Pembelajaran ini bertujuan untuk membantu peserta didik memahami bagaimana sosiologi sebagai ilmu sosial. Melalui sejarah sosiologi dan teori-teori mengenai peran dan fungsi sosiologis bagi kehidupan masyarakat. Pemahaman sosiologis akan membantu untuk memahami bagaimana ilmu sosial sangat berguna dan memiliki dampak besar bagi kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, melalui artikel ini diharapkan dapat membantu setiap peserta didik memahami secara tepat sosiologi sebagai ilmu sosial dan berbaur dalam masyarakat.
Kata Kunci: Sosiologi, Ilmu Sosial, Peran Sosiologi, Masyarakat
Pendahuluan
Sejarah Sosiologi
Auguste Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah. Sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat, bukan berdasarkan dugaan-dugaan.
Perkembangan Awal: para pemikir Yunani kuno beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja (abad ke-5 s/d abad ke-14 M). Masyarakat bisa mengalami perkembangan dan kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah.
Abad Pencerahan: Rintisan Kelahiran Sosiologi
Abad ini (XVII) ditandai dengan beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat harus dapat dijelaskan secara masuk akal/rasional.
Abad Revolusi: Pemicu Lahirnya Sosiologi
Terjadi perubahan revolusioner sepanjang abad ke-18 M. (revolusi industri di Inggris dan revolusi sosial di Perancis)
Muncul kesadaran akan HAM yang mengakibatkan terjadinya Revolusi Perancis.
Kelahiran Sosiologi
Sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Sosiologi dicetuskan pertama kali pada abad ke-18 oleh Auguste Comte (berkebangsaan Perancis), dalam bukunya yang berjudul “Cours de Philosophie Positive” sebagai ilmu positif tentang masyarakat dengan pendekatan makro. Sosiologi menjadi ilmu yang mandiri sejak pertengahan abad ke-19.
Di Indonesia sosiologi mulai berkembang setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tanggal 7 September 1955.
Ki Hadjar Dewantara banyak mempraktikkan konsep-konsep penting sosiologi, seperti kepemimpinan dan kekeluargaan, dalam proses pendidikan di Taman Siswa yang didirikannya. Hal ini tercermin pada semboyan pendidikan yang digunakan pada Taman Siswa, yaitu “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang berarti “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan”.
Pembahasan
Sosiologi sebagai Ilmu Sosial
Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada:
Hubungan timbal balik antara manusia satu dan manusia lainnya.
Hubungan antara individu dan kelompok.
Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya.
Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat.
Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Adapun ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
Sosiologi bersifat empiris → Sosiologi tidak spekulatif dan hanya menggunakan akal sehat. Sosiologi melakukan kajian tentang masyarakat berdasarkan hasil observasi.
Sosiologi bersifat teoritis → Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang didapat dari observasi, disusun secara logis. Tujuannya juga menjelaskan hubungan sebab akibat.
Sosiologi bersifat kumulatif → Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya, dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama.
Sosiologi bersifat nonetis → Sosiologi tidak mencari baik atau buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis.
Sosiologi sebagai Ilmu dengan Paradigma Ganda
Ritzer dalam bukunya Sociology: A Multiple Paradigm Science (1975), menyatakan ada tiga paradigma utama sosiologi:
Paradigma Fakta Sosial → Berdasarkan paradigma ini, kajian sosiologi adalah fakta sosial, baik sesuatu yang berbeda atau nyata ada (material entity) dan tidak nyata ada (non material entity), seperti ide atau gagasan.
Paradigma Perilaku Sosial → Subjek dari paradigma ini adalah perilaku (behavior) individu yang menimbulkan akibat atau perubahan terhadap tindakan selanjutnya, khususnya penghargaan (reward) yang memancing perilaku yang diinginkan serta hukuman (punishment) yang mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
Teori Konflik (Conflict Theory)
Menurut teori ini konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial.
Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa semua perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Ia yakin bahwa konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat.
Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)
Teori fungsionalis berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi mempengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang tingkatnya moderat.
Fakta dan Objek Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu sosial, bukan ilmu alam atau ilmu rohani, yaitu sesuai dengan kenyataan/gejala kemasyarakatan.
a) Sosiologi bersifat kategoris, bukan normatif, yaitu membatasi diri pada kejadian ini, bukan pada apa atau seharusnya terjadi.
b) Sosiologi merupakan ilmu murni, bukan terapan.
c) Sosiologi bersifat abstrak, bukan konkret.
d) Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum interaksi.
e) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris-rasional.
f) Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus.
Objek Ilmu Sosiologi:
Objek formal: kehidupan sosial, gejala-gejala, dan proses hubungan manusia.
Objek material: manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat.
Fungsi Sosiologi
Untuk pembangunan: sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.
Pada tahap perencanaan, hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan sosial.
Pada tahap pelaksanaan, hal yang harus dilihat adalah kekuatan sosial masyarakat serta proses perubahan sosial.
Pada tahap penilaian, hal yang harus dilakukan adalah analisis terhadap dampak sosial pembangunan.
Untuk penelitian: dengan penelitian akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik.
Peran Sosiologi
Sosiolog sebagai ahli riset
Sosiolog berfokus pada pengumpulan dan penggunaan data melalui riset. Tujuannya adalah untuk mencari data kehidupan sosial masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah di masyarakat.
Sosiolog sebagai konsultan kebijakan
Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan adalah suatu prediksi. Artinya, kebijakan diambil dengan harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan.
Sosiolog sebagai praktisi
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, misalnya dalam menyelesaikan masalah hubungan masyarakat, hubungan antar karyawan, masalah moral, atau hubungan antarkelompok dalam organisasi.
Sosiolog sebagai guru atau pendidik
Mengajar merupakan salah satu kegiatan yang dapat digeluti oleh seorang sosiolog. Sebagai seorang pendidik, sosiolog berperan dalam mengajarkan dan mengembangkan sosiologi sebagai ilmu di berbagai bidang dengan memberikan contoh-contoh yang terdapat di masyarakat.
Kesimpulan
Peran sosiolog sangat dibutuhkan. Berdasarkan data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, para pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial. Contohnya adalah cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah kemiskinan.
Berdasarkan data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, para pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial. Contohnya adalah cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah kemiskinan.
oleh: Grace Sita Ginting
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”