• Hubungi Redaksi
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Banner Publikasi Press Release Gratis
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Opini

Geliat #KaburAjaDulu: Ungkap Kekecewaan Politikal Pemuda Indonesia

Zirly Arrayanal Bilqis by Zirly Arrayanal Bilqis
16 June 2025
in Opini
A A
0
be
867
SHARES
1.3k
VIEWS

Sejak awal Februari 2025, banyak remaja Indonesia menggunakan tagar #KaburAjaDulu di media sosial, terutama di platform X. Tagar ini menunjukkan keinginan anak muda untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja di luar negeri sebagai cara keluar dari kondisi ekonomi yang sulit dan ketidakpercayaan terhadap kebijakan pemerintah yang menangani pengangguran dan kenaikan biaya hidup.

Di TikTok dan X (Twitter), ungkapan “kabur dulu dari negeri sendiri” sering diunggah, biasanya disertai dengan cerita tentang gaji kecil, biaya hidup tinggi, dan kurangnya ruang berkembang di dalam negeri. “Kerja keras, tapi gaji kayak magang. #KaburAjaDulu aja deh,” tulis pengguna X.

Tingkat pengangguran terbuka pada kuartal pertama 2025 mencapai 5,65%, dengan kontribusi terbesar dari kelompok usia 20–29 tahun, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Sebaliknya, biaya pendidikan dan kebutuhan dasar seperti sewa rumah dan makanan meningkat 12% setiap tahunnya, mendorong sebagian anak muda untuk mempertimbangkan migrasi.

Baca Juga

Gen Z

Mengenal Gen Z: Generasi Digital yang Mengubah Dunia

17 June 2025
Gambar Goreng Pisang

Analisis Kelayakan Bisnis Warung Mama Yasmin Goreng Pisang

16 June 2025
241214134341 552

Gaji Guru: Akar Masalah Kualitas Pendidikan yang Terlupakan

16 June 2025
FamilyMart

“FamilyMart, Surganya Makanan Cepat Saji yang Ramah Kantong”

12 June 2025

Kritik juga mengarah pada Inpres No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran, yang memangkas alokasi untuk program pelatihan kerja dan subsidi pendidikan tinggi. “Inpres ini tidak sensitif terhadap kebutuhan generasi produktif,” ujar Zikri Abdullah, peneliti kebijakan publik dari INDEF. “Alih-alih memperkuat sumber daya manusia, negara seperti menyuruh anak mudanya bertahan sendiri.”

Banner Publikasi Press Release Gratis

Pengamat politik memperdebatkan fenomena ini. Sebagian orang melihat ini sebagai bukti apatisme politik anak muda, sedangkan yang lain menganggapnya sebagai bentuk demonstrasi tanpa kata-kata terhadap ketimpangan. Jika sebelumnya protesnya dilakukan melalui demonstrasi, sekarang mereka melakukannya dengan kabur. Menurut Dita Ayu, seorang dosen Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada, ini adalah jenis ekspresi politik yang berbeda.

Dalam perspektif teori politik, fenomena #KaburAjaDulu mencerminkan relasi kuasa antara negara dan warga negara khususnya generasi muda yang merasa terkekang dalam struktur sosial-politik yang tidak memberikan ruang berkembang. Menurut teori strukturasi dari Anthony Giddens, individu tidak hanya dibentuk oleh struktur sosial, tetapi juga memiliki agensi untuk melawan dan membentuk ulang struktur tersebut. Pilihan ‘kabur’ ke luar negeri dapat dibaca sebagai bentuk resistensi terhadap kebijakan negara yang dianggap gagal memenuhi hak-hak dasar pemuda seperti pendidikan, pekerjaan, dan kesejahteraan. Michel Foucault juga menyoroti bagaimana kekuasaan bekerja tidak hanya secara represif, tapi juga melalui normalisasi di mana pemuda didorong diam-diam untuk menerima kenyataan tanpa protes terbuka. Fenomena ini sekaligus memperlihatkan betapa lemahnya representasi politik terhadap kelompok muda serta minimnya ruang publik yang benar-benar mendengar dan menindaklanjuti suara mereka.

Meskipun “KaburAjaDulu” sekarang menjadi tren, ada sejumlah informasi yang mengingatkan pada kemungkinan terjadinya brain drain. Jika tren ini tidak segera diimbangi dengan pembenahan sistem dalam negeri, Indonesia berisiko kehilangan sumber daya manusia potensial. Data World Bank menunjukkan bahwa jumlah pemuda Indonesia yang mengajukan visa kerja atau studi ke luar negeri akan meningkat sebesar 17 persen hingga 2024.

Ini bukan fenomena pertama. Intelektual muda juga mengalami kecenderungan serupa selama era reformasi awal tahun 2000-an. Sekarang orang yang “kabur” bukan hanya mereka yang terdidik, tetapi juga pekerja digital dan pekerja yang terampil. Ini adalah contoh kekecewaan yang lebih luas terhadap jalan yang diambil oleh Indonesia dalam politik dan ekonomi.

Hingga 9 Juni 2025, belum ada kebijakan konkret yang diumumkan khusus untuk merespons gerakan tagar #KaburAjaDulu; pemerintah hanya kembali menekankan program pelatihan dan kerja sama negara lain, tanpa menyesuaikan anggaran atau strategi dalam negeri secara menyeluruh.

Share347Tweet217Share61Pin78SendShare
Banner Publikasi Press Release Gratis
Previous Post

Shoegaze: Musik yang Menghanyutkan dalam Dunia Impian

Next Post

Sinergi dan Profesionalisme: Bapas Nusakambangan Hadiri Apel Bersama di Linkungan Kemenko Kumham Imipas Secara Daring

Zirly Arrayanal Bilqis

Zirly Arrayanal Bilqis

Related Posts

Gen Z

Mengenal Gen Z: Generasi Digital yang Mengubah Dunia

17 June 2025
Gambar Goreng Pisang

Analisis Kelayakan Bisnis Warung Mama Yasmin Goreng Pisang

16 June 2025
241214134341 552

Gaji Guru: Akar Masalah Kualitas Pendidikan yang Terlupakan

16 June 2025
FamilyMart

“FamilyMart, Surganya Makanan Cepat Saji yang Ramah Kantong”

12 June 2025
Next Post
Bapas Nusakambangan

Sinergi dan Profesionalisme: Bapas Nusakambangan Hadiri Apel Bersama di Linkungan Kemenko Kumham Imipas Secara Daring

SEMMI

Kongres SEMMI SII di bubarkan

WhatsApp Image 2025 06 16 at 02.58.13 00110706

Wujudkan Generasi Peduli Lingkungan, Mahasiswa UBSI Gelar Aksi Sosial di Panti Asuhan Yayasan Uswatun Hasanah

Bapas Nusakambangan

Bapas Nusakambangan Gandeng Dinas Lingkungan Hidup Dalam Rencana Aksi Sosial “Klien Bapas Peduli” Menyambut Penerapan KUHP 2026

241214134341 552

Gaji Guru: Akar Masalah Kualitas Pendidikan yang Terlupakan

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran Berita menghadirkan berbagai informasi terbaru dan terpercaya.

Follow Us

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan Penggunaan Website
  • Disclaimer

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita