Kirim Press Release
Contact Us
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Kirim Berita Media Wanita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Hiburan dan Event

Film Laskar Pelangi (2008) bukan sekadar karya hiburan, melainkan juga sebuah artefak budaya yang sarat makna. Ia membuka jendela untuk memahami relasi kuasa, perlawanan, serta pencarian identitas dalam konteks sosial Indonesia

Muhammad Ilham by Muhammad Ilham
7 July 2025
in Hiburan dan Event
A A
0
Laskar Pelangi film
857
SHARES
1.2k
VIEWS
Ada apa 1080 x 2787

Surabaya, 7 Juli 2025

Laskar Pelangi: Nyanyian Subaltern dari Belitong

Film Laskar Pelangi  (2008) bukan sekadar karya hiburan, melainkan juga sebuah artefak budaya yang sarat makna. Ia membuka jendela untuk memahami relasi kuasa, perlawanan, serta pencarian identitas dalam konteks sosial Indonesia. Berlatar Belitong, sebuah wilayah yang kerap terpinggirkan dalam narasi pembangunan nasional, film ini menggambarkan dengan kuat perjuangan anak-anak miskin dalam meraih pendidikan, seraya menyampaikan kritik tersirat terhadap dominasi dan ketimpangan struktural.

Subkultur Pendidikan di Tengah Kemiskinan

Pusat dari narasi Laskar Pelangi adalah kemunculan sebuah subkultur pendidikan yang tumbuh di luar arus utama. Di tengah keterbatasan fasilitas dan kemiskinan yang mencekik, SD Muhammadiyah—tempat anak-anak ini belajar di bawah asuhan Bu Muslimah dan Pak Harfan—menjadi ruang alternatif untuk tumbuh dan belajar. Di sana, mereka tidak hanya mendapatkan pelajaran akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti solidaritas, harapan, dan ketekunan. Subkultur ini menjadi bentuk perlawanan kultural terhadap pandangan dominan yang kerap menyamakan kemiskinan dengan kebodohan dan ketakberdayaan.

Struktur Kekuasaan: Refleksi dan Perlawanan

Cerminan Struktur Sosial:

Film ini secara jelas memperlihatkan bagaimana struktur kekuasaan ekonomi dan sosial—yang diwakili oleh dominasi PT Timah, logika kapitalistik, dan ketidakhadiran negara—secara langsung memengaruhi kehidupan masyarakat Belitong, khususnya dalam akses terhadap pendidikan. Bangunan SD Muhammadiyah yang reyot adalah simbol konkret dari proses peminggiran ini.

MV5BODkzYTZjNzItNTZiOS00NDFiLTk1OWItYWFmOWFlYjU5Zjk3XkEyXkFqcGc@. V1

Bentuk Perlawanan:

Meski dalam kondisi serba kekurangan, para murid dan guru memilih untuk tidak menyerah. Keteguhan mereka menjadi bentuk perlawanan terhadap sistem yang tidak berpihak. Mereka menolak pandangan bahwa pendidikan hanya untuk mereka yang mampu secara ekonomi, atau bahwa daerah terpencil tidak layak mendapat perhatian. Sosok Arai yang berhasil menembus dunia akademik internasional menjadi representasi kuat bahwa kemiskinan tidak seharusnya membatasi cita-cita.

Upaya Mempertahankan Kekuasaan Secara Terselubung:

Menariknya, meskipun film ini memuat pesan-pesan kritis, nuansa optimistisnya justru secara tidak langsung berpotensi memperkuat tatanan yang ada. Penekanan pada kisah inspiratif individu seperti Ikal, Lintang, dan Arai—yang berhasil karena kegigihan mereka sendiri—membawa risiko mereduksi masalah struktural menjadi persoalan personal. Framing semacam ini bisa memunculkan ilusi bahwa siapa pun bisa sukses jika cukup berusaha, tanpa mengindahkan ketimpangan sistemik yang lebih luas. Di titik inilah film bersinggungan dengan ideologi meritokrasi, yang menempatkan keberhasilan sebagai hasil kerja keras semata, dan bukan sebagai produk dari sistem yang turut membentuknya.

