Kirim Press Release
Contact Us
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2025
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Sorot

Dari Makan Bergizi ke Politik Populisme: Kritik PMII terhadap Politisasi Program MBG di Indonesia

abdullah Rakha fadillah by abdullah Rakha fadillah
7 October 2025
in Sorot
A A
0
MBG
863
SHARES
1.3k
VIEWS

Dari Makan Bergizi ke Politik Populisme: Kritik PMII terhadap Politisasi Program MBG di Indonesia

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diluncurkan pemerintah dengan semangat luhur untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia. Fokusnya sederhana: menekan angka stunting, memperbaiki gizi anak-anak dan ibu hamil, serta mendorong pemerataan kesejahteraan menuju Indonesia Emas 2045. Namun di balik narasi kemanusiaan itu, terselip dinamika politik yang tidak bisa diabaikan. Program MBG bukan hanya kebijakan sosial, tapi juga arena pertarungan kepentingan antara idealisme kesejahteraan dan pragmatisme kekuasaan. Di titik inilah muncul perlawanan moral dari mahasiswa, salah satunya PMII Kuningan, yang turun ke jalan menolak politisasi MBG. Gerakan itu menjadi pengingat bahwa politik tidak boleh kehilangan nilai etikanya.

Dalam teori politik, populisme sering dipahami sebagai strategi elite untuk meraih legitimasi lewat janji-janji kesejahteraan instan. Ernesto Laclau menyebut populisme sebagai upaya membangun narasi “rakyat” yang dimobilisasi demi kepentingan politik tertentu. Fenomena MBG dapat dibaca dalam kerangka ini: gagasan yang tampak pro-rakyat, namun implementasinya justru sarat kepentingan elektoral. Ketika kebijakan sosial dijalankan tanpa kesiapan sistem dan pengawasan yang kuat, maka yang terjadi bukanlah pemerataan kesejahteraan, melainkan pemborosan politik. Dugaan adanya “jatah dapur” bagi politisi lokal dan praktik rente dalam distribusi proyek MBG memperkuat kesan bahwa program ini rawan dijadikan komoditas politik.

PMII Kuningan memandang bahwa politik populis seperti ini berpotensi menipu kesadaran publik. Mereka menilai program MBG, yang seharusnya menjadi wujud kehadiran negara, justru berisiko menjadi alat pencitraan bagi elite tertentu. Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh PMII Kuningan merupakan ekspresi dari kesadaran kritis bahwa kesejahteraan rakyat tidak boleh menjadi barang dagangan politik. Dalam orasinya, mereka menegaskan bahwa bantuan sosial harus dijalankan dengan prinsip transparansi dan keadilan, bukan dikendalikan oleh logika elektoral. Mahasiswa hadir bukan untuk menolak programnya, melainkan menolak niat buruk di balik kebijakan yang seharusnya murni untuk kepentingan publik.

Baca Juga

1000304601

Batang Gede Ambruk Dua Mobil di Nusa Loka Jadi Korban Amukan Hujan Angin

7 October 2025
IMG 20251007 183451 296

Dari Trauma Menuju Ketenangan: Cerita Perempuan YPKKSB Pulih Lewat Program Soulrise

7 October 2025
Angin Kencang

Hujan Disertai Angin Kencang Terjang Di Bintaro, Puluhan Pohon Tumbang dan Lalu Lintas Terganggu

7 October 2025
IMG 20251007 WA0064 1

Monyet Liar Masuk Savia, Warga: Bukan Tamu Undangan!

7 October 2025

Di sisi lain, PMII juga memahami bahwa kebijakan sosial adalah salah satu pilar penting dalam sistem welfare state. Namun ketika pelaksanaannya dipenuhi intervensi politik, maknanya bergeser. Welfare state yang seharusnya berpihak pada rakyat kecil berubah menjadi patronage state, di mana bantuan hanya mengalir kepada kelompok yang dekat dengan kekuasaan. Dalam konteks MBG, ini tampak dari carut-marutnya pengawasan, infrastruktur dapur yang belum siap, hingga munculnya kasus keracunan di beberapa daerah. Semua itu memperlihatkan bahwa niat baik tanpa tata kelola yang bersih justru membuka ruang bagi penyimpangan.

Gerakan PMII Kuningan memperlihatkan peran mahasiswa sebagai moral force—penjaga etika di tengah krisis moral politik. Mereka tidak sekadar menolak, tetapi menawarkan kesadaran baru bahwa kesejahteraan rakyat harus dibangun dengan prinsip partisipasi dan akuntabilitas. Dalam konteks demokrasi, mahasiswa adalah penjaga ruang publik agar kebijakan sosial tidak dikooptasi oleh kepentingan segelintir elite. Ketika suara mahasiswa dibungkam, maka demokrasi kehilangan penyeimbangnya. Karena itu, aksi PMII bukan sekadar bentuk penolakan, tetapi bagian dari pendidikan politik yang menumbuhkan kesadaran rakyat terhadap hak-haknya.

