Pada beberapa tahun terakhir, muncul metode diet yang sempat populer di masyarakat yaitu diet berdasarkan golongan darah. Popularitasnya meningkat karena konsepnya dianggap personal dan berbeda dari metode diet lain. Bahkan, beberapa akun media sosial dan influencer turut menyebarkan metode ini sehingga terlihat semakin meyakinkan. Namun, apakah diet golongan darah dapat dibuktikan secara ilmiah?
Apa Itu Diet Berdasarkan Golongan Darah?
Diet berdasarkan golongan darah diperkenalkan oleh Dr. Peter J. D’Adamo pada tahun 1996, yang menyatakan bahwa setiap golongan darah (A, B, AB, dan O) memiliki karakteristik metabolisme serta respons tubuh yang berbeda terhadap makanan tertentu (Butsiarah & Suhada, 2024). Metode ini kemudian berkembang menjadi anjuran mengenai makanan yang sebaiknya dikonsumsi maupun dihindari berdasarkan sifat khas tiap golongan darah. Hal tersebut dianggap mudah dipahami dan menarik, meski hingga kini bukti ilmiahnya masih diperdebatkan.
Cara Kerja Diet Berdasarkan Golongan Darah
Menurut jurnal “Diet Berdasarkan Golongan Darah: Kesalahan Fatal Teori D’Adamo”, golongan darah O digambarkan sebagai tipe “pemburu”. Mereka dianjurkan mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah karbohidrat, serta memperbanyak buah dan sayur. Selain itu, mereka disarankan membatasi biji-bijian, produk gandum utuh, dan beberapa produk peternakan. Alasannya, menurut teori D’Adamo, sistem pencernaan golongan darah O memiliki kadar asam lambung lebih tinggi sehingga diklaim mampu mencerna protein dan lemak dengan lebih mudah.
Golongan darah A digambarkan sebagai “pembudidaya”. Karena dianggap memiliki kadar asam lambung yang lebih rendah dan sulit mencerna makanan berprotein hewani, orang bergolongan darah A direkomendasikan untuk mengonsumsi buah, sayur, makanan berkarbohidrat tinggi, rendah lemak, serta menghindari produk peternakan, lemak, dan daging hewan.
Golongan darah B dijuluki “pengembara”. Mereka disebut memiliki sistem imun kuat dan pencernaan toleran, sehingga makanan seperti buah, sayur, biji-bijian, ikan, produk peternakan, dan daging sapi dianggap cocok. Namun, mereka dianjurkan menghindari konsumsi daging ayam.
Golongan darah AB dijuluki “misterius dan mudah berubah”. Mereka memiliki sistem imun yang sangat toleran dan mudah beradaptasi. Diet yang direkomendasikan bagi golongan darah ini adalah dengan mengonsumsi lebih banyak makanan vegetarian, sedikit ikan, daging selain daging ayam, serta beberapa produk peternakan.
Apa Kata Sains?
Meskipun diet golongan darah ini populer, banyak pakar gizi dan kesehatan menentangnya karena tidak memiliki bukti ilmiah kuat. Sejauh ini, bukti yang mendukung efektivitas diet golongan darah belum pernah dinilai secara memadai dalam literatur ilmiah (Cusack, De Buck, Compernolle, & Vandekerckhove, 2013). D’Adamo juga menyatakan bahwa penggolongan makanan disesuaikan dengan golongan darah itu penting, karena apabila lektin makanan tidak cocok dengan tipe darah akan terjadi penggumpalan sel darah merah, sehingga menyebabkan masalah terhadap sistem pencernaan dan metabolisme makanan terhadap produksi insulin dan gangguan hormon (Rahmawaty, 2009). Pernyataan tersebut dibantah dalam bukuSidharta (2015), yang menyatakan bahwasannya hampir semua kritikus teori pilihan diet berdasar golongan darah menyebutkan bahwa D’Adamo sama sekali tidak dapat memperlihatkan bukti-bukti ilmiah dari teori yang diajukan, misalnya tentang lektin yang dianggap sebagai sebuah protein “jahat” karena menyebabkan berbagai penyakit berat seperti sirosis hati, gagal ginjal, dan penyakit jantung. Karena tidak adanya bukti yang mendukung, diet berdasarkan golongan darah dikategorikan sebagai mitos.
Namun, Mengapa Banyak Orang Tetap Merasa “Cocok”?
Meskipun tidak terbukti secara ilmiah, sebagian orang tetap merasa cocok dengan metode ini. Salah satu alasannya adalah efek placebo, yaitu ketika seseorang merasa yakin bahwa dietnya akan berhasil. Sekarang, efek placebo sepenuhnya bergantung pada sikap seseorang, sikap positif dan harapan positif akan menghasilkan respons positif, dan gejala akan mulai membaik, tapi, jika seseorang tidak yakin dengan obat yang dikonsumsinya, respons positif yang diharapkan tidak akan terwujud, ini adalah psikologi pikiran (Sharma, 2021). Selain itu, diet D’Adamo membatasi makanan olahan dan mendorong konsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur. Pola makan sehat inilah yang dapat membantu menurunkan berat badan, meskipun tidak berkaitan dengan golongan darah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi yang beredar di media sosial belum tentu benar adanya. Diet berdasarkan golongan darah yang sempat menarik perhatian masyarakat ternyata belum terbukti secara ilmiah. Kecocokan yang dirasakan beberapa orang biasanya muncul dari pola makan yang lebih sehat, keyakinan pribadi, harapan tinggi, keinginan menemukan solusi cepat, serta efek placebo yang membuat seseorang merasa berhasil karena percaya terhadap metodenya. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara klaim dan bukti, agar kita dapat menjadi konsumen informasi yang lebih kritis dan memilih pola diet yang benar-benar didukung oleh ilmu pengetahuan.
Referensi
Butsiarah, & Suhada, S. (2024). Sistem Pakar Menu Sehat Berdasarkan Golongan Darah Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal Teknik.
Cusack, L., De Buck, E., Compernolle, V., & Vandekerckhove, P. (2013). Blood Type Diets Lack Supporting Evidence : A Systematic Review. The American Journal of Clinical Nutrition.
Khohir, D. S., Almurhan, & Sulastri. (2024). Skrinning Faktor Risiko Obesitas Usia Produktif. Jurnal Wacana Kesehatan.
World Health Organization. (2025). Obesity and overweight. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Rahmawaty, S. (2009). Food Combinig, Diet Golongan Darah dan Vegetarian dari Sudut Pandang Ilmu Gizi.
Sharma, P. (2021). The Neuroscience Behind the Mechanism of Placebos : Placebo Effect. Journal of Pharmaceutical Research International.
Sidharta, B. R. (2015). Diet Berdasar Golongan Darah : Kesalahan Fatal D’Adamo.
Wang, j., Garcia-Bailo, B., E. Nielsen, D., & El-Sohemy, A. (2014). ABO Genotype, ‘Blood-Type Diet and Cardiometabolic RIsk Factors. PLOS ONE.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”




































































