Program kerja bertema “Peningkatan Pendapatan Petani dan Masyarakat melalui Inovasi Olahan Cabai menjadi Boncabe” telah sukses diselenggarakan pada 30 Juli 2025 oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Angkatan 114 Universitas Hasanuddin, yang bertempat di Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap.
Kegiatan ini berangkat dari permasalahan yang kerap dialami petani cabai, terutama saat panen raya, di mana harga cabai turun drastis dan banyak hasil panen yang tidak terjual hingga membusuk. Melihat kondisi ini, mahasiswa KKN-T hadir untuk memberikan solusi inovatif melalui pengolahan cabai menjadi produk kering siap saji bernama Boncabe, yang memiliki daya tahan lama dan nilai jual lebih tinggi.
Mahasiswa memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai cara mengolah cabai menjadi Boncabe. Edukasi meliputi proses pemilihan cabai berkualitas, teknik pengeringan alami maupun menggunakan oven, proses penghalusan cabai menjadi bubuk, hingga tahap akhir pengemasan yang higienis dan menarik.
Selama kegiatan berlangsung, warga diperkenalkan pula pada potensi usaha dari produk Boncabe yang sangat diminati pasar, terutama di kalangan remaja dan pecinta makanan pedas. Selain mengurangi potensi kerugian saat panen berlebih, inovasi ini juga membuka peluang usaha baru berbasis hasil pertanian lokal.
Menurut pelaksana program, Lalla Faqiha, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mendorong masyarakat agar mampu menciptakan usaha mandiri yang berkelanjutan dari hasil pertanian mereka sendiri.
“Dengan mengolah cabai menjadi Boncabe, petani dan warga bisa menghindari kerugian saat panen raya, sekaligus meningkatkan penghasilan lewat produk yang bisa dipasarkan lebih luas,” ungkapnya.
Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Seorang warga menyampaikan antusiasmenya:
“Selama ini kalau harga cabai turun, kami cuma bisa pasrah. Tapi setelah tahu cara bikin Boncabe, kami jadi semangat lagi karena ternyata cabai bisa diolah dan dijual lebih mahal.”
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Mattirotasi semakin termotivasi untuk mengembangkan potensi lokal secara kreatif, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi desa yang lebih mandiri dan berkelanjutan.