Jakarta Selatan, 27 November 2025 — Suasana RPTRA Mawar, Cirendeu terasa begitu hangat dan penuh energi positif pada Kamis pagi itu. Ratusan ibu dari berbagai wilayah, mulai dari Tangerang Selatan hingga Parung, Bogor, berkumpul mengikuti kegiatan bertajuk “Ngobrol Santai: Keluarga Kuat Anak Hebat – Ibu Madrasah Pertama Bagi Anak.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) yang bekerja sama dengan Yayasan Sahabat Sekar Mekar (YSSM). Mengusung konsep edukatif dan inspiratif, acara ini dirancang untuk memperkuat peran keluarga — khususnya ibu — dalam membangun generasi anak yang sehat, berakhlak, dan cerdas di era modern.
Dibuka oleh Ibu Wagub DKI Jakarta, Dewi Indriati Rano Karno
Acara dibuka secara resmi oleh Ibu Dewi Indriati Rano Karno, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta sekaligus istri Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kolaborasi antara dunia kampus dan komunitas masyarakat seperti yang dilakukan UAI dan Yayasan Sahabat Sekar Mekar.
“Peran ibu tidak tergantikan. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Bila ibunya kuat, cerdas, dan bahagia, maka bangsa ini akan melahirkan generasi yang tangguh,” ujar Ibu Dewi disambut tepuk tangan meriah para peserta.
Turut hadir pula Ibu Diah Anwar, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Jakarta Selatan, yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Beliau berharap kegiatan serupa bisa terus berlanjut di berbagai wilayah agar semakin banyak keluarga yang teredukasi tentang pentingnya pengasuhan positif dan pendidikan berbasis nilai.
Sinergi Kampus dan Komunitas: Kolaborasi untuk Pemberdayaan Ibu
Program ini menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dan masyarakat dapat bersinergi untuk memberikan manfaat langsung. Di bawah bimbingan Dr. Faisal Sundani, Lc., M.Ed, para mahasiswa Magister Psikologi Pendidikan Islam Universitas Al-Azhar Indonesia turun langsung memberikan edukasi kepada masyarakat dengan pendekatan ringan dan interaktif.
Dr. Faisal dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi juga bentuk dakwah sosial dan kontribusi nyata UAI bagi bangsa.
“Kampus tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga insan yang peduli dan mampu mengubah lingkungan. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin mahasiswa belajar langsung bagaimana teori psikologi Islam diterapkan dalam kehidupan nyata,” jelasnya.
Beliau juga mengapresiasi Yayasan Sahabat Sekar Mekar yang selama ini aktif menginisiasi kegiatan edukatif bagi para ibu di tingkat komunitas, terutama dalam bidang parenting Islami dan kesehatan mental keluarga.
Sesi Ngobrol Santai: Ilmu yang Ringan, Tapi Mengena
Kegiatan ini dikemas dengan konsep “Ngobrol Santai”, agar suasana terasa akrab dan mudah dipahami oleh para peserta yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan penggerak PKK di lingkungannya masing-masing.
Lima pemateri dari mahasiswa Magister Psikologi Pendidikan Islam UAI bergantian menyampaikan materi yang relevan dengan kehidupan keluarga masa kini:
Delly Diana – Edukasi Seksualitas Anak Usia Dini
Delly menjelaskan pentingnya mengenalkan edukasi seksualitas sejak anak usia dini agar anak mampu menjaga tubuhnya dan memahami batasan dengan lawan jenis.“Jika anak tidak diajarkan sejak dini, mereka akan belajar dari sumber yang salah,” ujarnya.
Fadhlia Nur Aini – Numerasi Sederhana di Rumah
Fadhlia mengajak para ibu untuk mengajarkan konsep angka melalui kegiatan sehari-hari, seperti belanja, memasak, atau bermain bersama anak.“Numerasi bukan hanya soal berhitung, tapi melatih logika berpikir dan kemandirian anak,” jelasnya.
Andika Zakiy – Panduan Screen Time untuk Anak
Andika memaparkan tips mengatur waktu penggunaan gadget agar anak tidak kecanduan layar.“Anak tidak butuh dilarang, tapi dibimbing agar bijak menggunakan teknologi,” katanya.
Wuri Handayani – Adab dan Sopan Santun Sejak Dini
Wuri menekankan bahwa adab adalah pondasi utama dalam pendidikan anak.“Jangan hanya bangga punya anak pintar, tapi banggalah jika anak tahu cara menghormati orang tua,” ucapnya.
Imas Maslahul Islahiah – Islamic Butterfly Hug: Sehat Mental Ibu & Anak
Sesi terakhir ini menjadi puncak acara yang paling berkesan dan emosional.
Imas Maslahul Islahiah: Air Mata dan Kelegaan dari Metode “Islamic Butterfly Hug”
Ketika giliran Imas Maslahul Islahiah tampil di depan peserta, suasana yang semula riuh berubah menjadi hening dan haru. Dalam sesi berjudul “Islamic Butterfly Hug: Sehat Mental Ibu & Anak,” beliau mengajak para peserta memahami pentingnya kesehatan mental seorang ibu dalam proses pengasuhan.