Suara Subaltern dan Representasi yang Terpinggirkan

Film ini juga memberi ruang bagi mereka yang sering kali tak terdengar dalam narasi arus utama. Anak-anak miskin dan guru-guru yang mengabdi dengan segala keterbatasan adalah wajah dari kelompok subaltern—yang biasanya tidak memiliki akses untuk berbicara dalam struktur wacana dominan. Melalui Laskar Pelangi, pengalaman mereka dimunculkan ke permukaan dan diberi tempat dalam ruang publik.

Ideologi yang Diangkat: Refleksi, Perlawanan, dan Pelestarian

Refleksi atas Ideologi Pembangunan:

Laskar Pelangi mengungkap realitas ideologi pembangunan yang terpusat, di mana wilayah seperti Belitong lebih sering diposisikan sebagai penyedia sumber daya, alih-alih sebagai wilayah yang juga layak mendapat pembangunan yang menyeluruh dan berkeadilan.

Penolakan terhadap Ideologi Dominan:

Dengan menggambarkan semangat juang dan potensi luar biasa dari anak-anak di pelosok, film ini menolak anggapan bahwa daerah terpencil adalah beban pembangunan. Ia menunjukkan bahwa kecerdasan dan aspirasi tidak mengenal batas geografis maupun ekonomi, selama ada akses dan dukungan.

Kemungkinan Pelestarian Ideologi Individualistik:

Baca Juga

Peragaan busana oleh salah satu vendor (Doc. Yusuf)

Yogyakarta Hadirkan Mini Wedding Expo: Ruang Inspirasi Calon Pengantin di Tengah Harmoni Budaya

24 August 2025
Sanggar Tari Asmoro Bangun

Gebyar Suroan di Sanggar Tari Asmoro Bangun, Warga Antusias Lestarikan Budaya Jawa

21 August 2025
pacu jalur

Masyarakat Antusias Sambut Pembukaan Festival Pacu Jalur 2025 di Riau

20 August 2025
IMG 20250814 WA0090

“No Run, No Fun”: Platinum Adisucipto Hotel Yogyakarta Gelar Fun Run Perdana Penuh Warna

14 August 2025

Meski begitu, seperti telah disinggung, penekanan film pada kisah perjuangan personal bisa dilihat sebagai reproduksi ideologi yang menempatkan tanggung jawab perubahan hanya pada individu. Ini berisiko menutupi tanggung jawab struktural—baik dari negara maupun korporasi—dalam menyelesaikan persoalan mendasar seperti kemiskinan dan kesenjangan pendidikan.

Budaya Populer dan Dampak Sosial

Keberhasilan Laskar Pelangi secara komersial dan kultural—baik melalui film, buku, maupun adaptasi ke berbagai media lain—menunjukkan bahwa karya ini telah menjadi bagian dari budaya populer Indonesia. Ia bukan hanya hiburan, tetapi juga alat refleksi sosial. Film ini membuka ruang diskusi publik mengenai isu-isu pendidikan, kemiskinan, dan ketimpangan sosial. Bahkan, dalam beberapa kasus, pengaruhnya sampai memengaruhi arah kebijakan, seperti meningkatnya perhatian terhadap pendidikan di wilayah-wilayah terluar pasca-popularitas film ini.

Refleksi Kritis

Laskar Pelangi menawarkan gambaran yang kuat tentang perjuangan di pinggiran, namun juga menyisakan ruang tafsir kritis. Satu sisi, film ini menginspirasi; di sisi lain, ia bisa menjadi jebakan narasi tunggal yang mengabaikan kompleksitas sistemik. Dalam konteks ini, narasi personal harus dipadukan dengan kesadaran kolektif akan pentingnya perubahan struktural agar perjuangan seperti yang digambarkan tidak berhenti pada kisah-kisah heroik semata.

Rumusan Tindakan Praksis

Memperluas akses dan infrastruktur pendidikan di wilayah-wilayah yang termarginalkan.

Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2025

Mengintegrasikan pendidikan kritis yang mampu membuka kesadaran peserta didik terhadap realitas sosial dan mendorong tindakan kolektif.

Mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam perumusan kebijakan pembangunan pendidikan yang sesuai konteks daerah.

Membangun aliansi antara negara, masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam mendukung keadilan pendidikan, tanpa menjadikan tanggung jawab itu sepenuhnya beban individu.

