Berangkat dari keprihatinan atas minimnya partisipasi pemuda, Naufal Abyan Arizona, seorang mahasiswa S1 Industri Perjalanan Wisata dari Universitas Udayana dan juga peserta KKN Kebangsaan XIII, berhasil menggagas “Workshop Pemandu Wisata dan Penyerahan Paket Wisata” pada Sabtu, 26 Juli 2025 yang bertemakan “Menggali Harta Karun di Salah Satu Peradaban Tertua, Kelurahan Leang Leang”. Bertempat di Area Bola Toana, Taman Arkeologi Leang Leang, kegiatan ini bertujuan membangkitkan kesadaran dan memberdayakan pemuda-pemudi setempat untuk menjadi motor penggerak pariwisata di salah satu situs peradaban terpenting di dunia.
Inisiatif ini lahir dari pengalaman pribadi Naufal saat pertama kali berkunjung ke Leang Leang dan merasa kebingungan tanpa adanya pemandu lokal. Tidak tinggal diam, ia melakukan pendekatan “ketuk pintu”, berdiskusi langsung dengan berbagai pihak untuk memetakan potensi dan tantangan.
Acara yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Camat Bantimurung ini sukses menghadirkan dua pemateri ahli. Salah satunya, Yusriana, S.S., M.A., Sekretaris Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin, memaparkan potensi unik yang bisa dikembangkan. “Ditemukan banyak kerang yang ujungnya pecah, mengartikan cara makan manusia purba dalam memakan kerang tersebut dipecah lalu dihisap. Cara makan itu masih eksis sampai saat ini dan bisa dijadikan sebuah daya tarik wisata kuliner purba,” jelas Yusriana.
Selain itu, Mastudi Laedda, Founder Yayasan Pariwisata JOKKA Kreatif Indonesia, menekankan pentingnya kompetensi pemandu. “Untuk menjadi seorang pemandu wisata, kita harus memiliki pengetahuan yang luas serta cara berkomunikasi yang benar agar tidak membosankan,” ujarnya saat sesi materi.
Antusiasme peserta dari Karang Taruna Kelurahan Leang Leang melahirkan beberapa gagasan konkret, seperti rencana mendaftarkan para pemuda sebagai pemandu wisata lokal resmi dan mengembangkan paket wisata tematik. Dukungan untuk acara ini juga datang dari PT. Pranata Kualita Semarang, Yayasan Pariwisata Jokka Kreatif Indonesia, dan Enggal Rasa, serta dukungan perizinan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Maros dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX.
Naufal Abyan Arizona, selaku penggagas, menutup sesi dengan pesan yang kuat untuk para pemuda. “Tidak semua desa punya kesempatan menjadi desa wisata, tapi Leang Leang memiliki potensi yang sangat besar. Semoga workshop ini menjadi titik awal bagi para pemuda untuk bersama-sama mengembangkan harta karun yang kita miliki,” tuturnya.
Sebagai puncak acara, Naufal secara simbolis menyerahkan draf paket wisata yang telah ia rancang kepada perwakilan Karang Taruna sebagai modal awal untuk segera diimplementasikan. Para pemuda dan tokoh masyarakat berharap kolaborasi semacam ini dapat terus berlanjut bahkan setelah masa KKN Naufal berakhir.