kompleks. Halusinasi yang ia alami, baik Khawf maupun Layla, tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap cerita, tetapi juga sebagai gambaran bagaimana trauma dapat memengaruhi persepsi dan identitas seseorang. Sosok-sosok ini menunjukkan bagaimana trauma dapat tetap hadir, menghantui, dan memengaruhi korban bahkan setelah bahaya hilang. Melalui Salama, Zoulfa Katouh menunjukkan bahwa pemulihan dari perang bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal membangun kembali persepsi, identitas, dan jaringan memori yang rusak akibat trauma.
Referensi:
Buccilli, B. (2025). Associations Between Imaging Features and PTSD Risk in Traumatic Brain Injury: An Analysis of Bleed Location and MRI Pathology. Neurocirugía (English Edition). doi: https://doi.org/10.1016/j.neucie.2025.500742
Katouh, Z. (2022). As Long as the Lemon Trees Grow. London: Bloomsbury Publishing PLC.
McCarthy-Jones, S. and Longden, E. (2015). Auditory verbal hallucinations in schizophrenia and post-traumatic stress disorder: common phenomenology, common cause, common interventions? Front. Psychol. 6:1071. doi: https://doi.org/10.3389/fpsyg.2015.01071
Miller, K. E. and Rasmussen A. (2010). War exposure, daily stressors, and mental health in conflict and post-conflict settings: Bridging the divide between trauma-focused and psychosocial frameworks. Social Science & Medicine, 7-16. doi: https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2009.09.029
Steel, C. (2015). Hallucinations as a trauma-based memory: implications for psychological interventions. Front. Psychol. 6:1262. doi: https://doi.org/10.3389/fpsyg.2015.01262
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”




































































