Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah unggulan Indonesia yang dikenal luas sebagai bahan bumbu sekaligus tanaman obat. Kandungan senyawa bioaktif di dalamnya seperti gingerol, shogaol, dan oleoresin menjadikan jahe memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, mulai dari membantu meredakan sakit kepala, mengatasi masuk angin, hingga merangsang nafsu makan. Tak heran jika jahe juga sering diolah menjadi minuman fungsional yang memberikan sensasi hangat pada tubuh.
Namun, di beberapa daerah penghasil jahe, melimpahnya hasil panen justru membuat harga jualnya menjadi rendah. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar petani belum memiliki kemampuan atau pengetahuan untuk mengolah jahe segar menjadi produk turunan bernilai tambah. Padahal, jika diolah menjadi produk olahan seperti serbuk jahe instan, nilai ekonominya dapat meningkat secara signifikan sekaligus memperbaiki kesejahteraan masyarakat desa.
Melalui pendekatan agroindustri, jahe dapat diolah menjadi produk turunan bernilai ekonomi tinggi, seperti serbuk jahe instan, minyak atsiri, dan minuman herbal siap saji. Pengolahan ini memberi peluang besar bagi petani untuk memperoleh nilai tambah (value added) yang signifikan dibandingkan dengan menjual hasil panen mentah.
keberadaan agroindustri jahe instan juga menumbuhkan ekosistem ekonomi pedesaan yang inklusif. Petani berperan sebagai penyedia bahan baku, kelompok wanita tani atau UMKM menjadi pelaku pengolahan, sedangkan pihak koperasi atau lembaga pemasaran membantu mendistribusikan produk ke pasar.
Menurut penelitian Srinivasan (2017), rimpang jahe telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional karena efek terapeutiknya. Sementara itu, Firdausni dkk. (2011) menambahkan bahwa jahe mengandung zat antioksidan bernama gingerol yang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Berdasarkan potensi tersebut, penerapan teknologi sederhana dalam pembuatan produk herbal instan dari jahe menjadi langkah strategis untuk memperpanjang umur simpan produk, meningkatkan efisiensi, serta mendukung pengembangan agroindustri lokal.
Serbuk jahe instan sendiri merupakan produk pangan dalam bentuk bubuk yang dibuat dari ekstrak jahe, gula, dan tambahan rempah seperti kayu manis, cengkeh, atau bunga lawang. Proses pembuatannya dimulai dari sortasi bahan, yaitu pemilihan jahe berkualitas baik, kemudian dilakukan pencucian dan pengupasan untuk menghilangkan kotoran. Setelah itu, jahe diparut atau diperas hingga menghasilkan sari jahe yang kemudian disaring untuk memisahkan ampasnya. Langkah selanjutnya adalah rekristalisasi, di mana sari jahe yang telah disaring dipanaskan bersama campuran rempah-rempah.
Gula pasir ditambahkan dengan perbandingan 1:1 terhadap sari jahe, lalu dipanaskan sambil diaduk hingga mendidih. Proses ini menyebabkan gula meleleh dan bercampur dengan sari jahe, menghasilkan kristalisasi alami saat air menguap. Setelah campuran mengering, kristal padat tersebut dihaluskan menggunakan blender agar mudah larut dalam air panas. Serbuk yang dihasilkan kemudian diayak untuk mendapatkan tekstur halus dan seragam, sehingga siap dikemas sebagai minuman herbal instan (Puteri dan Syaiful, 2023).
Menurut Sari dan Syaiful (2021), tahapan pemanasan gula hingga terbentuk kristal padat merupakan kunci utama dalam pembuatan serbuk jahe instan, karena menentukan kelarutan dan rasa produk akhir. Dengan teknologi sederhana ini, masyarakat dapat mengolah hasil panen jahe menjadi produk yang lebih tahan lama, praktis dikonsumsi, dan memiliki nilai jual tinggi. Melalui inovasi seperti ini, agroindustri jahe tidak hanya berperan dalam meningkatkan nilai ekonomi produk pertanian, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat desa. Dari yang semula hanya menjual jahe segar dengan harga rendah, kini petani dapat menghasilkan produk herbal modern yang berdaya saing tinggi dan sekaligus mendukung pembangunan sektor pertanian nasional.
Referensi :
Puteri, A., & Syaiful, FL. 2023. Inovasi pengolahan jahe menjadi serbuk jahe instan untuk minuman herbal bagi masyarakat di Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Hilirisasi IPTEKS, 6(3), 216-227.
Firdausni, F., Diza,Y. H., Failisnur, F. 2011. Potensi pigmen cassiavera pada minuman jahe instan sebagai minuman fungsional. J. Litbang Ind. vol. 1: 15-21.
SariI. P., dan Syaiful, F. L. 2021. Aplikasi pembuatan serbuk jahe instan (Zingiber Officinale R). Sebagai minuman peningkat imun tubuh di Kelurahan Purwodadi Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Hilirisasi IPTEKS. Vol. 4(3): 160-171.
Srinivasan, K. 2017. Gingerr hizomes (Zingiber officinale): Aspice with multiple health beneficial potentials. Pharma Nutrition.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”