Jember. (20/09) Manghadyayaksara kegiatan yang mengambil tema dalam kepenulisan aksara. acara tersebut memberikan edukasi bagi masyarakat jember mengenai kebudayaan berupa peninggalan sejarah yang memiliki tulisan Kawi. Bentuk kegiatan tersebut menampilkan berupa penjelasan secara gamblang wawasana Aksara sesuai tema yang diambil. Pengetahuan kan aksara menjadi langkah palig utama mengetahui keberadaan kebudayaan leluhur. Momentum ini digunakan dalam jangka waktu 2 hari.
Malam sabtu dan Minggu, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, penyelenggara sekaligus narasumber kegiatan ini tidak perlu untuk mengeluarkan uang sepersen pun/ Gratis. Hal ini disampaikan agar para generasi mempunyai minat dalam melestarikan kebudayaan khusus nya pada tingkat lokal. Kegiatan Manghadyayaksara diselenggarakan dengan tujuan utama untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Jember terhadap pentingnya melestarikan tradisi tulis warisan leluhur. Melalui pengenalan aksara Kawi, penyelenggara berharap masyarakat tidak hanya mengenal bentuk aksara, tetapi juga memahami nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, acara ini menjadi sarana awal untuk membuka ruang edukasi publik, sehingga masyarakat Jember dapat mengetahui potensi kebudayaan lokal yang selama ini masih kurang mendapat perhatian. Penyelenggara menekankan bahwa pelestarian aksara bukan hanya tanggung jawab akademisi, melainkan juga tugas bersama seluruh lapisan masyarakat.
Kesempatan pada acara ini mengundang Narasumber ahli Epigraf Bapak Ismail Lutfi dan pegiat aksara Kawi yaitu Gaza Triatama Ramdhani. Bapak Ismail Lutfi sebagai akademisi atau dosen Universitas Malang memberikan gambaran bahwa aksara menjadi media peninggalan tradisi tulis yang sampai saat ini masih belum banyak paham terhadap manfaat aksara Kawi. Sorotan acara ini terletak pada Gaza sebagai mahasiswa yang mempunyai fokus dalam meggeluti pada bidang Aksara jawa.
Dengan program bantuan fasilitasi kebudayaan Jawa timur BPKW XI memberikan tujuan jelas terhadap pengembanagn destinasi kesejarahan di Jember. Ia turut memberikan kontribusi dalam ranah nya untuk mengedukasi Masyarakat Jember melalui pengetahuan yang diperoleh. Dalam penyampaiannya, kedua narasumber tidak hanya menjelaskan sisi akademis aksara Kawi, tetapi juga memberikan tips praktis bagi masyarakat yang ingin mulai mengenalinya. Beberapa di antaranya adalah memahami bentuk dasar huruf Kawi, membandingkan dengan aksara Jawa modern, serta pentingnya membaca prasasti dengan konteks sejarahnya.
Diskusi berlangsung interaktif, peserta diajak untuk mencoba membaca contoh aksara sederhana, sekaligus memahami makna dari simbol-simbol yang tertulis. Bapak Ismail Lutfi menekankan bahwa aksara Kawi tidak boleh hanya dipandang sebagai peninggalan masa lalu, melainkan juga sumber ilmu untuk melihat perjalanan budaya.
Sementara itu, Gaza sebagai sejarawan muda memberikan perspektif segar mengenai bagaimana generasi sekarang bisa terlibat dalam pelestarian tradisi tulis. Menurutnya, aksara Kawi bisa dijadikan pintu masuk untuk menumbuhkan kembali rasa memiliki terhadap sejarah lokal Jember.
Melalui kegiatan Manghadyayaksara ini, para penyelenggara berharap masyarakat Jember semakin peduli terhadap warisan budaya lokal, khususnya aksara Kawi. Harapan tersebut tidak hanya berhenti pada pengetahuan semata, tetapi juga mendorong partisipasi nyata masyarakat dalam menjaga peninggalan leluhur.
Ke depan, kegiatan serupa direncanakan terus berlanjut sebagai upaya membangun ekosistem kebudayaan di Jember. Dukungan dari BPKW XI Jawa Timur juga diharapkan menjadi pijakan kuat dalam mengembangkan destinasi kesejarahan di daerah ini.
Gaza Triatama Ramdhani menegaskan bahwa langkah kecil ini bisa menjadi awal kebangkitan kesadaran budaya, terutama bagi generasi muda. “Jika masyarakat mulai mengenali aksara Kawi, maka mereka juga sedang mengenali jati dirinya sendiri sebagai pewaris kebudayaan,” ujarnya.
Dengan adanya kolaborasi antara akademisi senior dan pegiat muda, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa warisan tulis Jember tidak hanya dikenang, tetapi juga dilestarikan untuk masa depan.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”