Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu bahan pangan lokal yang strategis dalam upaya global mencari sistem pangan yang berkelanjutan, umumnya kita hanya terpaku pada komoditas utama seperti beras dan gandum, sementara mengabaikan potensi yang luar biasa dari bahan pangan lokal yang justru lebih adaptif. Salah satu pahlawan pangan yang kerap terlupakan ini adalah ubi jalar. Bukan hanya sekadar camilan tradisional, ubi jalar berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai basis utama agroindustri pangan baru yang menjawab tantangan ketahanan pangan, kelestarian lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan petani.
Keunggulan ubi jalar terletak pada ketahanannya yang dapat tumbuh di lahan marginal dengan kebutuhan air dan pupuk yang relatif lebih sedikit, sehingga menjadi pilihan yang ramah lingkungan. Selain itu, kekayaan gizinya yang melimpah, seperti karbohidrat kompleks, serat, vitamin A, dan antioksidan yang menjadikan ubi jalar sebagai solusi nyata untuk diversifikasi pangan dan mengatasi masalah kelaparan tersembunyi.
Melalui pendekatan agroindustri, nilai ekonomis dan utilitas ubi jalar dapat ditingkatkan secara signifikan, melampaui bentuk konsumsinya yang tradisional. Inovasi dalam pengolahan umbi jalar dapat mentransformasikannya menjadi berbagai produk bernilai tambah tinggi, seperti tepung ubi jalar sebagai bahan substitusi terigu untuk mi dan roti, puree untuk makanan bayi (MPASI), hingga kudapan inovatif seperti granola bar dan crackers.
Bahkan, potensinya pemanfaatannya merambah ke sektor non-pangan, seperti bioplastik yang ramah lingkungan. Transformasi ini tidak hanya memperkaya pilihan di pasar konsumen tetapi juga menciptakan dan membuka yang lebih luas dan berkelanjutan bagi para petani, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan tertentu.
Namun, untuk mewujudkan potensi besar tersebut, diperlukan pengembangan rantai nilai yang terintegrasi dan berkelanjutan. Upaya ini dimulai dari penguatan sektor di tingkat hulu dengan pendampingan budidaya yang optimal dan penyediaan bibit unggul untuk petani. Tahap selanjutnya, investasi dalam teknologi pengolahan yang efisien, seperti mesin pembuat tepung dan pengering menjadi sangat penting untuk bisa diadopsi oleh koperasi dan UMKM.
Aspek yang tak kalah penting adalah membangun pasar dan melakukan edukasi kepada konsumen tentang manfaat produk olahan ubi jalar untuk menciptakan permintaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, pengembangan agroindustri berbasis ubi jalar tidak hanya tentang menciptakan produk inovatif, melainkan tentang membangun sebuah ekosistem pangan yang lebih tangguh, inklusif, dan ramah lingkungan. Melalui segala potensinya, ubi jalar siap berpeluang menjadi salah satu pilar penting dalam menciptakan masa depan pangan Indonesia yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”