Tawaran Pemikiran: Teori Tindakan Emansipatoris

Untuk memahami dan merespons fenomena seperti yang digambarkan dalam Laskar Pelangi, kita bisa merujuk pada pemikiran Jürgen Habermas tentang tindakan komunikatif dan emansipatoris. Menurut Habermas, perubahan sosial sejati tidak bisa hanya dicapai melalui rasionalitas instrumental (hasil/kinerja), tetapi harus melalui komunikasi yang membebaskan—di mana semua pihak yang terlibat mampu berbicara dalam posisi setara tanpa dominasi.

Dalam konteks ini, pendidikan seharusnya menjadi sarana emansipasi—bukan sekadar mobilitas sosial. Sekolah seperti SD Muhammadiyah perlu dilihat bukan hanya sebagai tempat mengajar, tetapi sebagai ruang dialog kritis, tempat anak-anak diajak memahami ketidakadilan dan dibekali untuk mengubahnya.

Refleksi Kritis

Laskar Pelangi menawarkan gambaran yang kuat tentang perjuangan di pinggiran, namun juga menyisakan ruang tafsir kritis. Satu sisi, film ini menginspirasi; di sisi lain, ia bisa menjadi jebakan narasi tunggal yang mengabaikan kompleksitas sistemik. Dalam konteks ini, narasi personal harus dipadukan dengan kesadaran kolektif akan pentingnya perubahan struktural agar perjuangan seperti yang digambarkan tidak berhenti pada kisah-kisah heroik semata.

Referensi

ejournal3.undip.ac.id

mayadikasukmanirmala.blogspot.com

text-id.123dok.com

questionai.id

Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
Share343Tweet214Share60Pin77SendShare
Leaderboard apa apa
Previous Post

Langkah Kecil dari Dusun Krajan, Dampak Besar untuk Cegah Stunting di Probolinggo

Next Post

Polresta Malang Kota Bersama Mahasiswa Berbagai Kampus Termasuk Universitas Muhammadiyah Malang Turun Langsung di Panen Raya Jagung Serentak Tahap I

Muhammad Ilham

Muhammad Ilham

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945  

Related Posts

Peragaan busana oleh salah satu vendor (Doc. Yusuf)

Yogyakarta Hadirkan Mini Wedding Expo: Ruang Inspirasi Calon Pengantin di Tengah Harmoni Budaya

24 August 2025
Sanggar Tari Asmoro Bangun

Gebyar Suroan di Sanggar Tari Asmoro Bangun, Warga Antusias Lestarikan Budaya Jawa

21 August 2025
pacu jalur

Masyarakat Antusias Sambut Pembukaan Festival Pacu Jalur 2025 di Riau

20 August 2025
IMG 20250814 WA0090

“No Run, No Fun”: Platinum Adisucipto Hotel Yogyakarta Gelar Fun Run Perdana Penuh Warna

14 August 2025
Next Post
IMG 8369 1

Polresta Malang Kota Bersama Mahasiswa Berbagai Kampus Termasuk Universitas Muhammadiyah Malang Turun Langsung di Panen Raya Jagung Serentak Tahap I

WhatsApp Image 2025 07 07 at 18.01.39

Webinar Nasional Tata Ruang Series : Digitalisasi dan Inovasi dalam Tata Ruang "Integritas RDTR dalam OSS untuk Perizinan"

WhatsApp Image 2025 07 07 at 17.59.33

Dukung Ketahanan Pangan, Dirjen Penataan Agraria Panen Raya Jagung Di Desa Soso

WhatsApp Image 2025 07 07 at 17.55.39

Mau Sertipikat Tanah Gratis dan Murah?

WhatsApp Image 2025 07 07 at 17.50.08

BPN Bali Tegaskan Tak Ada Pulau dikuasi WNA

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Siaran-Berita.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@siaran-berita.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Penting! Klaim Tulisan Kamu

Sehubungan dengan serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab mengakibatkan Redaksi mengalami kehilangan data dan terpaksa melakukan restore dari backup yang mengakibatkan beberapa tulisan dari penulis “berpindah” ke default “Redaksi”. Bagi yang ingin mengklaim tulisan nya silahkan tinggalkan pesan di kolom komen atau email ke : redaksi@siaran-berita.com

PS DSA Square
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita