Nazwa Febri Ardiansyah—
Kecemasan itu nyata. Aku tahu betul rasanya, karena aku sendiri saat ini juga sedang menglaminya. Awalnya, ada sebuah peristiwa yang membuatku sering merasa gelisah, khawatir, bahkan susah tidur. Rasanya seperti ada sesuatu yang terus menekan di dada, bikin pikiran jadi penuh bayangan buruk. Sejak saat itu, aku sadar bahwa kecemasan bisa datang ke siapa saja, bahkan tanpa kita minta.
Namun seiring waktu, aku belajar bahwa aku nggak bisa terus-terusan larut di dalam rasa itu. Aku butuh jalan keluar, bukan untuk melarikan diri dari masalah, tapi untuk menemukan pelarian sehat yang bisa membuatku tetap kuat.
Buatku, salah satu pelarian itu adalah bergabung dengan komunitas. Saat aku dikelilingi orang-orang yang ramah, terbuka, dan mau mendengarkan, ada perasaan hangat yang muncul. Dari situlah aku merasa: ternyata aku nggak sendirian. Dukungan sekecil apapun dari orang lain bisa sangat berarti ketika kita sedang diliputi cemas.
Selain itu, menulis juga jadi salah satu jalanku untuk sembuh perlahan. Lewat tulisan, aku bisa mencurahkan semua perasaan tanpa takut dihakimi. Setiap kata seolah membantu merapikan isi kepalaku yang semrawut. Menulis, bagiku, bukan sekadar hobi—tapi juga terapi.
Aku juga menemukan bahwa memberi waktu untuk diri sendiri itu penting. Entah itu dengan berjalan sore, mendengarkan musik, atau sekadar berdiam diri di kamar. Aktivitas sederhana seperti itu mungkin terlihat sepele, tapi sering kali justru itulah yang membuat hati lebih tenang.
Pengalaman ini mengajarkanku bahwa melawan kecemasan bukan berarti menghapusnya sama sekali. Rasa cemas mungkin akan selalu ada, tapi kita bisa memilih untuk berdamai dengannya. Dengan kegiatan positif, dengan orang-orang yang tepat, dan dengan kesabaran untuk merawat diri, kita bisa menemukan kekuatan yang mungkin selama ini kita kira hilang.
Kalau aku bisa melewati itu semua, aku percaya kamu juga bisa. Ingat, setiap orang punya jalannya masing-masing—dan tak apa kalau jalanmu berbeda. Yang terpenting adalah terus bergerak maju, sekecil apapun langkah itu.
Dan mungkin, suatu hari nanti, kita akan menyadari bahwa rasa cemas yang dulu begitu menekan, justru mengajarkan kita cara untuk lebih mencintai diri sendiri. Bahwa di balik setiap ketakutan, selalu ada kesempatan untuk bertumbuh lebih kuat.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”