Bantul (MTsN 6 Bantul) – Suasana haru dan bahagia mewarnai kirab dalam rangka penyerahan kembali siswa kelas IX yang diselenggarakan oleh MTs Negeri 6 Bantul, Senin (2/6/2025). Acara kirab ini mengawali rangkaian kegiatan penyerahan kembali siswa kelas IX yang telah menyelesaikan masa belajar selama tiga tahun. Dengan mengusung tema budaya lokal, kirab berlangsung khidmat dengan iringan gamelan Jawa yang menambah haru suasana.
Kirab dimulai dari halaman depan madrasah, mengelilingi area sekitar, lalu berakhir di panggung utama tempat acara penyerahan kembali siswa kelas IX MTs N 6 Bantul dilangsungkan. Cucuk lampah kirab atau barisan paling depan kirab adalah para siswa “Centil Matsanaba” atau kelompok penari Matsanaba, pembawa bendera. Plh. Kepala MTsN 6 Bantul dan Kepala TU beserta para wakil kepala madrasah berada di barisan belakang penari. “Para siswa berjalan dengan tertib dan anggun mengenakan pakaian adat jawa. Semua siswa perempuan tampak mengenakan busana tradisional Jawa, berkebaya dengan beraneka ragam busana yang selaras dengan iringan musik gamelan gending Jawa Kebo Giro,” ujar Anni Muthmainah Waka Sapras MTsN 6 Bantul. Nuansa tradisional dan nilai budaya yang kental membuat acara terasa sakral namun tetap menyenangkan. Penampilan tersebut mendapat sambutan hangat dan haru dari para tamu undangan dan orang tua siswa yang hadir.
Plh, Kepala MTsN 6 Bantul Rina Harwatidalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas pencapaian para siswa. Ia mengungkapkan bahwa keberhasilan mereka bukan hanya milik pribadi, tapi juga buah kerja sama antara guru, orang tua, dan seluruh warga sekolah. “Kirab ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga simbol perjalanan dan perjuangan kalian dalam menuntut ilmu,” ujarnya dengan penuh haru.
Disamping itu, Kepala MTsN 6 Bantul yang mengikuti acara melalui live dari tanah suci juga memberikan sambutan melalui zoom. Meskipun tidak hadir secara langsung, ia tetap menyampaikan apresiasi kepada para siswa yang telah berhasil menyelesaikan masa belajarnya di MTs, serta mengingatkan pentingnya menjaga semangat belajar dan nilai-nilai karakter. “Anak-anakku sekalian, hari ini adalah momentum penting dalam hidup kalian. Teruslah melangkah dengan semangat, jujur, dan berakhlak mulia. Kami bangga atas pencapaian kalian dan berdoa semoga masa depan kalian cerah,” ujarnya dalam sambutan yang disiarkan secara langsung di layar utama tempat acara berlangsung. Sambutan tersebut juga direspons hangat oleh para guru dan orang tua yang ikut hadir, dengan beberapa di antaranya mengapresiasi upaya madrasah dalam tetap menjalin komunikasi dan keharmonisan meski dengan keterbatasan jarak.
Selain kirab, acara juga dimeriahkan dengan penampilan seni tari tradisional dan pembacaan puisi dari perwakilan siswa. Tidak sedikit siswa dan orang tua yang meneteskan air mata, mengingat momen ini menjadi penanda perpisahan dengan lingkungan madrasah yang telah menjadi rumah kedua mereka. Acara ditutup dengan doa. Semua yang hadir tampak larut dalam suasana, menyadari bahwa momen ini adalah tonggak penting dalam perjalanan pendidikan anak-anak. Kirab penyerahan kembali siswa kelas IX yang dikemas dalam balutan budaya Jawa ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi seluruh siswa kelas IX yang akan melangkah menuju jenjang pendidikan berikutnya. (ani)