Pada 26 Mei 2025, mahasiswa program studi Pendidikan Fisika melakukan kunjungan ilmiah ke Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, yang dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kunjungan ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia riset, khususnya di bidang fisika nuklir dan aplikasinya dalam kehidupan masyarakat.
Kawasan BRIN Serpong, yang berdiri di atas lahan seluas 475 hektare sejak tahun 1976, menjadi pusat riset strategis di bidang keteknikan dan kenukliran. KST B.J. Habibie adalah salah satu dari empat kawasan sains dan teknologi terbesar di Indonesia, bersama dengan KST Soekarno di Cibinong (fokus pada riset hayati), KST Bandung, dan KST Pasar Jumat yang terkenal dengan pengembangan radiofarmaka.
Salah satu bagian menarik dari kunjungan ini adalah saat peserta diajak mengunjungi laboratorium nuklir. Mahasiswa mendapat penjelasan langsung tentang prinsip kerja reaktor nuklir, terutama reaktor riset yang ada di BRIN.
Reaktor ini bekerja dengan reaksi fisi yang menghasilkan populasi neutron. Dalam reaktor daya, panas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Namun pada reaktor riset seperti di BRIN, panas tersebut tidak dimanfaatkan secara komersial, melainkan digunakan untuk kepentingan penelitian, produksi radioisotop, pengujian bahan nuklir, serta pelatihan.
Dijelaskan pula bahwa reaktor riset seperti GA Siwabessy tidak hanya menjadi tulang punggung riset nuklir nasional, tetapi juga mendukung pemanfaatan nuklir secara aman, misalnya untuk sterilisasi alat medis, penandaan molekul dalam dunia kesehatan, serta pengawetan bahan pangan.
Mahasiswa juga belajar tentang pengelolaan limbah radioaktif, khususnya limbah cair yang bersifat radioaktif rendah. Limbah ini ditampung dalam tangki khusus dan disimpan di kawasan yang terproteksi sampai aktivitas radioaktifnya turun ke tingkat aman. Bahkan, di beberapa lokasi, limbah tersebut dimanfaatkan untuk keperluan uji coba seperti penahan ombak dan kekuatan struktur bangunan.
Peserta kunjungan juga diberi pemahaman mengenai struktur bahan bakar dalam reaktor. Dalam satu unit bahan bakar terdapat:
48 batang bahan bakar
8 batang sisipan berisi boron karbida (B₄C) sebagai penyerap neutron
40 batang bahan bakar murni
Selain itu, terdapat berilium yang digunakan sebagai reflektor neutron untuk meningkatkan efisiensi reaksi fisi. Uranium sebagai bahan bakar utama diletakkan di bagian bawah agar tidak langsung terkena pantulan dari boron, demi menjaga kestabilan reaksi.