Lumajang, 9 Agustus 2025 – Dalam beberapa hari terakhir, Lumajang menjadi sorotan akibat serangkaian pencurian motor yang menimpa mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari dua perguruan tinggi ternama di Jawa Timur. Kejadian ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga menggugah kekhawatiran mendalam terkait keamanan mahasiswa di lapangan, sehingga memaksa universitas-universitas terkait mengambil keputusan tegas untuk menarik mahasiswanya.
Insiden pertama terjadi pada dini hari 6 Agustus 2025 di Balai Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso. Dua motor milik mahasiswa, satu dari Universitas Jember (Unej) dan satu lagi dari Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, diculik pencuri saat para mahasiswa tengah beristirahat di ruangan sebelah. Pelaku diduga menyelinap dengan memanjat jendela setelah usahanya membobol tembok dengan cara kimiawi gagal total. Parahnya, CCTV yang menjadi pengawas utama diketahui sudah nonaktif sejak April 2025, sehingga menyulitkan proses identifikasi pelaku.
Belum selesai sampai di sana, pada dini hari 8 Agustus, dua motor lain milik mahasiswa Unej kembali raib dari posko KKN yang berlokasi di rumah Kepala Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh. Pelaku dengan keberanian nekat membobol pagar yang terkunci rapat dan berhasil melarikan kendaraan berharga tersebut. Kejadian berulang ini mempertegas adanya ancaman nyata yang mengintai mahasiswa selama menjalankan program pengabdian.
Menyikapi situasi yang semakin genting, Universitas Jember dengan sigap memutuskan untuk mengevakuasi seluruh 1.070 mahasiswa yang tersebar di 102 desa dalam kabupaten Lumajang. Penarikan ini dilakukan jauh lebih awal daripada jadwal semula yang berakhir pada 20 Agustus 2025. Langkah ini dianggap langkah preventif penting demi menjaga keselamatan dan kenyamanan para mahasiswa yang selama ini sudah menghadapi berbagai tantangan adaptasi di daerah KKN.
Sementara itu, UIN KHAS Jember juga tak kalah serius dengan menarik mahasiswanya dari lokasi Desa Alun-alun di mana seorang mahasiswinya menjadi korban pencurian. Keputusan tersebut sekaligus menjadi sinyal keras terkait urgensi perlindungan bagi mahasiswa selama menunaikan tanggung jawab akademik dan sosial mereka.
Pihak kepolisian setempat menyatakan bakal terus mengintensifkan penyelidikan. Meskipun ketiadaan rekaman CCTV menjadi kendala, aparat menjanjikan pengumpulan bukti dan keterangan saksi akan digarap secara maksimal. Mereka juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kasus ini untuk segera melapor.
Kejadian ini menjadi peringatan keras akan pentingnya penguatan sistem keamanan di lokasi KKN. Mahasiswa yang tidak hanya bertugas belajar dan berkontribusi sosial, juga memerlukan perlindungan yang optimal. Keamanan bukan hanya persoalan fisik, tetapi juga menjadi landasan rasa nyaman yang memungkinkan mereka fokus berkontribusi tanpa rasa takut.
Dukungan sinergis antara universitas, aparat desa, dan aparat keamanan harus segera diwujudkan agar kasus serupa tidak terulang dan program KKN bisa berjalan baik sesuai tujuan mulianya. Lumajang sebagai daerah tujuan KKN harus kembali menjadi wilayah yang ramah, aman, dan kondusif bagi generasi muda dalam mengimplementasikan ilmu dan dedikasi sosialnya.
Dengan penguatan keamanan, diharapkan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat tetap berjalan lancar tanpa gangguan, memberikan manfaat maksimal bagi desa, sekaligus pengalaman berharga bagi mahasiswa sebagai agen perubahan masa depan.