GARUT – Pawai obor pada malam 1 Muharram merupakan tradisi yang dilakukan oleh umat Islam untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah. Tradisi ini biasanya diadakan dengan membawa obor atau lentera, serta melakukan arak-arakan atau prosesi lainnya.
Tak mau ketinggalan momen malam Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriyah bertepatan 26 Juni 2025 warga Perum Saung Sari Wates Desa Godog Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, pun ikut memeriahkannya.
Puluhan warga Perum Saung Sari Wates terdiri atas bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak mengikuti arak-arakan sambil memegang obor berbahan bambu, minyak tanah dan kain. Sesekali peserta pawai obor sambil melantunkan sholawat Nabi Muhammad SAW.
Tentunya perayaan Tahun Baru Hijriyah sendiri memiliki sejarah yang panjang. Kalender Hijriyah dibuat berdasarkan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi, ini menjadi titik awal penanggalan Hijriyah. Hijrah ini bukan hanya peristiwa penting dalam sejarah Islam, tetapi juga menandai perubahan besar dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam.
Penanggalan Islam mulai digunakan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, yang menjadikan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW sebagai titik awal perhitungan tahun Hijriyah. Oleh karena itu, tahun Hijriyah dihitung mulai dari tahun 622 Masehi, dan bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah.
Kobaran api yang di bawa peserta pawai obor tentunya punya makna spirit atau ghirah bagian dari perayaan ini, untuk menyimbolkan cahaya dan semangat baru dalam menyambut tahun baru Islam. Semoga awal penanggalan 1 Muharram 1447 Hijriyah ini menjadi tonggak Izzul Islam wal Muslimin dan Baldatun Tayyibatun wa Rabbul Ghafur. Aamiin