Pada akhir November 2025 banjir besar melanda Daerah Sumatera Barat, ribuan orang kehilangan rumahnya, akses air bersih pun terganggu, dan membuat aktivitas penduduk disana menjadi sulit. Di saat seperti itu wajar jika kita berharap semua orang ikut merasakan kepedulian yang sama. Namun, munculnya video yang beredar, tampak sejumlah warga berjoget di iringi musik DJ di kawasan Nagari, Galugua, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota. Momen itu langsung menuai kritik yang membuat banyak orang bertanya : Apakah tanda kurang empati? Ataukah justru sebuah cara untuk bertahan menghadapi tekanan.
Banjir jelas membawa dampak yang serius. Banyak keluarga harus mengungsi, kehilangan harta, dan menghadapi masalah. Jadi, jika ada yang masih asyik berpesta, mudah sekali muncul penilaian negatif. Tapi di sisi lain, stres dan juga ketegangan yang datang dari bencana besar bisa menghancurkan mental jika tidak ada cara untuk melepaskan beban itu. Pesta kecil atau hiburan mungkin dianggap oleh sebagian orang sebagai pengungsi sementara, cara untuk menjaga semangat hidup di tengah tekanan yang berat.
Masalahnya, pesta ini hanya bisa ditoleransi jika dilakukan dengan sadar dan tidak mengganggu proses tanggap darurat atau keselamatan warga lain. Kalau malah menghambat bantuan atau mengabaikan risiko, itu jelas bukan sikap yang benar. Empati dan solidaritas harus menjadi prioritas utama dalam situasi seperti ini.
Sebagai bagian dari masyarakat, kita perlu mengingat bahwa bencana yang datang seperti ini seharusnya kita memperkuat rasa kebersamaan, solidaritas bukan malah memicu pertengkaran dan sikap acuh tak acuh. Jika memang tujuannya untuk menghibur diri, sebaiknya lakukan dengan bijak dan tetap menjaga kondisi sekitar pada saat itu.
Pada akhirnya, pesta di tengah banjir ini bisa dilihat dari dua sisi, namun kewajiban kita adalah memastikan bahwa sikap kita tetap mencerminkan kepedulian dan tanggung jawab sosial. Sebab, saat bencana datang, bukan pesta yang kita perlukan, melainkan gotong royong dan saling mendukung.
Hal tersebut juga di sebutkan didalam alquran, pada surat Al-Maidah ayat 2: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam melakukan dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Oleh: Hanum Salsabila (Mahasiswi Ilmu Al-quran dan Tafsir, Universitas Islam Negeri Sunan Kudus, KUDUS.)
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”




































































