Lhokseumawe, 30 Oktober 2025 – Dari tumpukan limbah kulit singkong yang selama ini luput dari perhatian, lahir sebuah gagasan sederhana namun penuh kekuatan yang berhasil menarik sorotan di tingkat nasional. Tim mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) Provinsi Aceh membawa harum nama kampus dengan menembus babak 20 besar dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Youth Impact 2025, lewat penelitian berjudul “CASSA: Cassava Peel Smart Solution for Anti-Plastic.” Dari total 432 tim yang bersaing ketat, tim Unimal berhasil meraih posisi ke-18, sebuah prestasi luar biasa yang menegaskan bahwa inovasi berkelanjutan sejatinya dapat berakar kuat dari potensi lokal yang sederhana.
Melalui penelitian ini, mahasiswa Unimal dengan penuh kreativitas mengubah limbah kulit singkong menjadi bahan bioplastik yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga cepat terurai dan ekonomis. Nurmaidah Saragih, salah satu anggota tim, berujar dengan penuh semangat, “Solusi besar tidak selalu harus lahir dari laboratorium megah atau sumber daya besar, terkadang yang sederhana di dapur masyarakat pun mampu memberikan solusi bernilai besar bagi lingkungan kita.”
Romi Asmara, S.H., M.Hum, pembimbing riset yang membimbing penuh dedikasi, menambahkan, “Kegiatan ini sangat bermakna karena mampu meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus memberi dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan. Sebagaimana kita ketahui bersama, hampir seluruh dunia, terutama Indonesia, tengah menghadapi tantangan serius akibat limbah plastik yang memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai. Hanya segelintir negara yang berhasil menanggulangi masalah ini secara efektif melalui pengolahan limbah yang inovatif. Kompetisi semacam ini menjadi ruang yang sangat strategis untuk menghasilkan gagasan inovatif demi mengatasi polusi mikroplastik yang mengancam lingkungan kita saat ini. Ini juga merupakan panggilan bagi generasi muda agar lebih peduli dan aktif berkontribusi memanfaatkan potensi limbah organik.”
Dekan Fakultas Hukum Unimal, Dr. Faisal, S.Ag., S.H., M.Hum, turut mengapresiasi pencapaian ini. Beliau menyatakan, “Prestasi yang diraih ini adalah bukti nyata bahwa inovasi dan riset mahasiswa kami mampu bersaing di kancah nasional. Kegiatan ini juga memperkokoh komitmen Unimal dalam mendukung riset yang relevan dan solusi nyata bagi masyarakat luas. Tentunya, keberhasilan ini menjadi kebanggaan sekaligus penyemangat bagi seluruh civitas akademika untuk terus berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.”
Gagasan brilian ini lahir dari keprihatinan terhadap masalah sampah plastik yang semakin menumpuk di Indonesia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2023 tumpukan sampah nasional mencapai 33,4 juta ton, dengan 18,4 persen diantaranya berasal dari plastik sekali pakai. Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik akhirnya mencemari laut, sungai, bahkan masuk ke rantai makanan manusia dalam bentuk mikroplastik yang berbahaya.
Melihat fakta tersebut, tim Unimal mengambil kesempatan untuk mengubah limbah kulit singkong yang selama ini dianggap tidak berguna menjadi biofoam atau bioplastik ramah lingkungan. Sebagai produsen singkong terbesar dunia dengan produksi mencapai 18,17 juta ton per tahun, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengolah limbah ini secara berkelanjutan.
Dengan mengaplikasikan proses hidrolisis dan gelatinisasi, limbah kulit singkong diolah menjadi bioplastik yang mampu terurai dalam waktu singkat antara 60 hingga 120 hari—jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik konvensional yang membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk terurai. Hasil uji laboratorium menunjukkan bioplastik ini memiliki densitas 0,28 gram/cm³ dengan kekuatan tarik sebesar 1,5 MPa, yang setara dengan produk bioplastik komersial berbahan pati.
Proses biodegradasinya juga mencengangkan: 65 persen material dapat terurai dalam 30 hari di tanah lembap tanpa meninggalkan residu mikroplastik. Hasil ini membuka harapan besar bahwa bioplastik CASSA dapat menjadi kemasan pengganti plastik konvensional yang saat ini masih dominan di pasar.
Meskipun demikian, tim juga menyadari masih ada tantangan substansial, seperti daya tahan terhadap air dan efisiensi biaya produksi yang harus ditingkatkan agar produk bisa lebih kompetitif. Penelitian lanjutan akan fokus pada penggabungan bahan alami lainnya, seperti serat pisang dan kitosan dari cangkang udang, untuk memperkuat dan memperpanjang daya tahan bioplastik.
Secara sosial, inovasi CASSA tidak hanya solusi teknologi tapi juga sumber penghidupan baru. Limbah kulit singkong yang pernah dianggap remeh kini menjadi potensi ekonomi baru bagi petani dan pelaku UMKM. Produk ini ditargetkan memiliki harga yang bersaing sehingga dapat mendorong penggunaan bioplastik oleh para pelaku usaha di tingkat akar rumput, sekaligus menggerakkan ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Dengan prestasi gemilang ini, Unimal semakin menegaskan sebagai salah satu kampus inovatif di Indonesia yang mampu memberikan solusi nyata atas persoalan lingkungan melalui riset interdisipliner yang menggabungkan ilmu hukum, ekonomi, dan sains material. Sinergi lintas fakultas ini menjadi kekuatan unik yang membawa riset ini bersinar di panggung nasional.
Nurmaidah menegaskan, “Kami sangat bersyukur dan termotivasi untuk terus mengembangkan penelitian ini, demi membawa perubahan positif tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga sosial ekonomi masyarakat. Setiap lembar kulit singkong yang kami olah adalah simbol perjuangan melawan krisis plastik global yang semakin mengancam.”
CASSA juga menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi di luar sentra akademik besar bahwa inovasi besar bisa lahir dari ketekunan, kolaborasi dan kreativitas tanpa memerlukan sumber daya raksasa.
Memandang ke depan, tim optimis mencapai tahap komersialisasi produk yang kompetitif di pasar nasional dan internasional, memanfaatkan gelombang ekonomi hijau yang tengah tumbuh di Indonesia. Mereka berharap riset ini dapat menjadi katalis perubahan dalam pengurangan sampah plastik yang selama ini menjadi perhatian besar seluruh bangsa.
Kompetisi Youth Impact 2025 diharapkan terus menjadi panggung strategis untuk mendukung generasi muda menggali solusi inovatif dan kreatif dalam menghadapi masalah lingkungan yang semakin kompleks. Hal ini selaras dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang mendorong riset berbasis masyarakat dan pemberdayaan potensi lokal.
Dari Aceh untuk Indonesia, inovasi CASSA membuktikan bahwa langkah kecil dan sederhana dapat membuka jalan bagi perubahan besar yang berdampak luas. Masa depan ekonomi hijau Indonesia menjadi terang ketika mulai memanfaatkan sumber daya lokal secara cerdas dan berkelanjutan.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
 
 


























































 
 




