ANALISIS KURIKULUM PAI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN PENDIDIKAN KONTEMPORER
Oleh: Sintia Darma Putri Sumardi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Sultanah Nahrasyiah Lhokseumawe
Pendahuluan
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran penting dalam membentuk karakter, moral, dan spiritual peserta didik di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi. Namun, perkembangan zaman menuntut adanya adaptasi kurikulum agar tetap relevan dan responsif terhadap tantangan pendidikan kontemporer. Kurikulum PAI tidak lagi cukup hanya menyampaikan dogma dan hafalan, tetapi harus mampu menjawab persoalan kehidupan nyata yang dihadapi generasi muda dalam dunia modern.
Tantangan Pendidikan Kontemporer
Pendidikan kontemporer dihadapkan pada sejumlah tantangan besar, antara lain:
1. Perkembangan Teknologi Informasi
Internet dan media sosial menjadi sumber informasi utama, tetapi juga membawa dampak negatif seperti penyebaran paham radikal, hoaks, dan dekadensi moral.
2. Krisis Moral dan Etika
Fenomena bullying, intoleransi, kekerasan, dan pergaulan bebas menunjukkan bahwa pendidikan karakter belum optimal.
3. Pluralitas Budaya dan Agama
Masyarakat Indonesia yang multikultural menuntut adanya pembelajaran agama yang toleran, inklusif, dan damai.
4. Globalisasi Nilai
Nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan budaya lokal dan nilai Islam sering kali diterima mentah-mentah oleh generasi muda.
5. Kesenjangan Literasi dan Digitalisasi
Kurikulum PAI perlu merespon digitalisasi pembelajaran agar tidak tertinggal dari kurikulum lain yang lebih adaptif.
Analisis Kurikulum PAI Saat Ini
Kurikulum Merdeka yang saat ini diimplementasikan memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran, termasuk dalam mata pelajaran PAI. Kurikulum ini mengedepankan profil pelajar Pancasila, yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Namun, masih terdapat beberapa catatan kritis terhadap kurikulum PAI:
• Konten Kurikulum Kurang Kontekstual
Banyak materi PAI masih bersifat normatif dan tekstual, belum cukup aplikatif dalam kehidupan sosial.
• Pendekatan Pembelajaran yang Kurang Interaktif
Pembelajaran masih didominasi metode ceramah dan hafalan, belum memanfaatkan teknologi dan metode pembelajaran aktif.
• Minimnya Integrasi dengan Isu-isu Kontemporer
Tema-tema seperti ekologi, HAM, gender, toleransi beragama, dan moderasi Islam belum secara eksplisit masuk dalam materi ajar.
1. Strategi Penguatan Kurikulum PAI
Untuk menjawab tantangan di atas, beberapa strategi penguatan kurikulum PAI antara lain:
2. Integrasi Nilai Moderasi Beragama
Menanamkan nilai inklusivitas, toleransi, dan dialog antaragama menjadi sangat penting di tengah masyarakat multikultural.
3. Pemanfaatan Teknologi Digital
Guru PAI perlu memanfaatkan platform digital dan media sosial sebagai bagian dari proses pembelajaran.
4. Penguatan Kompetensi Guru PAI
Guru harus dibekali dengan literasi digital, pedagogi modern, dan wawasan keislaman kontemporer.
5. Kolaborasi Antarsektor
PAI tidak hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga melibatkan keluarga, masyarakat, dan lembaga keagamaan.
Kesimpulan
Kurikulum PAI memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk pribadi Muslim yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia di era kontemporer. Untuk itu, diperlukan kurikulum yang adaptif, transformatif, dan responsif terhadap realitas sosial dan tantangan global. Pembaruan kurikulum PAI bukan hanya soal penambahan materi, tetapi juga perubahan paradigma pendidikan: dari pengajaran menuju pembelajaran, dari hafalan menuju pemahaman, dan dari normatif menuju transformatif.