“Sebagai mahasiswa yang pernah melihat langsung aktivitas dan tradisi di Dayah Darul Ulum Blang Crum, saya menyadari bahwa sistem pendidikan dayah menyimpan nilai-nilai luhur yang tak tergantikan oleh pendidikan modern semata. Namun demikian, saya juga melihat adanya kecenderungan menurunnya minat generasi muda, khususnya remaja dan calon mahasiswa, untuk mondok di dayah.”
Pendapat Fachri Annur Umar sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab di UIN Sultanah Nahrasiyah. “Bagi sebagian besar remaja saat ini, mondok ke dayah dianggap sebagai pilihan yang “tradisional” dan kurang menjanjikan secara karier. Banyak dari mereka yang lebih tertarik pada sekolah umum atau madrasah berbasis teknologi karena dianggap lebih sesuai dengan tantangan zaman.
Padahal, dayah bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter, kedisiplinan, dan akhlak mulia—hal yang justru mulai tergerus dalam sistem pendidikan formal”. “Pengalaman saya selama mengamati kegiatan santri di Dayah Darul Ulum menunjukkan bahwa santri mendapatkan lebih dari sekadar pengetahuan.
Mereka hidup dalam suasana ukhuwah, belajar menghargai waktu, mentaati guru, dan menyelami ilmu dengan penuh ketekunan. Tradisi kitab kuning yang diajarkan di dayah memberikan kedalaman pemahaman Islam yang jarang ditemukan di tempat lain”.
Sambung Fachri “Saya berpendapat bahwa minat mondok bisa kembali tumbuh jika didukung oleh beberapa hal: integrasi antara kurikulum dayah dan kebutuhan masa depan, peningkatan fasilitas, serta promosi yang kuat akan peran alumni dayah yang sukses di masyarakat. Perlu ada kesadaran kolektif dari orang tua, pemerintah, dan tokoh agama untuk menegaskan bahwa mondok bukan langkah mundur, tetapi justru fondasi kuat menuju masa depan yang lebih berkualitas secara moral dan spiritual”. Kata Fachri
“Akhir kata, sebagai mahasiswa, saya mengajak rekan-rekan muda untuk tidak ragu memilih mondok sebagai jalan menuntut ilmu. Di balik kesederhanaannya, tersembunyi kekuatan besar dalam membentuk pribadi yang unggul dan berkontribusi bagi umat”.