Kegiatan outing class yang diinisiasi oleh STKIP Al Hikmah Surabaya merupakan manifestasi cerdas dari strategi pendidikan yang seimbang. Dari visual yang menangkap mahasiswa mengenakan almamater di hadapan gedung formal dan di sisi lain berkumpul santai di depan mural cerah “Kampung Warna-Warni”, tergambar jelas bahwa kegiatan ini bertujuan ganda: memberikan ‘refreshing otak’ setelah padatnya tugas, sekaligus menjadi wahana krusial untuk membentuk sifat musyawarah dan perencanaan dalam jiwa kepemimpinan.
Setelah melalui periode kuliah yang intens dan tuntutan tugas yang menumpuk, perubahan atmosfer adalah sebuah keharusan. Kehadiran para peserta di lingkungan yang dinamis, seperti yang ditunjukkan oleh latar belakang mural penuh warna, memberikan jeda mental yang sangat dibutuhkan. Suasana non-akademik ini efektif mengurangi stres dan memulihkan energi kognitif. Ketika pikiran telah segar, mahasiswa dapat kembali ke rutinitas perkuliahan dengan fokus yang lebih tajam. Interaksi yang lebih rileks dengan sesama rekan dan pendamping juga berfungsi mempererat ikatan sosial, membangun jaringan keakraban yang menjadi fondasi kuat bagi kolaborasi akademik dan organisasi.
Lebih dari sekadar rekreasi, outing class ini adalah simulasi nyata manajemen proyek. Visual yang menampilkan kelompok yang terorganisir dengan seragam almamater mengisyaratkan adanya perencanaan yang matang di balik kegiatan ini. Setiap tahapan, mulai dari penentuan destinasi, pengaturan jadwal, hingga logistik, menuntut mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu perencanaan secara praktis.
Aspek kepemimpinan yang paling menonjol adalah latihan musyawarah. Dalam menjalankan kegiatan di luar kampus, panitia dan anggota kelompok ditantang untuk mengambil keputusan kolektif, misalnya saat berinteraksi dengan komunitas lokal atau menghadapi kendala tak terduga di lapangan. Mereka belajar mendengarkan beragam perspektif, menimbang opsi secara terbuka, dan mencapai konsensus yang menguntungkan bersama prinsip dasar yang esensial dalam kepemimpinan berbasis kolektivitas. Proses ini secara efektif mentransformasi teori organisasi di kelas menjadi aksi nyata.
Penulis berpendapat bahwa model outing class ini seharusnya menjadi standar dalam kurikulum pendidikan tinggi. Seringkali, kemampuan teknis mahasiswa sudah sangat baik, tetapi kemampuan non-teknis (soft skills) seperti musyawarah dan teamwork masih lemah. Outing class seperti yang dilakukan STKIP Al Hikmah ini memaksakan mahasiswa keluar dari zona nyaman akademik mereka dan menerapkan teori kepemimpinan langsung di lapangan. Saya melihat kegiatan ini sebagai investasi yang tidak ternilai, sebab calon guru dan pemimpin masa depan tidak hanya harus cerdas di kelas, tetapi juga harus memiliki jiwa kepemimpinan yang matang, mampu berempati, dan siap mengambil keputusan melalui mekanisme musyawarah yang demokratis. Jeda ini, sungguh, adalah cara terbaik untuk melatih kedua sisi otak dan mental secara simultan.
Outing class STKIP Al Hikmah Surabaya adalah model kegiatan yang komprehensif. Dengan memadukan fungsi relaksasi mental dan pengembangan soft skill, khususnya musyawarah dan perencanaan, STKIP Al Hikmah membekali mahasiswanya dengan kematangan emosional dan manajerial yang siap diimplementasikan, menjadikan mereka calon-calon pemimpin dan pendidik yang adaptif dan visioner di masa depan.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”