Malang, [19 November 2025] para peneliti tumbuh kembang anak mendapati kekhawatiran baru di tengah perkembangan pesat teknologi dan meningkatnya akses internet di Kota Malang serta pola asuh yang belum optimal berkontribusi pada peningkatan risiko perilaku seksual berisiko.
Kota Malang menjadi salah satu daerah dengan aktivitas digital tertinggi. Di mana terdapat lebih dari 7.000 titik akses wifi publik di Kota ini. Hal ini dapat memberikan dukungan inovasi dan pendidikan, namun hal ini juga memberikan dampak negatif seperti peluang paparan konten seksual tanpa filter yang memadai pada anak. Di Kota Malang terdapat lebih dari 300.000 anak usia sekolah dan mahasiswa. Hasilnya, meningkatnya kasus “sexting”, akses pornografi, dan interaksi online berisiko di kalangan pelajar yang akhirnya dikeluhkan oleh guru SMP–SMA di Kota Malang.
Beberapa orang tua di Malang terutama yang memiliki jam kerja yang panjang kesulitan dalam melakukan pengawasan digital secara berkala pada anak. Kebiasaan orang tua dengan memberikan ponsel pada anak sejak usia dini, tanpa pendampingan dan batasan yang jelas dapat memperbesar risiko anak terpapar eksplorasi yang tidak sesuai dengan tahap perkembangannya.
Akses Media yang Tinggi, Dampaknya Tidak Sama bagi Semua Anak
Selain media, pola asuh juga mendapat sorotan. Studi 2023 dari Universitas Indonesia menemukan bahwa anak dengan pola asuh otoritatif (hangat tetapi memiliki batasan jelas) menunjukkan kecenderungan lebih rendah terhadap risiko perilaku seksual dibanding anak yang dibesarkan dalam lingkungan otoriter atau permisif.
“Larangan yang terlalu ketat mendorong anak mencari informasi di luar pengawasan orang tua,” ungkap Dr. Rendy Mulyana, peneliti hubungan keluarga.
Sebaliknya, pola asuh permisif memberikan ruang terlalu longgar sehingga anak kurang memahami risiko.
Laporan Pusat Studi Perkembangan Anak (2024) 82% anak usia 10 sampai 14 tahun tercatat pernah melihat konten seksual secara tidak sengaja entah melalui media sosial, iklan, atau tautan yang terbuka tanpa sengaja. Namun paparan tersebut ternyata tidak otomatis membuat anak terlibat dalam perilaku seksual berisiko.
Selain media, pola asuh juga berpengaruh dalam hal ini. Menurut hasil studi Universitas Indonesia
“Respons anak sangat bergantung pada konteks,” kata Dr. Maya Satria, psikolog perkembangan. Menurutnya, teori Social Learning menjelaskan bahwa tanpa pendampingan dan nilai dari rumah, anak akan meniru sesuatu yang mereka lihat. “Media itu hanya model, yang menentukan kuat atau tidaknya pengaruh adalah apakah ada filter dari keluarga.”
Minimnya komunikasi tentang kesehatan reproduksi juga menjadi faktor penting. Lebih dari 60% orang tua di Indonesia masih menganggap diskusi tentang seks sebagai hal tabu. Sehingga, anak mencari jawaban lewat media atau teman sebaya yang kadang justru memberi informasi keliru.
Peneliti sepakat bahwa pengaruh media dan pola asuh tidak bekerja secara terpisah. Anak yang kurang pengawasan dan memiliki komunikasi yang tertutup dengan keluarga lebih mudah salah dalam memaknai konten seksual yang mereka lihat. Sebaliknya, anak yang memiliki komunikasi terbuka dengan orang tua biasanya lebih mampu dalam mempertanyakan dan memaknai informasi yang mereka temui di internet.
Literasi Media dan Komunikasi Reproduktif Sebagai Upaya Pencegahan
1. Program Literasi Media di Sekolah
Kurangnya edukasi mengenai konten seksual, batasan dalam interaksi online, dan kemampuan menolak ajakan teman sebaya. Dinas Pendidikan Malang dapat bekerja sama dengan Puskesmas dan lembaga psikologi untuk membantu anak memahami konteks, pandangan, dan konsekuensi dari konten yang mereka lihat.
2. Pelatihan “Digital Parenting” untuk Orang tua
Banyak orang tua di Malang merasa melek akan internet, tetapi mereka tidak melek platform. Langkah yang dapat dilakukan yaitu pelatihan penggunaan kontrol orang tua, mendampingi komunikasi media, serta membangun komunikasi terbuka dengan anak. Para ahli menyarankan agar orang tua membangun dialog yang tidak langsung menghakimi, sehingga anak lebih nyaman untuk bertanya sebelum mencari jawaban di internet.
3. Penguatan Kebijakan di Sekolah
Kurikulum internal terkait literasi digital, perilaku seksual sehat, dan tata tertib penggunaan gawai dapat memperkuat pemahaman anak dalam menggunakan serta menerima informasi dari media sosial.
Tidak hanya satu sumber saja yang menyebabkan perilaku seksual berisiko di Kota Malang, pertemuan antara paparan media sosial dan pola asuh yang belum optimal dalam menghadapi perkembangan teknologi, serta kurangnya literasi serta komunikasi di lingkungan sosial anak. Tantangan dalam hal ini bukan hanya pengendalian akses media, melainkan membangun lingkungan yang mampu memperkuat pemahaman anak dalam menilai, memahami, dan memaknai informasi seksual yang mereka dapatkan.
Upaya yang diperlukan tidak hanya bersifat tunggal, melainkan juga memerlukan beberapa aspek: keluarga yang membangun komunikasi terbuka tanpa menghakimi serta tidak menganggap edukasi seks sebagai hal yang tabu. Sekolah yang menyediakan kurikulum internal seperti literasi digital dan kesehatan reproduksi agar anak dapat memahami cara mengolah informasi yang mereka dapatkan dari media sosial dengan benar, pemerintah yang memberi fasilitas serta regulasi yang jelas dalam hal ini. Dengan pendekatan yang terintegrasi bukan sekedar menambah aturan atau menyalahkan media, Kota Malang dapat meminimalkan risiko dan memastikan tumbuh kembang seksual anak berlangsung aman, informatif, dan sesuai dengan tahap perkembangannya.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































