Tim PKM-RSH Universitas Bosowa Mengkaji Nilai Siri’ Na Pacce dalam Mengatasi Fenomena Pembusuran
Makassar — Di jantung Kota Daeng, denyut kehidupan berlari cepat di antara riuh pelabuhan, padat jalanan, dan semangat masyarakatnya yang pantang menyerah. Namun, di balik dinamika kota metropolitan ini, nilai luhur yang menjadi napas masyarakat Bugis-Makassar mulai diuji: Siri’ na Pacce — dua kata sakral yang menjadi penuntun moral dan harga diri orang Sulawesi Selatan.
Dalam sembilan bulan terakhir, bayang-bayang kelam sempat menutupi cahaya nilai itu. Sejak Januari hingga September 2025, Makassar diguncang oleh maraknya teror busur — aksi kekerasan remaja yang menyerang warga dengan busur rakitan. Korbannya bukan hanya tubuh yang terluka, tetapi juga hati masyarakat yang selama ini hidup dengan falsafah malu berbuat salah (Siri’) dan empati terhadap sesama (Pacce).
Gerakan Save Children’s Future
Melihat kenyataan ini, Tim Psylabos Universitas Bosowa menggagas gerakan moral bertajuk “Save Children’s Future” melalui kegiatan PKM-RSH 2025. Gerakan ini hadir bukan untuk menghukum, tetapi untuk menyelamatkan masa depan anak — termasuk mereka yang terlanjur menjadi pelaku.
Pendekatan yang diambil bersifat preventif dan edukatif: mengembalikan anak pada nilai, bukan sekadar memberi sanksi. Nilai itu lahir dari tanah sendiri — Siri’ na Pacce.
Makna Siri’ na Pacce
Dalam budaya Bugis-Makassar, Siri’ berarti harga diri dan rasa malu untuk berbuat salah, sedangkan Pacce bermakna empati dan kepedulian mendalam terhadap penderitaan orang lain. Orang yang kehilangan Siri’ na Pacce diyakini kehilangan kemanusiaannya — “Tau’ taniana tau’,” kata pepatah Bugis.
Dengan Siri’, seseorang menahan diri dari tindakan memalukan. Dengan Pacce, ia terdorong menolong sesama. Jika dua nilai ini hidup di dada remaja, kekerasan tak akan menemukan ruang.
Kajian Tim Psylabos
Hasil kajian Tim Psylabos menunjukkan bahwa remaja yang memahami makna Siri’ dan Pacce cenderung memiliki tingkat agresivitas lebih rendah dan empati sosial lebih tinggi. Siri’ menumbuhkan rasa malu ketika menyakiti orang lain, sementara Pacce menumbuhkan dorongan untuk melindungi. Dua nilai ini, jika dihidupkan kembali, bisa menjadi perisai moral bagi generasi muda Makassar.
Gerakan “Save Children’s Future” bukan sekadar kampanye, tetapi seruan moral bagi seluruh warga Kota Daeng. Sekolah, keluarga, dan komunitas harus menjadi ruang untuk menanamkan nilai Siri’ na Pacce sejak dini.
Makassar pernah dikenal karena keberaniannya, kini saatnya dikenal karena kepedulian dan kemanusiaannya. Siri’ na Pacce bukan sekadar warisan leluhur, melainkan kompas moral yang menuntun generasi muda menuju masa depan yang beradab, damai, dan manusiawi.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
































































