Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin gelombang 114 melaksanakan seminar pemaparan program kerja pada Selasa, 15 Juli 2025, pukul 16.20 WITA yang berlangsung di Kantor Desa Malangke dan menjadi bagian dari program KKN tematik “Kebencanaan dan Ketahanan Pangan” yang berlangsung selama 45 hari.
Pelaksanaan seminar program kerja KKN-T bertujuan untuk memaparkan dan mendiskusikan rencana program kerja mahasiswa KKN bersama pihak desa dan masyarakat setempat. Seminar ini dihadiri oleh Kepala Desa Malangke Hj. Ratna, perangkat desa, tokoh masyarakat, serta Dosen Pendamping KKN (DPK), Dr. Hasan Basri, S.KM. Masyarakat desa juga menunjukkan antusiasme melalui kehadiran dan diskusi aktif selama kegiatan berlangsung.
Lima mahasiswa lintas fakultas dari Universitas Hasanuddin ditugaskan di Desa Malangke. Mereka adalah Muhammad Dirga Alfaridzi Sailellah dari Fakultas Pertanian, Arlon Julio Malaka dan Atika Nubla dari Fakultas Teknik, Putri Adila dari FISIP, serta Dopaline Sitanggang dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Kelima mahasiswa ini merupakan satu tim KKN lintas disiplin ilmu yang sedang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan mengembangkan program kerja berbasis potensi lokal dan kebutuhan masyarakat di desa Malangke.
Kegiatan ini diawali dengan sepatah kata dari Koordinator Desa yaitu Muh. Dirga lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Desa Malangke, Ibu Hj. Ratna dan juga Dosen Pendamping KKN Bapak Dr. Hasan Basri, S.KM.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Hj. Ratna menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap kegiatan KKN. Ia mengungkapkan bahwa baru kali ini Desa Malangke menerima mahasiswa KKN dari Universitas Hasanuddin. “Enam tahun saya jadi kepala desa, baru kali ini terima KKN Unhas,” ucapnya. Ia pun berharap seluruh program dapat berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dr. Hasan Basri, selaku DPK menyatakan bahwa mahasiswa telah dibimbing dan siap menjalankan pengabdian di masyarakat. “Mereka telah kami bimbing dan arahkan, jadi mereka sudah siap untuk mengabdi di Desa Malangke,” ujarnya.
Dalam seminar, mahasiswa memaparkan delapan program kerja yang terdiri atas tiga program kelompok dan lima program individu. Program kelompok meliputi pemetaan infrastruktur desa, pembuatan kebun pangan minimalis, serta kegiatan lomba dan hiburan Hari Kemerdekaan. Sementara itu, program individu disusun berdasarkan hasil observasi dan kebutuhan warga desa.
Beberapa program kerja dirancang sesuai dengan tematik “Kebencanaan dan Ketahanan Pangan”, seperti kebun minimalis sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat agar menggunakan lahan/pekarangannya sebagai kebun pangan untuk dikonsumsi, serta program kerja individu tentang pentingnya memilah dan membuang sampah pada tempatnya. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak membiarkan sampah menumpuk, terutama di sungai yang dapat memicu air meluap.
Lebih lanjut, program kerja yang dipaparkan juga selaras dengan beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Pembuatan kebun pangan minimalis, menjadi salah satu program yang mendukung SDG 12: Responsible Consumption and Production, dengan mendorong warga memanfaatkan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan rumah tangga.
Salah satu program individu menarik datang dari Arlon, mahasiswa Teknik Industri yang menginisiasi pengolahan limbah pertanian menjadi briket bahan bakar alternatif. “Karena nda mauka lihat limbah hasil tani yang menumpuk, itu bisa sebabkan banjir juga. Jadi limbah itu saya manfaatkan,” jelasnya. Inisiatif ini turut mendukung SDG 7: Affordable and Clean Energy karena memanfaatkan limbah sekaligus mengurangi potensi pencemaran lingkungan.
Masyarakat pun menunjukkan antusiasme dan keterbukaan terhadap keberadaan mahasiswa, yang tampak dari kehadiran mereka dalam seminar dan saran-saran yang diberikan untuk program kerja mereka. Seminar berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan bersama antara mahasiswa dan pemerintah desa.