SERANG – Permasalahan lingkungan dan alam merupakan hal yang krusial yang harus di tangani oleh pemerintah sebagai regulator di Indonesia. Hal ini harus diimbangi dengan kesadaran masyarakat untuk menyelesaikan serta menyelamatkan lingkungan dan alam dari banyak ancaman.
Perempuan dalam perspektif ekofeminisme sebagai simbol lingkungan dan alam mengalami ketidakadilan yang sama secara opresi, eksploitasi, subordinasi, dan alienasi.
Dalam Hal ini Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FKIP Untirta mengajak masyarakat khusunya perempuan untuk peduli dan menjaga lingkungan dari kerusakan yang nantinya menyebabkan ancaman bagi masyarakat.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam FKIP Untirta Osep Ismana memberikan pernyataan terhadap masalah lingkungan dan alam yang ada di Banten. “Banyaknya permasalahan Lingkungan dan alam di Banten dari pertambangan ilegal, krisis air bersih, rusaknya terumbu karang, dan sampah plastik yang nantinya akan menimbulkan banyak merugikan masyarakat di Banten,” ujar Osep, Kamis (7/8/2025).
Osep mengajak agar perempuan sebagai garda terdepan untuk menyuarakan aspirasi tentang perusakan lingkungan dan alam.
” Dari permasalahan ini saya menyerukan kepada perempuan, organisasi perempuan, dan aktivis perempuan untuk tidak berhenti untuk menyuarakan dan menyadarkan semua permasalahan lingkungan dan alam yang ada di Banten,” ungkapnya.
Sekretaris Korps HMI-Wati (Kohati) Komisariat FKIP Untirta Eva Lestari memberikan tanggapan terkait permasalahan lingkungan di Banten di setiap daerah yaitu sama krisis air.
“Permasalahan setiap daerah di Banten seperti Lebak, Pandeglang yang masih krisis air bersih terutama Cilegon yang notabenenya kawasan industri yang terindikasi pencemaran air,” ujarnya.
Eva juga berharap peran perempuan dalam pendistribusian pemahaman alam dan lingkungan dampak dan penyegahan selalu dilakukan. “Saya harap perempuan selalu melakukan pendistribusian pemahaman dalam hal dampak dan pencegahan kerusakan alam dalam di lakukan secara optimal,” Harapnya