Bantul (MAN 2 Bantul) — MAN 2 Bantul kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan mutu pendidikan dengan menyelenggarakan kegiatan Uji Publik Kurikulum pada Jumat (9/5/25). Bertempat di Aula MAN 2 Bantul, kegiatan ini dihadiri oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan, serta berbagai pemangku kepentingan yang relevan, baik dari internal madrasah maupun pihak eksternal.
Turut hadir dalam kegiatan ini tiga perwakilan orang tua siswa, Ketua Komite MAN 2 Bantul Atmaturida beserta jajarannya, dua siswa perwakilan peserta didik, serta sejumlah profesional di bidang pendidikan. Dari unsur pemerintah dan lembaga pendidikan, hadir Bapak Sugiyanta dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY, Pengawas Madrasah Heni Prilantari, Kasi Dikmad Kantor Wilayah Kemenag DIY Abd. Su’ud, serta Ketua Tim 1 Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil Kemenag DIY Anita Isdarmini yang sekaligus menjadi narasumber utama dalam sesi diskusi kurikulum.
Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rakmawati, dalam sambutannya menegaskan bahwa uji publik ini merupakan langkah strategis dalam menyelaraskan visi madrasah dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik di era digital. “Kami ingin memastikan bahwa kurikulum yang kami rancang benar-benar relevan, kontekstual, dan membekali siswa dengan kompetensi masa depan, terutama dalam bidang teknologi dan karakter,” ungkap Nur Hasanah.
Dalam sesi diskusi, Sugiyanta dari BPMP DIY memberikan masukan penting terkait arah pembelajaran yang akan dikembangkan. Materi Coding, Artificial Intelligence (AI), dan Computational Thinking dimasukkan ke dalam kurikulum. Beliau juga menekankan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) perlu didesain dengan pendekatan Deep Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, reflektif, dan kontekstual. “RPP tidak lagi sekadar formalitas, tapi harus menjadi panduan pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengalami pembelajaran bermakna, kontekstual, dan mendalam,” ujar Sugiyanta.
Sugiyanta juga menyoroti pentingnya materi moderasi beragama yang harus terintegrasi secara eksplisit dalam kurikulum, Menurutnya, penguatan nilai-nilai toleransi, inklusivitas, dan kebinekaan harus tertanam dalam setiap mata pelajaran, bukan hanya dimunculkan dalam kegiatan ekstra atau muatan lokal. “Moderasi beragama bukan semata isu keagamaan, tapi menjadi bagian dari kompetensi sosial dan spiritual peserta didik yang harus tertanam dalam seluruh proses pendidikan,” tegasnya.
Sementara itu, Anita Isdarmini, Ketua Tim 1 Kurikulum dan Kesiswaan dari Kanwil Kemenag DIY, menyampaikan bahwa penyusunan struktur kurikulum madrasah saat ini masih menunggu keputusan resmi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis). Namun, ia menekankan pentingnya madrasah untuk tetap bergerak secara progresif dalam menyusun kerangka lokal yang adaptif, dengan tetap memperhatikan koridor regulasi nasional.
“Meskipun keputusan struktur kurikulum dari pusat belum dirilis, madrasah tetap perlu menyusun draft kerangka kerja kurikulum yang fleksibel namun terarah. Termasuk bagaimana mengintegrasikan literasi digital dan penguatan karakter ke dalam pembelajaran,” jelas Anita. Ia juga mengapresiasi keberanian MAN 2 Bantul dalam merancang kurikulum yang mengakomodasi kebutuhan zaman dan tetap berpijak pada nilai-nilai keislaman yang moderat.
Ketua Komite MAN 2 Bantul, Atmaturida, dalam sesi tanya jawab menyatakan dukungannya atas pengembangan kurikulum ini. Menurutnya, pelibatan berbagai pihak, termasuk orang tua dan siswa, merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas madrasah dalam menentukan arah pendidikan. “Sangat baik jika madrasah membuka ruang partisipasi publik seperti ini. Kami sebagai orang tua merasa dilibatkan dan diberi ruang untuk memberi masukan. Ini mencerminkan semangat madrasah antikorupsi,” ujarnya.
Perwakilan orang tua dan siswa juga menyampaikan pandangan mereka, khususnya terkait pentingnya pembelajaran yang kontekstual dengan dunia nyata dan perkembangan teknologi. Para siswa memberikan masukan terkait dengan pembelajaran yang ada di MAN 2 Bantul.
Kegiatan uji publik ini ditutup dengan rangkuman dan refleksi yang disampaikan oleh Waka Kurikulum, Fitria Endang Susana. Ia menyatakan bahwa masukan dari seluruh peserta akan menjadi dasar dalam penyempurnaan dokumen kurikulum MAN 2 Bantul tahun ajaran 2025/2026. “Uji publik ini bukan hanya forum formalitas, tapi forum strategis untuk memastikan arah pendidikan madrasah kita tepat sasaran, unggul, dan relevan,” ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi, keterbukaan, dan inovasi, MAN 2 Bantul membuktikan diri sebagai madrasah yang siap melangkah ke masa depan dengan kurikulum yang progresif, berakar pada nilai luhur, namun tidak tertinggal dari zaman. (FES)