Di tengah meningkatnya krisis energi dan persoalan pengelolaan limbah industri, inovasi pemanfaatan limbah menjadi energi alternatif kian mendapat perhatian. Salah satu pendekatan yang berkembang pesat dalam lima tahun terakhir adalah pembuatan briket dari limbah industri. Selain berpotensi sebagai sumber energi bersih, teknologi ini juga dapat mengurangi dampak lingkungan dari pembuangan limbah padat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa limbah industri seperti serbuk logam, limbah kertas, residu pertanian, hingga sludge industri dapat diolah menjadi briket dengan nilai kalor tinggi dan emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil konvensional.
1. Tren Riset 5 Tahun Terakhir
Berdasarkan penelusuran terhadap lima jurnal ilmiah terbitan 2019–2024, terlihat tren peningkatan jumlah publikasi yang membahas topik briket limbah industri. Fokus penelitian umumnya mencakup:
1. Pengujian sifat fisik dan kimia briket dari berbagai jenis limbah.
2 . Optimasi proses karbonisasi dan pencetakan untuk meningkatkan nilai kalor.
3. Analisis dampak lingkungan dan ekonomi dari pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar alternatif.
4.Inovasi bahan pengikat yang lebih ramah lingkungan untuk meningkatkan daya tahan dan efisiensi pembakaran.
5. Integrasi teknologi briket dengan sistem energi terbarukan di kawasan industri.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar jenis limbah industri dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku briket tanpa perlu proses tambahan yang mahal, menjadikan teknologi ini relatif terjangkau untuk diterapkan di negara berkembang.
2. Potensi Implementasi di Indonesia
Indonesia, sebagai negara industri berkembang dengan volume limbah padat yang tinggi, memiliki peluang besar untuk mengadopsi teknologi briket limbah industri. Sektor manufaktur, logam, pulp & kertas, serta pengolahan makanan menghasilkan jutaan ton limbah setiap tahun — sebagian besar masih berakhir di TPA atau dibakar terbuka.
Dengan regulasi yang tepat dan dukungan riset terapan, briket limbah industri dapat menjadi alternatif sumber energi untuk boiler, tungku industri, bahkan rumah tangga. Selain mengurangi ketergantungan pada batubara, langkah ini sejalan dengan komitmen penurunan emisi karbon nasional.
3. Tantangan dan Arah Penelitian ke Depan
Meski potensinya besar, masih ada beberapa tantangan dalam implementasi skala besar, antara lain:
1 Konsistensi kualitas bahan baku limbah,
2 Standarisasi nilai kalor dan emisi briket,
3 Skema insentif ekonomi bagi industri pengguna,
4 Transfer teknologi ke sektor UMKM dan daerah.
Riset ke depan perlu fokus pada pengembangan sistem produksi terintegrasi, serta analisis siklus hidup (LCA) untuk memastikan bahwa teknologi ini benar-benar memberikan manfaat lingkungan secara menyeluruh.
4. Penutup
Briket limbah industri bukan sekadar inovasi teknis, melainkan bagian dari strategi besar transisi energi bersih dan pengelolaan limbah berkelanjutan. Dukungan kebijakan, riset terapan, dan kemitraan antara industri–akademisi akan menjadi kunci keberhasilan penerapannya di Indonesia.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”