Dengan lembut, beliau membimbing peserta untuk melakukan teknik Butterfly Hug — metode terapi emosional yang ia kembangkan melalui penelitian tesisnya di bidang Psikologi Pendidikan Islam. Teknik ini membantu seseorang menenangkan diri, mengelola emosi, dan menyalurkan stres secara positif melalui sentuhan dan doa.
“Ibu yang bahagia akan melahirkan anak yang tenang. Ibu yang luka, tanpa sadar akan menurunkan lukanya pada anak. Maka sembuhkan diri kita dulu, sebelum kita mendidik,” ucapnya dengan suara bergetar.
Kalimat itu seolah menyentuh hati para peserta. Tak sedikit yang meneteskan air mata saat mempraktikkan terapi sederhana namun penuh makna ini. Beberapa ibu bahkan saling berpelukan, merasakan kelegaan setelah lama memendam beban emosional.
Salah satu peserta, Ibu Dewi dari Pondok Aren, mengaku sangat tersentuh.
“Saya baru sadar kalau saya sering marah karena saya sendiri lelah dan tidak tenang. Setelah ikut sesi ini, rasanya plong sekali. Terima kasih UAI dan Yayasan Sekar Mekar dah bikin kegiatan bagus ini,” ujarnya.
Momen ini menjadi bukti nyata bahwa kegiatan edukatif seperti ini tidak hanya menyentuh pikiran, tetapi juga menyentuh hati dan jiwa para ibu.
Keluarga Kuat Dimulai dari Ibu yang Bahagia
Dalam sesi refleksi, Imas menegaskan bahwa peran ibu sebagai madrasah pertama bukan hanya soal mengajarkan ilmu, tapi juga soal menghadirkan ketenangan dan cinta di rumah.
Menurutnya, pendidikan anak akan berjalan efektif bila ibu memiliki kesehatan mental yang baik, karena anak belajar dari emosi yang ditunjukkan orang tuanya.
“Anak meniru bukan dari nasihat, tapi dari ekspresi dan energi ibunya. Jika ibunya penuh cinta dan tenang, anak pun tumbuh percaya diri,” kata Imas.
Pesan ini menjadi pengingat bagi semua peserta untuk lebih memelihara keseimbangan antara tanggung jawab keluarga dan perawatan diri. Parenting Islami bukan hanya tentang aturan, tapi juga tentang membangun rumah tangga dengan kasih sayang dan kesadaran spiritual.
Antusiasme dan Kehangatan Para Peserta
Sepanjang acara, para peserta tampak antusias. Mereka aktif bertanya, berdiskusi, bahkan berbagi pengalaman pribadi tentang tantangan mendidik anak di tengah arus teknologi dan gaya hidup modern.
Panitia memberikan doorprize dan hadiah menarik bagi peserta yang aktif, menambah semangat suasana. Tak sedikit peserta yang berharap kegiatan seperti ini bisa diadakan secara rutin.
“Kami senang sekali. Ilmunya bermanfaat, suasananya juga hangat. Terima kasih untuk UAI dan Yayasan Sahabat Sekar Mekar,” ujar Ibu Nurhayati, peserta dari Ciputat.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan foto bersama seluruh peserta, panitia, serta para narasumber. Wajah-wajah bahagia tampak di akhir acara, menandakan keberhasilan program ini dalam meninggalkan kesan mendalam.
Dampak Nyata: Ilmu, Inspirasi, dan Kedekatan Emosional
Program Pengabdian Masyarakat ini bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga pembinaan jiwa. Setiap sesi membawa pesan bahwa keluarga adalah pondasi bangsa. Jika keluarganya kuat, anak-anaknya akan tumbuh menjadi pribadi hebat, berakhlak, dan berdaya.
Dr. Faisal Sundani menutup acara dengan pesan reflektif:
“Apa yang kita tanam hari ini akan berbuah pada masa depan bangsa. Menguatkan ibu berarti menguatkan generasi. Dan di situlah letak pengabdian sejati.”
Melalui kegiatan ini, Universitas Al-Azhar Indonesia menunjukkan komitmennya untuk terus menghadirkan pendidikan Islam yang aplikatif dan menyentuh masyarakat langsung. Sementara Yayasan Sahabat Sekar Mekar semakin menegaskan perannya sebagai ruang belajar dan pemberdayaan bagi perempuan dan keluarga di akar rumput.
Penutup: Ibu Kuat, Anak Hebat, Bangsa Bermartabat
Kegiatan “Keluarga Kuat Anak Hebat: Ibu Madrasah Pertama Bagi Anak” di RPTRA Mawar Cirendeu bukan sekadar acara, tetapi cermin nyata bahwa pemberdayaan perempuan dan pendidikan keluarga adalah investasi masa depan bangsa.
Dari materi edukatif, terapi emosional, hingga kebersamaan yang hangat, semua peserta pulang membawa semangat baru untuk menjadi ibu yang lebih tangguh, bahagia, dan penuh cinta.
Dan sebagaimana disampaikan oleh Ibu Imas Maslahul Islahiah di akhir sesi,
“Perubahan besar dimulai dari pelukan seorang ibu. Maka dekaplah anak-anak dengan cinta, bukan dengan kemarahan. Karena di tangan ibu yang tenang, akan lahir generasi yang kuat.”
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































