Dahulu kala, di pedalaman Papua yang hijau dan lebat, hiduplah seorang pemuda bernama Aruma. Ia dikenal sebagai pemburu terbaik di desanya, namun hatinya sering kali diliputi rasa penasaran yang tak terpuaskan. Aruma selalu terpesona oleh cerita-cerita para tetua tentang tempat-tempat misterius yang tersembunyi di balik hutan belantara. Salah satu cerita yang paling menarik perhatiannya adalah tentang sebuah danau suci yang konon dijaga oleh roh alam dan memiliki air yang bisa menyembuhkan.
Suatu hari, wabah penyakit misterius melanda desa Aruma. Banyak penduduk jatuh sakit, dan obat-obatan tradisional tidak mempan. Aruma teringat akan legenda danau suci. Ia memutuskan untuk mencari danau tersebut, berharap airnya dapat menyembuhkan penduduk desa. Dengan bekal seadanya dan parang andalannya, Aruma memulai perjalanan ke dalam hutan yang belum pernah ia jelajahi.
Perjalanan itu sangat berat. Aruma harus menembus hutan yang begitu lebat, melintasi sungai yang deras, dan mendaki bukit-bukit terjal. Setiap langkahnya dipenuhi tantangan. Hutan seolah-olah hidup, dengan suara-suara aneh dan bayangan yang bergerak di antara pepohonan. Namun, Aruma tidak menyerah. Tekadnya kuat untuk menolong desanya.
Setelah berhari-hari berjalan, Aruma tiba di sebuah tebing tinggi. Dari atas tebing, ia melihat pemandangan yang menakjubkan. Di bawahnya terbentang sebuah danau yang airnya sangat jernih dan berwarna biru kehijauan, memancarkan cahaya lembut di bawah sinar matahari. Di sekeliling danau, tumbuh pepohonan dan bunga-bunga yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Danau itu tampak begitu damai dan penuh energi.
Saat Aruma turun ke tepi danau, seorang nenek tua tiba-tiba muncul di hadapannya. Nenek itu mengenakan pakaian dari kulit kayu dan kalung dari biji-bijian hutan. Wajahnya ramah, namun matanya memancarkan kebijaksanaan yang mendalam.
“Selamat datang, Aruma, sang pencari,” sapa nenek itu dengan suara lembut. “Aku tahu mengapa kau datang kemari.”
Aruma menceritakan tujuannya. Nenek itu mendengarkan dengan penuh perhatian. Setelah Aruma selesai bicara, nenek itu tersenyum.
“Danau ini adalah jantung dari hutan ini. Airnya memang punya kekuatan, tapi kekuatannya hanya akan bekerja untuk hati yang tulus,” jelas nenek itu. “Kau datang dengan hati yang murni untuk menolong sesama, bukan untuk dirimu sendiri. Ambillah air ini, bawalah ke desamu, dan percayalah pada kekuatan alam.”
Nenek itu kemudian memberikan sebuah labu yang terbuat dari buah-buahan hutan kepada Aruma. Labu itu terisi penuh dengan air danau yang berkilauan. Aruma berterima kasih dan segera kembali ke desanya.
Dengan bantuan air dari danau suci, penduduk desa Aruma perlahan-lahan sembuh. Wabah penyakit pun hilang. Mereka semua bersyukur atas keberanian dan ketulusan Aruma. Sejak saat itu, Aruma menjadi pemimpin yang dihormati dan diingat sebagai pahlawan yang menyelamatkan desa.
Legenda ini mengajarkan kita bahwa Papua bukan hanya menyimpan kekayaan alam berupa emas dan hutan, tetapi juga menyimpan misteri dan kekuatan alam yang hanya akan terbuka bagi mereka yang memiliki hati yang tulus dan menghormati alam. Danau itu kini dikenal sebagai Danau Cinta, sebuah pengingat akan pengorbanan dan ketulusan Aruma.