Kecanduan pornografi menjadi salah satu isu psikologis yang semakin sering dibahas di era digital. Tak bisa disangkal, teknologi dan media sosial telah menjadi nadi yang mengalir dalam kehidupan masyarakat masa kini, akses internet yang mudah dan tidak terbatas membuat banyak individu mudah terpapar konten seksual secara berlebihan. Ketika konsumsi pornografi mulai mengganggu aktivitas harian, hubungan sosial, dan kemampuan mengendalikan diri, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi kecanduan. Hal tersebut akan menyebabkan kerusakan pada bagian otak tertentu. Kerusakan yang terjadi akibat kecanduan pornografi dan aktivitas sejenisnya dapat terjadi pada lima bagian otak, terutama frontal korteks dan bagian abu-abu otak.
Konsumsi konten pornografi dan sejenisnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur dan fungsi otak. Salah satu dampak utama yang dihasilkan adalah aktivasi berlebihan dari dopamin di otak. Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan dalam regulasi kenikmatan dan motivasi. Ketika seseorang mengonsumsi pornografi, dopamin dilepaskan dalam jumlah besar, yang menciptakan rasa senang atau puas. Namun, dengan paparan yang berkelanjutan, otak mulai menurunkan sensitivitas terhadap dopamin, memerlukan rangsangan yang lebih besar untuk merasakan kepuasan yang sama. Fenomena ini dikenal sebagai toleransi, yang merupakan salah satu ciri khas dari kecanduan CITATION Ria24 \l 1033 (Putri, 2024).
Prefrontal korteks merupakan bagian terdepan dari lobus frontal, lobus korteks terbesar yang berisi lima bidang utama untuk fungsi neuropsikiatri (planning, organizing, problem solving, selective attention, and personality), motorik, dan intelektual yang lebih tinggi seperti emosi dan perilaku CITATION Dia18 \l 1033 (Imawati, 2018). Tidak hanya itu, tetapi prefrontral korteks juga terikat dengan hubungan komunikasi, pikiran baik-buruk, penetapan konsekuensi dari aksi yang kita lakukan, dan kontrol sosial. Ketika terjadi kerusakan pada bagian tersebut, emosi dan perilaku sosial seseorang bisa mengalami perubahan, khususnya terkait pengendalian emosi dan kemampuan emosi dan kemampuan afeksi pada otak. Kecanduan pornografi sangat mempengaruhi perilaku sosial seseorang, seorang yang seharusnya aktif dan bertemu banyak orang untuk mengembangkan potensinya bisa berubah menjadi remaja yang tertutup akan kehidupan sosialnya. Hal ini akan berefek pada perasaan tidak percaya diri dan dorongan untuk berperilaku negatif, seperti pelecehan seksual.
Melihat berbagai dampak negatif kecanduan pornografi terhadap struktur otak, fungsi kognitif, serta perilaku sosial, diperlukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang komprehensif. Salah satu solusi utama adalah meningkatkan literasi digital agar individu mampu memilah dan mengelola penggunaan internet dengan lebih bijaksana. Selain itu, penguatan kontrol diri melalui pembentukan kebiasaan positif, seperti olahraga, aktivitas kreatif, dan keterlibatan sosial. Hal-hal berikut dapat membantu mengurangi dorongan untuk mengakses konten pornografi. Pendampingan dari keluarga dan lingkungan sekitar juga penting, terutama bagi remaja, guna menciptakan ruang komunikasi yang terbuka terkait penggunaan teknologi dan isu seksual. Apabila kecanduan sudah berkembang lebih jauh, intervensi profesional melalui konseling psikologis atau terapi perilaku menjadi langkah yang diperlukan untuk membantu memulihkan fungsi otak dan kemampuan regulasi diri. Dengan kombinasi upaya preventif dan kuratif tersebut, dampak kecanduan pornografi dapat diminimalkan sehingga individu dapat kembali menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.
BIBLIOGRAPHY Imawati, D. d. (2018). STUDI KASUS KECANDUAN PORNOGRAFI PADA REMAJA. Motiva: Jurnal Psikologi, 5.
Putri, R. d. (2024). Pengaruh Konten Pornografi Terhadap Kesehatan Otak dan Mental dalam Perspektif Islam. IHSANIKA : Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































