Dampak Minuman Manis pada Kesehatan Remaja
Minuman manis saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup remaja. Mulai dari minuman kemasan di minimarket, minuman instan, hingga minuman kekinian seperti boba, thai tea, dan kopi susu yang mudah ditemukan di kafe. Rasanya yang manis, harganya yang ramah di kantong, dan tampilannya yang menarik membuat minuman jenis ini begitu populer. Namun, di balik rasa nikmatnya, minuman manis menyimpan sejumlah risiko kesehatan yang sering kali tidak disadari.
Gula dan risiko obesitas
Minuman manis umumnya mengandung gula dalam jumlah besar. Jika dikonsumsi terlalu sering, energi berlebih dari gula yang tidak terbakar dapat berubah menjadi cadangan lemak, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas. Kondisi ini seringkali luput dari perhatian remaja, padahal obesitas bisa menjadi pintu masuk berbagai penyakit serius.
Diabetes diusia muda
Kebiasaan minum minuman manis secara berlebihan pada masa remaja dapat memicu timbulnya diabetes tipe 2. Dahulu, kondisi ini lebih identik dengan usia dewasa, tetapi tren saat ini menunjukkan bahwa remaja pun semakin rentan mengalaminya. Hal ini tentu memengaruhi kualitas hidup, karena diabetes merupakan penyakit yang harus dikontrol seumur hidup.
Dampak pada kesehatan gigi
Selain masalah metabolik, minuman manis juga dapat memperburuk kesehatan gigi. Sisa gula yang melekat di gigi dapat menjadi makanan bagi bakteri mulut. Jika tidak dibersihkan, bakteri tersebut menghasilkan asam yang merusak lapisan gigi hingga akhirnya menimbulkan lubang. Jika tidak diimbangi dengan kebiasaan menjaga kebersihan mulut, risiko kerusakan gigi akan semakin tinggi.
Energi yang naik-turun
Sebagian remaja mungkin merasa lebih segar setelah minum minuman manis, tetapi efek tersebut hanya sesaat. Saat kadar gula dalam darah kembali menurun, biasanya tubuh mengalami penurunan energi yang membuat seseorang cepat letih dan sulit fokus. Hal ini tentu berdampak pada aktivitas belajar maupun kegiatan sehari-hari.
Bijak dalam mengonsumsi
Dari berbagai dampak tersebut, jelas bahwa minuman manis memang perlu dikonsumsi secara bijak. Bukan berarti remaja harus berhenti total, tetapi perlu ada pembatasan. Salah satu cara sederhana adalah membiasakan diri lebih sering minum air putih, serta mengurangi frekuensi membeli minuman manis kemasan atau kekinian. Peran orang tua, sekolah, dan lingkungan juga penting untuk memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat.
Penutup
Minuman manis memang menyenangkan, tetapi jika tidak dikontrol, bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan remaja. Menjaga pola hidup sehat sejak dini akan memberikan manfaat besar di masa depan. Maka, nikmatilah minuman manis secukupnya, dan jangan lupa imbangi dengan pola makan sehat, olahraga, dan konsumsi air putih yang cukup.
Nama : Revinia Tesalonika Ginting
Universitas Sriwijaya
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”