TANGSEL – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus berupaya menjawab tantangan ketenagakerjaan di wilayahnya.
Salah satu langkah konkret yang tengah dikembangkan adalah peluncuran portal kerja digital bernama Aplikasi Anti Nganggur (Anggur).
Kepala Disnaker Kota Tangsel, Sabam Maringan mengatakan, bahwa aplikasi ini merupakan inovasi untuk mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan secara lebih praktis dan efisien.
“Kami menargetkan 200 perusahaan akan bergabung sebagai anggota aplikasi ini. Mereka wajib memposting lowongan kerja di sana jika membutuhkan tenaga kerja,” kata Maringan kepada posrakyat.id, saat ditemui di Gedung Pemerintah Kota (Pemkot), Serua, Ciputat, Rabu 16 Juli 2025.
Kemudian, Maringan menjelaskan, kehadiran Aplikasi Anggur sekaligus mengubah peran Disnaker dari yang semula sebagai penyelenggara langsung job fair, menjadi fasilitator dalam mempertemukan dua pihak antara perusahaan dan pencari kerja.
“Pemerintah tidak lagi menyelenggarakan job fair secara langsung karena kini sudah banyak lembaga pendidikan seperti SMK, perguruan tinggi, hingga lembaga pelatihan kerja yang rutin mengadakan job fair. Kami cukup hadir, memantau, dan menghubungkan perusahaan dengan penyelenggara,” terangnya.
Dengan platform digital ini, lanjut Maringan proses rekrutmen dapat dilakukan secara daring sehingga menghemat waktu dan biaya, baik bagi pelamar maupun perusahaan.
“Contohnya, ada satu lowongan penjaga toko, tapi pelamarnya bisa sampai 30 sampai 50 orang. Boros tenaga dan biaya kalau semua datang langsung. Dengan aplikasi ini, seleksi awal bisa dilakukan secara online,” jelasnya.
Tak hanya memfasilitasi pencarian kerja, Maringan menerangkan, aplikasi Anggur juga akan terintegrasi dengan layanan lain, seperti pengusulan pelatihan kerja, pendataan angka pengangguran riil di lingkungan RT/RW, hingga fasilitasi pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi warga yang memiliki usaha mandiri.
Menurutnya, banyak warga yang sebenarnya sudah memiliki usaha, tetapi belum tercatat secara formal sehingga masih dikategorikan sebagai pengangguran.
“Kami akan bantu fasilitasi pembuatan NIB secara gratis agar status mereka jelas, dan tidak tercatat sebagai pengangguran lagi,” ungkapnya.
Untuk mendukung langkah tersebut, Maringan menuturkan, Disnaker Tangsel juga akan mulai turun ke lapangan mulai Agustus 2025, menyasar setiap Kelurahan guna memetakan data pengangguran dan kebutuhan pelatihan kerja secara langsung.
“Ini merupakan salah satu bentuk respon kami terhadap tingginya angka pengangguran di Provinsi Banten. Tangsel juga terdampak, tetapi kami berupaya menghadirkan solusi yang konkret,” imbuhnya.
Kemudian, terkait kondisi umum ketenagakerjaan di Tangsel, Maringan menilai situasinya masih aman dan terkendali.
Maringan menyebutkan, bahwa jumlah kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di Tangsel masih dalam batas normal berdasarkan data tiga tahun terakhir.
“Alhamdulillah, aman. Tangsel tidak seperti daerah lain yang didominasi industri padat karya. Mayoritas di sini adalah sektor perdagangan dan jasa. Hanya beberapa perusahaan seperti Pratama, Indakia, dan Surya Toto yang masuk kategori padat karya, dan sejauh ini masih stabil,” paparnya.
Di sisi lain, menjelang berakhirnya masa bakti pengurus Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit, perwakilan serikat pekerja juga telah menyampaikan keinginan mereka untuk bersilaturahmi dan berdialog langsung dengan Wali Kota Tangsel sebagai ketua LKS.
“Teman-teman serikat pekerja ingin bertemu langsung dengan Wali Kota. Bukan menyampaikan isu spesifik seperti upah atau PHK, tapi lebih ke penyampaian kondisi ketenagakerjaan secara umum,” pungkas Maringan.
Aplikasi Anggur akan tersedia dalam bentuk web-based dan mobile app, yang tidak hanya menyajikan informasi lowongan kerja, tetapi juga mengelola data dan pelayanan ketenagakerjaan secara terintegrasi.
Langkah ini sejalan dengan visi Pemkot Tangsel untuk mendorong transformasi digital menuju Smart City.(MARIO)