Sungai Cibanten merupakan salah satu aliran penting yang membentuk kehidupan dan kebudayaan masyarakat Banten. Di sepanjang jalurnya, sungai ini menyimpan rekam jejak sejarah, mulai dari jalur perdagangan rempah, ladang lada, tradisi rakyat, hingga ritual-ritual sakral yang telah hidup selama berabad-abad. Namun seiring perubahan zaman, Cibanten menghadapi tekanan yang tidak ringan. Pencemaran, pembangunan, serta menurunnya kesadaran lingkungan mengancam keberlanjutan sungai yang pernah menjadi poros peradaban ini.
Di tengah tantangan tersebut, muncul satu pendekatan baru dalam upaya pelestarian yaitu seni. Melalui teater dan film dokumenter, Sungai Cibanten kembali memperoleh ruang untuk “berbicara”, menyampaikan pesan yang sering kali tidak didengar ketika hanya disampaikan melalui kampanye formal. Melalui karya visual yang lahir beberapa waktu terakhir ini menunjukkan bahwa seni dapat menjadi jembatan antara sejarah, lingkungan, dan kesadaran masyarakat.
MENGAPA SENI EFEKTIF UNTUK PELESTARIAN LINGKUNGAN?
Ada beberapa alasan, yaitu:
1. Seni menyentuh sisi emosional manusia: Sungai bukan hanya soal data kualitas air, tetapi juga hubungan manusia dengan alam. Seni membantu menerjemahkan fakta menjadi rasa.
2. Kini masyarakat mengonsumsi cerita visual lebih banyak: Platform seperti Kumparan, YouTube, dan Instagram menjadi ruang hidup generasi muda. Visual tentang Cibanten jauh lebih mudah viral daripada laporan teknis.
3. Seni menciptakan ruang kolaborasi: Seniman, aktivis lingkungan, mahasiswa, jurnalis warga, dan pemerintah daerah bisa bertemu dalam satu narasi.

MEREKAM JEJAK SUNGAI MELALUI DOKUMENTER
Pada 08 Oktober 2025, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII Provinsi Banten dan DK Jakarta merilis sebuah film dokumenter berjudul “Jejak Peradaban di Aliran Waktu Cibanten”. Dokumenter ini menelusuri peran Cibanten dalam perjalanan panjang budaya masyarakat Banten. Film tersebut mengajak penonton menyusuri aliran sungai dari hulu dan hilir, menyingkap warisan budaya yang tumbuh di sepanjang tepinya. Dari kejayaan perdagangan rempah, ladang lada, permukiman tua, hingga tradisi rakyat yang masih bertahan, dokumenter ini menghadirkan kembali ingatan kolektif tentang pentingnya Cibanten bagi masyarakat Banten.
Lebih dari sekadar arsip visual, dokumenter ini membuka kesadaran tentang perubahan zaman yang perlahan memengaruhi cara masyarakat memperlakukan sungai. Ia mengajak publik melihat bahwa pelestarian bukan hanya tentang menjaga air tetap bersih, tetapi juga merawat identitas sejarah yang melekat pada Cibanten.
SENI SEBAGAI PENJAGA INGATAN DAN KESADARAN
Film dokumenter, teater, dan karya visual lainnya memiliki kekuatan untuk membuka ruang refleksi bagi publik. Ketika himbauan dan aturan kadang tidak cukup mengubah perilaku, seni hadir menyentuh sisi emosional masyarakat. Ia menghadirkan sungai bukan sebagai objek fisik, melainkan sebagai kisah, memori, dan kehidupan. Melalui seni, kita melihat bahwa pelestarian lingkungan dapat dilakukan melalui pendekatan yang lebih dekat dengan keseharian masyarakat. Seni mendorong penonton untuk merefleksikan perilaku mereka, dan menjadikan isu lingkungan sebagai bagian dari dialog sosial, bukan sekadar kampanye sesaat. Selain itu, seni juga berperan sebagai penjaga ingatan kolektif. Sungai yang dahulu menjadi pusat peradaban kini diingat kembali melalui cerita, visual, dan narasi yang dapat diakses oleh generasi muda. Ketika ingatan dirawat, identitas pun tetap terjaga.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































