Jakarta – Presiden Partai Buruh menyikapi penangkapan Ketua Umum Konferensi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Ilhamsyah, saat melakukan unjuk rasa meski kemudian dilepas.
Menurutnya, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Martuasah H Tobing over acting dalam melaksanakan pengamanan penyampaian pendapat di muka umum
“Sempat ditangkap pihak bertugas saat mengikuti aksi unjuk rasa di depan Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu pagi. Namun, Ilhamsyah langsung dilepas kepolisian,” jelasnya dalam pernyataan Minggu (20/4/2025).
Boing –panggilan Ilhamsayah– dan sejumlah orang dari KPBI bersama dengan Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI), melakukan long march.
Aksi jalan serempak ini mereka lakukan, berangkat dari Sekretariat FBTPI, di Jl. Jampea Raya Lorong 20, Tanjung Priok, menuju Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok.
“Mereka menyuarakan persoalan kemacetan parah yang selama ini menghambat kerja dan kehidupan buruh pelabuhan,” tambah Said.
Video penangkapan Boing, yang juga Wakil Presiden Bidang Ideologi Partai Buruh, sempat terekam dan tersebar di media sosial X.
“Bung Boing sudah dilepas, bang. Kapolres Tanjung Priok terlalu overacting dalam menangani perburuhan. Padahal Kapolres di daerah lainnya lebih persuasif. Kami akan lapor ke pak kapolri,” tegasnya.
Said Iqbal juga menjelaskan kalau penangkapan dilakukan Polda Metro Jaya atas perintah Kapolres Tanjung Priok. Dia menambahkan, Boing langsung dibebaskan karena tidak terbukti melakukan pelanggaran hukum apapun.
Merujuk informasi dari akun resmi KPBI, @persatuanburuh, penangkapan Boing dilakukan secara sewenang-wenang dan disertai tindakan represif oleh aparat kepolisian.
Dalam penjelasannya disebutkan kalau FBTPI belum sempat menyampaikan aspirasi, tetapi massa aksi sudah dihadang aparat kepolisian dan orang tak dikenal. Mobil komando diintimidasi dan supir mendapat ancaman saat Boing ditangkap secara paksa.
“Penangkapan terhadap Boing bukanlah insiden biasa. Ini adalah serangan langsung terhadap kebebasan berserikat, kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, dan terhadap gerakan buruh itu sendiri. Ini adalah wajah nyata dari negara yang anti-demokrasi, yang merasa terancam oleh kekuatan rakyat pekerja yang tengah membangun organisasi dan kekuatan politiknya secara independen,” tulis informasi di akun tersebut.