Catatan Sejarah Pelopor Pembuka Padang Sappa “Siambe Sikala Lembang” dalam Pertempuran 23 Januari 1946 , Perlawanan Semesta Rakyat Luwu.
Sikala merupakan nama di barisan pertama Pejuang yang terkenal dari beberapa rekan seperjuangannya yang terkenal itu adalah :
– Sikala
– Sima
– Ambe Pati
– Paloncoi
– Baco
– Tosambana
– Toda
– Gani
dibawah pimpinan pejuang Andi Bintang yang melakukan pembunuhan massal di kampung sendeng . Namun selama ini tidak banyak yang tau dan menceritakan hal ini. dari sekian banyak kisah cerita catatan sejarah Sikala pejuang Tana Luwu .
Salah satu catatan sejarah Sikala Pejuang Tana Luwu di dalam Pertempuran Palopo 23 Januari 1946 Perlawanan Semesta Rakyat Luwu .
“Pertempuran Palopo 23 Januari 1946 Perlawanan Semesta Rakyat Luwu (4)”
Pada tanggal 24 Januari 1946 , beberapa lama setelah Datu meninggalkan istana, kota Palopo telah berhasil dikuasai oleh pemuda. Sekitar pukul 10.00 tembakan musuh sudah tidak adalagi dan tangsi tentara NICA sudah terkepung rapat. Beberapa saat kemudian tangsi tentara NICA dalam kota Palopo itu berhasil diduduki oleh pemuda pejuang. Bendera Merah Putih berkibar menggantikan bendera Belanda. Tidak kurang dari 20 rumah habis terbakar.
Adapun pasukan PRI dari Walenrang pimpinan Andi Attas, pada pagi itu baru tiba di tempat Palopo saat tiba, mereka menyangka bahwa serangan masih berlangsung. Mereka pun membut stelling di utara kota Palopo.
Demikian pula dengan pasukan pemuda rongrong-Atas yang dikirim ke Palopo untuk turut dalam pertempuran itu. Mereka malah lebih terlambat datang. Akan tetapi, dalam perjalanannya mereka bertemu dengan tentaraKNIL.
Pada tanggal 24 Januari 1946, terjadilah pertempuran antara pasukan pemuda rongrong-Atas dengan tentara KNIL. Pertempuran berlang-sung selama kurang lebih dua jam,dan akhirnya pasukan Rongkong-Atas mundur ke kampung Tarué.
Pada pertempuran kota Palopo tersebut,pemuda pejuang Mung-kajang juga turut menyerang dan melakukan pembunuhan massal. Pemuda pejuang Mungkajang di bawah pimpinan Andi Bintang melakukan pembunuhan massal di kampung Sendeng. Mereka yang dibunuh sekitar 20 orang,di antaranya adalah: Sangkala, Ambe Pati, dan Toda. Di antara pemuda Mungkajang yang terkenal itu adalah: Sikala, Sima , Ambe Pati, Paloncoi, Baco, Tosambana, Toda dan Gani.
Selain itu, hadir pula serom-bongan pemuda pejuang Murante yang di antaranya terdapt bebera-pa orang wanita, yaitu: Andi Halia dengan beberapa orang anggotanya, yaitu:Nursiah,Madeyang, dan Habsiah turut menyerbu dan membakar rumah Waworuntu, seorang kaki tangan NICA di Murante. Sebagai lanjutan dari peristiwa 23 Januari 1946, puluhan tawanan pemuda pejuang kota dikirim ke Mungkajang latuppa untuk kemudian dibunuh oleh pemuda mungkajang .
Sementara itu, di kampung Boting, menjelang siang nampak oleh pemuda sepasukan NICA/KNIL bersenjata lengkap,berke-kuatkan satu peleton nampak bergerak tergesa-gesa pemuda Walenrang di bawah pimpinan M. AliSakti dan Andi Sappaile pun menyerang mereka.Namun pasukan NICA/KNIL itu tidak membalas dan berusaha lari ke Tana Toraja.
Pasukan pemuda pejuang Walenrang kemudian bergerak ke Palopo dan menempati posisi disekitar Salu Bolo. Demikianlah, maka pemuda pejuang Walenrang turut bertempur dalam peristiwa Serangan Umum 23 Januari 1946.Dalam pertempuran itu beberapa pemuda pejuang Walenrang gugur,antara lain:AndiYusuf dan Boba.
Adapun pemuda Tana Toraja, ketika mengetahui di Palopo telah terjadi pertempuran, maka mereka segera mengirim satu regu di bawah pimpinan Konstan (bekas Heiho kelahiran kalimantan).
Mereka juga tidak mengetahui bahwa penye-rangan akan dilakukan lebih cepat dari
Pasukan Toraja tiba di To’ Kaluku, sekitar 15 kilometer dari Palopo.Namun demikian, sekitar pukul 10.00,pasukan dari Tana Toraja diperintahkan untuk kembali dan menjaga masuknya musuh dari Pare-Pare lewat Enrekang. Mereka kemudian membuat pos penjagaan 5 km dari Makale arah ke enrekang di bawah pimpinan Ichwan Rombe,Cora Makkawaru dan beberapa pejuang lainnya mereka mempunyai 8 karabin, 5 pucuk pistol,dan beberapa peti granat.
Pada pertempuran kota Palopo itu,beberapa pasukan PRI gugur. Mereka antara lain : Mennennungan,La Tatjo, La Raga,Haji Kadi,Baco Benggolo,Haji Mahmud, S. Usmnan, AndYusuf, Boba,dan seorang pasukan Lasua-Sua.
Pada pertempuran malam menje-lang pagi itu,banyak pula tentara NICA yang tewas. Disamping para tentara KNIL yang tewas,beberapa kaki tangan NICA pun banyak yang dibunuh. Para kaki tangan NICA yang dibunuh pada pertempuran itu yakni Andi Baso Lanrang(bekas Tomarilaleng Luwu),dua orang saudara Datu yaitu Mangnguluang dan Andi Paruasi(Andi Asi), dan seorang pedagang yang bernama Massangka.
Catatan sejarah ini tertulis dalam buku karya Idwar Anwar
Judul : Perang Kota Perlawanan Rakyat Luwu 23 Januari 1946
Penulis : Idwar Anwar
Editor : M.Thamrin Mattulada
Penerbit : Pustaka Sawerigading
Tahun Terbit : 2017
isbn : 978-602-924-40-1
Dari rumpun keluarga Siambe Sikala Lembang Mengucapkan terimakasih kepada Penulis yang telah meluangkan waktu untuk memberikan karya tentang para pejuang Tana Luwu Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk kita semua .
Wija To Luwu
Salama’ Ki To Pada Salama’
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”