Agam, 7 Agustus 2025 — Suasana Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, pada Kamis, 07 Agustus 2025 terasa berbeda dari biasanya. Kelompok 24 KKN IAIN Langsa Tahun 2025 menggelar kegiatan Promosi UMKM Rendang Rinuak, sebuah kuliner khas Danau Maninjau yang sarat nilai lokal sekaligus punya potensi ekonomi besar.
Kegiatan ini digagas oleh Kasuma Dewi, salah seorang mahasiswa peserta KKN yang ditugaskan di Lubuk Basung. Ia menjelaskan bahwa promosi UMKM kuliner ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat yang menjadi fokus utama program KKN. “Rendang rinuak bukan sekadar makanan khas, tapi juga identitas masyarakat Danau Maninjau. Kalau dikelola dengan baik, kuliner ini bisa mendongkrak ekonomi keluarga dan mengangkat nama Agam lebih luas lagi,” ujarnya.
Rinuak sendiri merupakan ikan kecil yang hanya hidup dan berkembang biak di Danau Maninjau. Bentuknya mungil, berwarna putih kekuningan, dan sekilas mirip dengan ikan teri Medan. Keunikannya terletak pada keterikatannya dengan ekosistem Danau Maninjau, sehingga menjadikan rendang maupun dendeng rinuak sebagai kuliner eksklusif yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Dalam acara promosi ini, masyarakat dan pelaku UMKM diberi ruang untuk menampilkan produk olahan mereka. Rendang rinuak yang dimasak dengan bumbu khas Minangkabau berhasil menarik perhatian pengunjung dengan cita rasa gurih dan pedas yang melekat. Produk ini dianggap berbeda dari rendang daging sapi atau ayam, sekaligus memberikan variasi baru dalam kuliner tradisional Minang.
Selain rendang, kegiatan juga menyorot dendeng ikan rinuak, salah satu produk olahan yang mulai populer di kalangan pecinta kuliner lokal. Dendeng ikan dibuat melalui proses pengeringan dan penyedapan bumbu. Bentuknya lempengan pipih dengan tekstur elastis, kemudian digoreng sebelum disantap sehingga renyah dan gurih. Umumnya, ikan nila, mujair, atau tawes sering dijadikan bahan dendeng. Namun, dengan menggunakan rinuak, produk ini menjadi lebih istimewa.
Proses pembuatan dendeng rinuak relatif sederhana: ikan dibersihkan, dibumbui, dijemur di bawah sinar matahari, kemudian dikemas. Kandungan airnya yang rendah (sekitar 15–50 persen) membuat produk ini awet tanpa perlu disimpan di kulkas. Itulah sebabnya dendeng rinuak kerap dijadikan oleh-oleh khas Agam oleh wisatawan yang datang ke Danau Maninjau.
Salah seorang pelaku UMKM yang ikut dalam kegiatan ini mengaku senang karena produknya semakin dikenal. “Selama ini kami hanya menjual di pasar sekitar Lubuk Basung. Dengan adanya promosi seperti ini, ada harapan produk kami bisa tembus ke pasar yang lebih luas, bahkan sampai luar Sumatera,” ujarnya penuh optimis.
Pemerintah Nagari Lubuk Basung juga memberikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa KKN IAIN Langsa. Menurut mereka, kegiatan promosi UMKM tidak hanya bermanfaat dalam memperkenalkan kuliner khas, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya inovasi, kemasan menarik, dan strategi pemasaran yang tepat.
Dengan adanya kegiatan ini, rendang dan dendeng rinuak semakin menunjukkan potensinya sebagai produk kuliner unggulan yang tidak hanya memperkaya khasanah kuliner Minangkabau, tetapi juga berpeluang besar menjadi primadona ekonomi kreatif masyarakat Agam.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”