BANGIL – Upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat terus berkembang di Kabupaten Pasuruan. Salah satunya melalui Bank Sampah Srikandi Kencana yang berdiri secara independen di Perumahan Grand Kencana, Kecamatan Bangil. Program ini hadir sebagai jawaban atas persoalan sampah yang kian mendesak di lingkungan perumahan.
Bank sampah yang dipimpin oleh Bu Amala ini telah menaungi satu kawasan perumahan dengan dukungan tujuh orang pengurus aktif. Hingga 24 Agustus 2025, tercatat sudah ada sekitar 140 nasabah yang rutin menyetorkan sampah rumah tangga. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesadaran warga akan pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri.
Latar belakang berdirinya Bank Sampah Srikandi Kencana tidak lepas dari kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah mengalami over kapasitas serta sistem pengelolaan sampah yang belum tertata. “Kami melihat TPA sudah penuh, sehingga warga berinisiatif mendirikan bank sampah untuk mengurangi beban tersebut. Harapannya, selain mengurangi sampah, masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat ekonomi,” ungkap Bu Amala, Ketua Bank Sampah Srikandi Kencana.
Pengumpulan sampah dilakukan satu kali dalam sebulan. Warga diajarkan untuk memilah sampah sejak dari rumah serta melakukan penghijauan di lingkungan perumahan. Sampah organik kemudian diolah menjadi kompos yang bermanfaat untuk lingkungan, sementara sampah anorganik dipilah dan dijual melalui bank sampah.
Tidak hanya itu, sistem pencatatan sudah terdigitalisasi sehingga nasabah bisa mengetahui data setoran dan harga dengan lebih transparan. Harga tiap item sampah diperbarui setiap bulan, dan hasil tabungan diberikan sekali dalam setahun pada bulan puasa, sehingga momentum tersebut terasa lebih bermakna bagi masyarakat.
Meski berjalan cukup baik, tantangan tetap ada. Menurut Bu Amala, hambatan utama terletak pada kurangnya kesadaran sebagian masyarakat. “Kendalanya ada di SDM, masih ada warga yang belum sepenuhnya mendukung program ini. Tetapi kami tetap berusaha memberikan edukasi dan contoh bahwa sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat,” jelasnya.
Keberadaan Bank Sampah Srikandi Kencana diharapkan tidak hanya berdampak pada kebersihan lingkungan, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi warga dalam mengelola sampah sejak dari rumah. Dengan komitmen kuat pengurus dan dukungan masyarakat, bank sampah ini menargetkan mampu mengurangi debit sampah yang masuk ke TPA sekaligus mendorong pola hidup lebih ramah lingkungan.
Ke depan, Bank Sampah Srikandi Kencana juga berharap adanya pendampingan aktif dari pihak terkait untuk memberikan pelatihan dalam pengelolaan kompos, pengemasan, distribusi, dan pemasaran produk, sehingga tidak hanya berguna bagi lingkungan sekitar tetapi juga bisa dipasarkan lebih luas. Selain itu, diperlukan pula pendampingan dalam pengelolaan sampah anorganik menjadi kerajinan bernilai ekonomis serta dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan Bank Sampah Srikandi Kencana agar semakin berkembang.