Jember, 18 September 2025 – Kabupaten Jember kembali menegaskan dirinya sebagai salah satu pusat kekayaan sejarah dan budaya di kawasan Tapal Kuda Jawa Timur. Melalui program “Mangadhyayaksara”, sebuah inisiatif pelestarian aksara kuno yang digagas oleh Gazza Triatama Ramdhani, masyarakat Jember akan diajak menyelami kembali jejak peradaban yang tertoreh dalam aksara Kawi.
Program ini akan berlangsung pada 20–21 September 2025 di Balai Kecamatan Sukorambi, Jember, dengan dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur. Selain melibatkan akademisi, kegiatan ini juga akan menghadirkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, komunitas sejarah, dan pegiat budaya lokal.
Kegiatan Dua Hari
Rangkaian Mangadhyayaksara dirancang selama dua hari penuh. Hari pertama dibuka dengan sesi pengantar yang akan disampaikan langsung oleh Gazza Triatama Ramdhani, Sejarawan Muda sekaligus penggagas program. Pada sesi ini, Gazza akan mengulas kembali sejarah aksara Kawi serta pentingnya menghubungkan masyarakat masa kini dengan warisan literasi Nusantara.
Hari kedua akan menjadi puncak kegiatan berupa seminar Aksara Kawi, yang menghadirkan pembicara utama Drs. Ismail Lutfi, M.A, dosen Universitas Negeri Malang dan pakar epigrafi yang telah lama menekuni kajian prasasti kuno. Seminar ini juga akan menampilkan presentasi dari Gazza, serta dipandu oleh moderator M. Fadlal Khayri, mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Lebih dari Sekadar Diskusi
Mangadhyayaksara tidak hanya dimaksudkan sebagai ruang diskusi intelektual. Peserta juga akan mendapat pengalaman praktik langsung, seperti mengenal bentuk Aksara Kawi, mencoba menuliskannya di atas media lontar, hingga memahami konteks historis prasasti Congapan yang menjadi salah satu inspirasi utama kegiatan ini.
Peserta Lintas Kampus
Kegiatan ini akan diikuti oleh mahasiswa sejarah dari berbagai perguruan tinggi di Jember, termasuk Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Universitas Jember, Universitas PGRI Argopuro, dan Universitas Muhammadiyah Jember. Keterlibatan lintas kampus ini menunjukkan bahwa Mangadhyayaksara bukan hanya agenda satu komunitas, tetapi menjadi ruang kolaborasi bagi generasi muda untuk bersama-sama menjaga warisan budaya.
Identitas yang Perlu Dijaga
Menurut Gazza Triatama Ramdhani, minimnya perhatian terhadap aksara Kawi menjadi kegelisahan yang melahirkan program ini. “Aksara Kawi menyimpan jejak pengetahuan dan sejarah bangsa. Dengan mempelajarinya, kita sebenarnya sedang membaca kembali identitas lokal kita sendiri,” ujarnya.
Gazza menambahkan, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran baru di kalangan generasi muda bahwa aksara bukan sekadar simbol linguistik, melainkan bagian dari rekam jejak peradaban yang perlu dirawat.
Harapan Bersama
Melalui Mangadhyayaksara, penyelenggara ingin membuka kesadaran bahwa pelestarian budaya dapat dilakukan dengan cara-cara kreatif, kolaboratif, dan berbasis komunitas. Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi terciptanya ekosistem riset, pelatihan, dan publikasi yang lebih serius mengenai aksara kuno di Kabupaten Jember.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”