Belajar merupakan bagian penting dalam kehidupan setiap pelajar. Namun, semangat belajar tidak selalu muncul dengan sendirinya. Ada siswa yang terus bersemangat, tetapi ada pula yang mudah kehilangan motivasi. Salah satu faktor yang berperan besar dalam membangkitkan semangat belajar adalah dukungan keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak tumbuh dan mengenal nilai-nilai kehidupan. Melalui perhatian, dorongan, dan bimbingan, keluarga menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter dan motivasi belajar seorang anak. Menurut Hidayati (2022), perhatian dan dukungan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Anak yang merasa didukung cenderung lebih percaya diri, berani mencoba, dan gigih dalam menghadapi tantangan belajar.
Dukungan keluarga tidak hanya berarti menyediakan fasilitas belajar seperti meja, buku, atau alat tulis. Lebih dari itu, dukungan sejati muncul melalui kehadiran dan perhatian emosional. Kalimat sederhana seperti “Kamu pasti bisa” dapat menjadi dorongan besar bagi anak untuk terus berusaha. Rahayu dan Putra (2022) menjelaskan bahwa dukungan emosional orang tua memperkuat rasa percaya diri siswa, sehingga mereka lebih termotivasi dalam mencapai prestasi belajar.
Bayangkan dua siswa:Tifa, yang selalu mendapat perhatian dan semangat dari keluarganya, sedangkan Fira, yang sering belajar sendirian tanpa dukungan di rumah. Tifa tumbuh menjadi anak yang percaya diri, berani bertanya di kelas, dan menikmati proses belajar. Sebaliknya, Fira sering ragu dan cepat menyerah. Perbandingan ini menunjukkan bahwa motivasi belajar tidak hanya tumbuh dari dalam diri, tetapi juga dipupuk oleh lingkungan terdekat, yaitu keluarga.
Menurut Nuraini (2021), dukungan keluarga yang efektif dapat berbentuk perhatian emosional, bimbingan belajar, teladan positif, dan apresiasi terhadap usaha anak. Orang tua yang meluangkan waktu untuk membantu anak memahami pelajaran atau sekadar menanyakan kegiatan sekolah menunjukkan bahwa mereka peduli. Orang tua yang gemar membaca juga menjadi contoh nyata bagi anaknya untuk mencintai ilmu. Pujian kecil atas usaha anak mampu meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi intrinsik. Hal ini sejalan dengan teori motivasi belajar dari Sardiman (2018), yang menekankan pentingnya interaksi positif antara orang tua dan anak sebagai kunci keberhasilan belajar.
Menariknya, dukungan keluarga tidak selalu identik dengan kondisi ekonomi yang baik. Banyak siswa dari keluarga sederhana yang tetap berprestasi tinggi karena mendapatkan dukungan moral dan kasih sayang yang kuat dari orang tuanya. Sarafino (2014) dalam kajiannya tentang faktor psikososial menegaskan bahwa dukungan emosional mampu meningkatkan daya tahan mental dan semangat individu, bahkan dalam keterbatasan. Anak yang merasa dicintai dan dihargai akan belajar bukan karena takut gagal, tetapi karena ingin membanggakan keluarganya.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga memiliki peran penting dalam membangun motivasi belajar siswa. Kehadiran orang tua, perhatian, serta dorongan moral terbukti lebih bermakna daripada sekadar pemberian fasilitas. Belajar yang menyenangkan dimulai dari rumah. Ketika keluarga hadir dengan dukungan penuh, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang gigih, percaya diri, dan cinta belajar.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”