Cileungsi, Kabupaten Bogor – 7 Agustus 2025,
Di tengah arus digitalisasi yang kian cepat, ribuan pelaku UMKM di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Bogor, masih tertinggal dalam hal pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan usahanya. Minimnya literasi digital membuat visibilitas bisnis menjadi rendah, strategi pemasaran kurang efektif, serta pencatatan keuangan yang masih dilakukan secara manual menyebabkan lemahnya sistem manajemen keuangan.
Melihat kondisi ini, tim dosen Politeknik Negeri Jakarta melalui program Pengabdian kepada Masyarakat Lektor (PkML) menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan yang bertujuan untuk mentransformasikan UMKM secara digital. Kegiatan ini difokuskan pada tiga pilar utama: peningkatan visibilitas digital, pemasaran media sosial, dan pencatatan keuangan digital.
Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dengan Forum PERAN-UMKM Indonesia, mitra strategis Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor, yang membawahi ribuan pelaku usaha kecil menengah dari berbagai sektor. Dengan pendekatan yang langsung menyentuh kebutuhan lapangan, kegiatan ini tidak hanya menjadi media transfer ilmu, tetapi juga praktik pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi.
Mengapa Digitalisasi Sangat Mendesak bagi UMKM?
Menurut data lapangan, mayoritas pelaku UMKM yang tergabung dalam Forum PERAN-UMKM di Kabupaten Bogor masih menggunakan metode konvensional dalam menjalankan usahanya. Rendahnya literasi digital menyebabkan mereka tidak memiliki strategi branding digital yang memadai, tidak aktif di platform e-commerce, serta belum mampu membuat laporan keuangan secara akurat.
Padahal, di era digital seperti sekarang, keberadaan bisnis di dunia maya menjadi hal yang sangat krusial. Platform seperti Google My Business, Instagram, TikTok, dan Tokopedia bukan hanya menjadi tempat promosi, tapi juga wajah utama perusahaan dalam menarik pelanggan.
Selain itu, media sosial seperti Facebook dan Instagram kini menjadi alat utama pemasaran karena biayanya yang terjangkau dan jangkauannya yang luas. Namun, banyak UMKM belum menguasai teknik pembuatan konten menarik, belum memahami cara kerja algoritma media sosial, serta tidak tahu cara memanfaatkan data insight pelanggan.
Di sisi lain, pembukuan digital menjadi komponen penting dalam pengelolaan keuangan modern. Pencatatan manual tidak hanya tidak efisien, tetapi juga rawan kesalahan. Padahal, laporan keuangan yang rapi sangat dibutuhkan jika pelaku UMKM ingin memperoleh pendanaan dari lembaga keuangan atau investor.
Tiga Solusi Strategis: Visibilitas – Pemasaran – Pembukuan
Program pengabdian ini menawarkan tiga solusi utama untuk mengangkat kualitas dan daya saing UMKM:
1. Peningkatan Visibilitas Bisnis
Melalui pelatihan penggunaan Google Business Profile, teknik SEO (Search Engine Optimization), serta branding digital, peserta dibimbing agar bisnis mereka mudah ditemukan secara online. UMKM diajarkan mengelola profil bisnis, memanfaatkan ulasan pelanggan, dan mengoptimalkan lokasi bisnis mereka di mesin pencari.
2. Peningkatan Pemasaran Digital Melalui Media Sosial
UMKM diajari strategi membuat konten yang sesuai dengan karakter produk mereka. Pelatihan meliputi pembuatan desain promosi, copywriting yang menarik, penggunaan iklan berbayar (Facebook Ads dan Google Ads), serta analisis data media sosial agar pelaku usaha memahami pola perilaku pelanggan.
3. Digitalisasi Pembukuan Usaha
Pelatihan penggunaan aplikasi Kledo, sebuah aplikasi pembukuan digital berbasis cloud yang mudah digunakan oleh UMKM. Mereka belajar mencatat pemasukan, pengeluaran, menyusun laporan laba rugi, hingga memantau arus kas secara real time. Dengan data keuangan yang terstruktur, pelaku usaha dapat mengambil keputusan yang lebih tepat.
Pendekatan ABCD: Memberdayakan dari Aset yang Dimiliki
Kegiatan ini menggunakan pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD), yakni memberdayakan masyarakat dengan memaksimalkan aset yang sudah mereka miliki. Proses dimulai dengan wawancara apresiatif, di mana UMKM menyampaikan tantangan dan harapannya dalam menghadapi dunia digital.
Tim pengabdi kemudian melakukan pemetaan aset, mulai dari jaringan komunitas, perangkat digital yang telah dimiliki, hingga kompetensi individu. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM sebenarnya telah memiliki akun media sosial, namun belum memahami strategi konten dan monetisasinya.
Selanjutnya, program dilengkapi dengan tautan dan mobilisasi aset melalui pelibatan mentor UMKM sukses, akademisi, hingga kolaborasi dengan startup penyedia aplikasi pembukuan digital. Para peserta juga mendapatkan pendampingan personal dua tahap, untuk memastikan bahwa pelatihan tidak hanya berhenti sebagai teori, tetapi benar-benar diterapkan dalam aktivitas bisnis mereka.
Mendorong UMKM Naik Kelas
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah membantu UMKM “naik kelas”, yakni bertransformasi dari usaha tradisional menjadi usaha yang siap bersaing di pasar digital. Dengan digitalisasi manajemen pelayanan, UMKM dapat memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik melalui sistem pemesanan online dan komunikasi berbasis teknologi.
Sementara itu, pemasaran digital memungkinkan pelaku usaha menjangkau pasar nasional bahkan internasional, tanpa harus membuka cabang fisik. Dan yang tak kalah penting, pembukuan digital membuat mereka lebih siap dalam mengakses pembiayaan, mengikuti pelatihan lanjutan, dan memenuhi persyaratan legalitas usaha.
Pengabdian kepada masyarakat tidak lagi cukup dengan memberi ceramah atau modul pelatihan. Harus ada transformasi nyata, berbasis kebutuhan lapangan, dan dikemas dalam solusi yang bisa langsung diterapkan. Inilah semangat yang diusung Politeknik Negeri Jakarta melalui program PkML ini—memberdayakan, menguatkan, dan menyongsong masa depan UMKM Indonesia yang lebih cerah dan digital.