Di negeri ini, sebuah kursi kadang lebih sibuk dipindah daripada masalahnya diselesaikan. Setiap kali ada kegaduhan, publik disuguhi ritual seremonial: pergantian posisi. Seolah-olah dengan mengganti wajah di balik meja, segala keresahan bisa langsung reda.
Namun, masyarakat tentu tidak mudah lupa. Mereka tahu bahwa yang dibutuhkan bukan sekadar pergantian nama di papan jabatan, melainkan kepastian: apakah akar persoalan benar-benar ditangani, atau hanya ditutupi dengan cat baru di dinding lama?
Di jalanan, suara lantang mahasiswa kerap dianggap riuh belaka. Padahal, riuh itulah yang membuat telinga penguasa terpaksa terbuka. Ironinya, riuh itu sering dijawab dengan langkah instan—ibarat membasuh luka dengan air, tanpa pernah mengobatinya.
Hukum, dalam idealnya, seharusnya setara bagi siapa pun. Tetapi realitas kadang menunjukkan sebaliknya: tajam saat menyentuh rakyat jelata, lalu tiba-tiba tumpul ketika berhadapan dengan orang yang “berumah di dalam”. Sebuah drama klasik yang terus dipentaskan.
Masyarakat kecil yang merasa dirugikan tentu tak puas dengan dekorasi administrasi. Mereka menanti bukti nyata, bukan sekadar berita manis. Karena keadilan sejati bukanlah pertunjukan panggung, melainkan rasa aman yang bisa dirasakan sampai ke pelosok pasar dan dusun.
Apresiasi boleh saja diberikan pada langkah awal yang berani. Tetapi keberanian sejati bukan hanya diukur dari keputusan memindahkan kursi, melainkan dari kesungguhan menuntaskan perkara hingga akarnya. Tanpa itu, semua hanya akan tampak seperti bedah plastik birokrasi—wajah baru dengan masalah lama.
Sindiran publik kali ini sederhana: jangan sampai hukum sekadar menjadi kosmetik untuk menutupi luka. Karena rakyat tidak butuh bedak ketegasan, melainkan pengobatan keadilan. Dan mereka akan terus menunggu, sambil bertanya: benarkah hukum ini milik semua, atau hanya milik sebagian?
Sekali bendera dikibarkan pantang untuk diturunkan, hentikan ratapan dan tangisan, mundur satu langkah adalah suatu bentuk pengkhianatan !!!
Bumi Nusantara, 05 September 2025
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”