Fenomena MBG juga membuka diskursus baru tentang bagaimana politik kesejahteraan di Indonesia masih dibayangi logika transaksional. Pemerintah seolah hadir sebagai dermawan, bukan sebagai pelaksana amanah rakyat. Padahal, dalam pandangan politik Islam dan tradisi Ahlussunnah wal Jamaah yang menjadi landasan PMII, kekuasaan adalah amanah, bukan alat untuk memperkaya diri atau kelompok. Keadilan sosial hanya bisa ditegakkan jika kebijakan publik berangkat dari niat ikhlas dan berpihak pada yang lemah. Politik yang kehilangan nilai moralnya pada akhirnya hanya menghasilkan kebijakan yang rapuh, dangkal, dan tidak berkelanjutan.

Satu Rumah Top Leaderboard

Gerakan mahasiswa seperti PMII Kuningan adalah bukti bahwa idealisme belum mati. Mereka menolak tunduk pada pragmatisme politik yang menipu rakyat dengan simbol-simbol kesejahteraan semu. Mereka hadir sebagai suara nurani, mengingatkan bahwa negara tidak boleh memperlakukan rakyatnya sebagai objek politik. Dalam konteks ini, aksi PMII juga menjadi ajakan bagi generasi muda untuk membangun politik baru—politik yang berpijak pada etika, empati, dan keadilan. Mahasiswa tidak hanya mengkritik, tapi juga membangun narasi alternatif bahwa kesejahteraan sejati lahir dari integritas, bukan dari janji kosong kekuasaan.

Kasus MBG seharusnya menjadi momentum refleksi nasional: apakah negara benar-benar berpihak pada rakyat, atau hanya menjadikan rakyat sebagai alat legitimasi politik? Politisasi bantuan publik adalah pengkhianatan terhadap amanah rakyat dan penghancuran moral kebangsaan. Di tengah situasi ini, PMII menunjukkan bahwa mahasiswa masih punya nyali untuk bersuara, mengingatkan bahwa politik sejati adalah sarana memperjuangkan keadilan sosial sebagaimana cita-cita konstitusi. Dalam semangat Dzikir, Fikir, dan Amal Sholeh, perjuangan mahasiswa bukan sekadar reaksi, tapi bagian dari jihad intelektual untuk mengembalikan politik pada fitrahnya: melayani manusia, bukan memperalatnya.


Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia

Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”

Tags: Makan Bergizi GratisMBG
Share345Tweet216Share60Pin78SendShare
Kirim Berita Media Wanita
Previous Post

AI Pertanahan Tingkatkan Hasil PNBP Kementerian ATR/BPN

Next Post

Tragedi Berulang MBG: Janji Gizi yang Berubah Jadi Petaka

abdullah Rakha fadillah

abdullah Rakha fadillah

Abdullah Rakha Fadillah, atau akrab disapa Raka, adalah mahasiswa Pendidikan IPS UIN Syeikh Nurjati Cirebon. Aktif sebagai kader PMII Komisariat dan bergiat di Departemen Kaderisasi HIMASOS. Selain itu, ia juga merupakan pelatih PSHT, serta dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap isu sosial dan politik kampus. Bagi Raka, gerakan intelektual bukan sekedar turun ke jalan, tapi juga menulis sebagai bentuk perlawanan dan penyadaran.

Related Posts

1000304601

Batang Gede Ambruk Dua Mobil di Nusa Loka Jadi Korban Amukan Hujan Angin

7 October 2025
IMG 20251007 183451 296

Dari Trauma Menuju Ketenangan: Cerita Perempuan YPKKSB Pulih Lewat Program Soulrise

7 October 2025
Angin Kencang

Hujan Disertai Angin Kencang Terjang Di Bintaro, Puluhan Pohon Tumbang dan Lalu Lintas Terganggu

7 October 2025
IMG 20251007 WA0064 1

Monyet Liar Masuk Savia, Warga: Bukan Tamu Undangan!

7 October 2025
Next Post
SISWA KERACUNAN MBG Suasana IGD RSUD SOE

Tragedi Berulang MBG: Janji Gizi yang Berubah Jadi Petaka

667a2efc90fe3

Milenial Lifestyle: Antara Hobi Traveling, Healthy Living, dan Aktivisme Digital

Komunikasi Digital

Meneguhkan Kepercayaan Publik lewat Komunikasi Digital Pemerintah: Antara Cepat dan Kredibel

Julianto Budhi Prasetyono pimpin apel pagi perdana, tekankan sinergi dan semangat kerja ASN Lapas Bengkulu.

Kalapas Bengkulu Dorong Sinergi ASN, Wujudkan Lapas yang Elok Nian dan Berintegritas

PDAM

Rapat Evaluasi Direktorat Umum dan Keuangan PDAM Tirta Mountala: Fokus pada Penguatan Pelayanan dan Isu Terkini Wilayah Layanan

Please login to join discussion
Satu Rumah Half Page 01
Siaran Berita

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Siaran-Berita.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@siaran-berita.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Aplikasi Siaran-Berita.com

Untuk memnudahkan membaca berita terbaru di Siaran-berita.com segera download aplikasi khusus untuk Android di Google Play dan nikmati kemudahan membaca berita langsung dari gadget Anda

siaran-berita.com google play

Guest Posts are Welcome!

“Hi 👋 We’re offering guest post spots on Siaran-BERITA.com | You’ll get 2 permanent do-follow links, homepage exposure, and super fast publishing (1–24 hrs). PayPal accepted 👍 Interested?”

Satu Rumah Rectangle
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita