Purwokerto, 21 April 2025 –Zabrina Aufa Ghaniyyah, seorang mahasiswi dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, berhasil lolos sebagai peserta dalam Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) angkatan ke-7. Dalam program tersebut, ia dipercaya untuk bergabung dengan Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan yang berada di bawah naungan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, yang merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Selama masa penempatan dari 3 Oktober hingga 20 Desember 2024, Zabrina ditempatkan di Desa Waienga, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai enumerator. Tugas utamanya adalah mendata pangan lokal yang ada di masyarakat, termasuk jenis, ketersediaan, dan potensi pengembangannya. Selain itu, ia juga berperan aktif dalam kegiatan pendampingan masyarakat dan dokumentasi kegiatan yang berhubungan dengan literasi pangan tradisional.
Namun, perjalanan magang Zabrina tidak hanya berhenti di situ. Di tengah-tengah aktivitasnya sebagai enumerator, ia mendapatkan kesempatan istimewa untuk turut mengajar Bahasa Inggris di SMP Hadakewa — sebuah sekolah menengah pertama yang berada di daerah pesisir Lembata. Di sinilah Zabrina menemukan makna lebih dalam dari pengabdian.
“Ini adalah kesempatan luar biasa. Mengajar di SMP Hadakewa membuat saya semakin sadar bahwa pendidikan di daerah terpencil sangat membutuhkan dukungan dan semangat,” ujar Zabrina dalam wawancara pada 19 April 2025. Ia mengungkapkan rasa harunya melihat semangat para siswa yang begitu besar dalam belajar.
Selama proses mengajar, Zabrina berusaha menyusun materi ajar yang menyenangkan dan mudah dipahami agar siswa lebih antusias dalam belajar Bahasa Inggris. Ia menyesuaikan gaya mengajarnya dengan karakteristik siswa di SMP Hadakewa, menciptakan suasana kelas yang interaktif dan mendukung semangat belajar. Aktivitas ini sekaligus menjadi wadah baginya untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan secara nyata.
Program Muda Berdaya merupakan bagian dari kegiatan MBKP (Magang dan Belajar di Kampus Penggerak), hasil kolaborasi antara Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek). Program ini bertujuan mendorong mahasiswa untuk berkontribusi nyata dalam pelestarian budaya dan kemandirian pangan masyarakat lokal.
Keberhasilan Zabrina menjadi representasi UNU Purwokerto dalam program nasional ini tentu menjadi sumber kebanggaan tersendiri. Ia membuktikan bahwa mahasiswa dari daerah pun mampu bersaing secara nasional dan membawa dampak positif bagi masyarakat.
“Saya sangat bersyukur bisa ikut program ini. Selain mengembangkan kemampuan profesional, saya juga belajar banyak dari masyarakat Lembata. Semangat dan kehangatan mereka benar-benar meninggalkan kesan mendalam,” ungkapnya.
Zabrina berharap pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk berani keluar dari zona nyaman dan memanfaatkan peluang dalam program Kampus Merdeka. Dengan semangat belajar dan kontribusi nyata, Zabrina menunjukkan bahwa mahasiswa bisa menjadi agen perubahan — baik di kota besar maupun pelosok negeri.